Drone yang Hendak Membunuh Presiden Maduro Ditembak Jatuh

Minggu, 05 Agustus 2018 - 08:35 WIB
Drone yang Hendak Membunuh Presiden Maduro Ditembak Jatuh
Drone yang Hendak Membunuh Presiden Maduro Ditembak Jatuh
A A A
CARACAS - Pasukan Venezuela menembak jatuh pesawat nirawak atau drone yang menyerang lokasi pidato Presiden Nicolas Maduro di acara militer. Serangan pesawat nirawak itu dilaporkan untuk membunuh pemimpin sosialis tersebut.

Serangan itu membuat pidato Maduro yang disiarkan langsung oleh televisi terhenti. Insiden ini terjadi hari Sabtu waktu Caracas atau Minggu (5/8/2018) WIB.

Upaya pembunuhan terhadap presiden penerus Hugo Chavez itu gagal. Dia bahkan tidak terluka.Baca Juga: Presiden Venezuela Nicolas Maduro Selamat dari Upaya Pembunuhan
Serangan itu juga mengacaukan parade militer. Sebuah rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan Maduro menyampaikan pidatonya, namun orang-orang di sekitarnya tiba-tiba mendongak ketika para pasukan militer bergegas meninggalkan lokasi pidato.

Menurut penyiar NTN24, upaya pembunuhan terhadap Maduro diduga dilakukan dengan menggunakan pesawat tak berawak yang diisi dengan bahan peledak C-4. Namun, drone yang ditembak jatuh diketahui tidak membawa bahan peledak seperti yang dilaporkan.

"Ya, pembunuhan itu mungkin sedang terjadi, tetapi ternyata tidak berhasil," kata seorang sumber pemerintah di Caracas kepada Sputnik News.

Kantor berita Reuters melaporkan, Maduro tak terluka, namun dia dievakuasi dari lokasi parade militer. Ada tujuh tujuh tentara Garda Nasional terluka dalam insiden tersebut.

Kementerian Informasi Venezuela mengatakan, ada beberapa drone yang menyerang lokasi pidato Maduro. Ada beberapa drone yang gagal mencapai target dan menabrak di kompleks perumahan di pusat Caracas, sehingga menyebabkan kebakaran dan gumpalan asap yang besar.

Presiden bank negara Venezuela, Miguel Perez Abad, mengatakan pemimpin Venezuela dalam kondisi baik. "Segera, pemerintah nasional kami akan menginformasikan tentang apa yang terjadi di jalan Bolivar. Presiden kami, Nicolas Maduro, yang juga komando politik dan militer tertinggi dari revolusi, merasa baik," tulis Perez Abad di Twitter.

Venezuela baru-baru ini mengalami krisis politik, sosial dan ekonomi yang parah. Banyak pihak menyalahkan salah kepemimpinan sebagai penyebab krisis. Negara itu dilanda protes massal selama berbulan-bulan sejak tahun lalu, yang awalnya merupakan tanggapan terhadap keputusan Mahkamah Agung untuk membatasi kekuatan parlemen.

Protes di Venezuela semakin menjadi-jadi setelah kekuasaan Maduro semakin kuat dengan terbentuknya Majelis Konstituen. Majelis itu dibuat dengan tujuan agar Maduro bisa menulis ulang konstitusi negara.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3332 seconds (0.1#10.140)