Publik Arab Saudi Serukan Quebec Merdeka dari Kanada

Minggu, 12 Agustus 2018 - 04:28 WIB
Publik Arab Saudi Serukan Quebec Merdeka dari Kanada
Publik Arab Saudi Serukan Quebec Merdeka dari Kanada
A A A
RIYADH - Perseteruan diplomatik antara Arab Saudi dan Kanada belum mereda. Kini, publik Saudi melemparkan isu kemerdekaan Quebec dari Kanada yang meramaikan perselisihan.

Seruan itu bermunculan dari warga Saudi di Twitter. Mereka ramai-ramai me-mention akun Twitter Kedutaan Besar Kanada, @CanEmbSA.

Para warga Saudi pengguna Twitter merespons keras sebuah tweet dari akun kedutaan Kanada tertanggal 5 Agustus yang menyuarakan keprihatinan atas pemenjaraan para aktivis perempuan.

"Kanada sangat prihatin dengan tambahan penangkapan aktivis masyarakat sipil dan aktivis hak-hak perempuan di Arab Saudi, termasuk #Samar_badawi. Kami mendesak otoritas Saudi untuk segera membebaskan mereka dan semua aktivis damai lainnya di bidang hak asasi manusia," bunyi tweet kedutaan Kanada.

"Di Arab Saudi kami merasa khawatir tentang Kanada melakukan genosida budaya terhadap penduduk asli. Kami juga mendukung hak Quebec untuk menjadi bangsa yang merdeka," tulis warga Saudi pengguna akun Twitter @Kafalsaud78.

"Arab Saudi dapat dengan mudah mendukung referendum kemerdekaan Quebec tahun 1995 melalui pendanaan kampanye media dan serangan terhadap pemerintah Kanada untuk mengamankan kemenangan Quebec tetapi kita tidak mencampuri urusan domestik negara-negara lain, jelas, tidak seperti Kanada," tulis warga Saudi lain, melalui akun @999saudsalman.

"Di Arab Saudi kami sangat khawatir dan prihatin tentang Anglophones untuk orang-orang pencari kemerdekaan Quebec. Mereka harus menjadi bangsa yang merdeka segera," tulis pengguna akun Twitter @nALJEBREEN.

Pengguna akun @makntuosh berkomentar; "Kami mendukung kemerdekaan Quebec @CanEmbSA."

Kecaman Ottawa atas tindakan Riyadh memenjarakan para aktivis perempuan telah dianggap Saudi sebagai bentuk ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Pemerintah Kerajaan yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini telah mengusir Duta Besar Kanada Dennis Horak dari Riyadh.

Riyadh juga telah membekukan semua transaksi perdagangan dan investasi baru di Kanada. Tak hanya itu, Riyadh mencabut beasiswa ribuan pelajar yang belajar di Kanada dan "menarik" warga Saudi yang dirawat di rumah sakit Kanada.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan bahwa Ottawa tidak ingin memiliki hubungan yang buruk dengan Riyadh. Namun, seruan terhadap pembelaan HAM akan terus disuarakan.

"Kanada akan selalu berbicara dengan kuat dan jelas secara pribadi dan di depan umum mengenai masalah hak asasi manusia," katanya.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Kanada John Byrd menyatakan keprihatinannya atas memburuknya hubungan kedua negara. Menurutnya, Kanada selalu menjadi teman dan sekutu kerajaan.

Dalam wawancara dengan saluran berita Al Arabiya, Byrd mengatakan bahwa pemerintah saat ini di Kanada mengadopsi kebijakan yang telah mencapai tingkat ketegangan karena berdiplomasi via Twitter.

Dia mengatakan bahwa ada kepentingan bersama di antara Saudi dan Kanada. Menurutnya, kedua pihak memiliki kepentingan besar dalam pertempuran melawan ekspansi Iran di Timur Tengah, Ikhwanul Muslimin, dan ISIS.

Dia menekankan bahwa Kanada seharusnya tidak mengambil posisi melawan sekutu dan teman. Dia merasa bahwa perbedaan pandangan harus dibicarakan antara pemimpin atau menteri luar negeri, bukan melalui pengiriman tweet.

Mantan pejabat itu menekankan perlunya pembicaraan langsung melalui kunjungan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau ke Riyadh untuk bertemu dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4391 seconds (0.1#10.140)