Eks PM Australia Ungkap Sosok yang Jatuhkan Malaysia Airlines MH370, Sebut Pembunuhan-Bunuh Diri
loading...
A
A
A
SYDNEY - Mantan Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengungkap sosok yang sengaja menjatuhkan Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370). Menurutnya, sosok itu tak lain adalah kapten pilot Zaharie Ahmad Shah.
Malaysia Airlines MH370 lenyap misterius bersama 239 orang di dalamnya saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China, pada 8 Maret 2014.
Abbott mengatakan dia sebenarnya sudah mengungkap hal itu sekitar satu minggu setelah hilangnya pesawat MH370. Dia blakblakan bahwa 238 penumpang dan awak pesawat telah menjadi korban rencana pembunuhan-bunuh diri.
Penerbangan yang membawa penumpang dari 14 negara berbeda, termasuk Indonesia, tidak pernah sampai ke Beijing.
Teori yang dikemukakan para pakar dalam film dokumenter Sky News "MH370: 10 Years On" menunjukkan hilangnya Boeing 777 itu bukanlah kecelakaan tragis, melainkan penjatuhan yang disengaja dan diatur oleh pilotnya sendiri; Kapten Zaharie Ahmad Shah.
Dalam waktu 40 menit dari penerbangan rutin yang seharusnya, MH370 menyeberang dari Malaysia ke wilayah udara Vietnam.
Pada saat itulah pesawat penumpang hilang dari radar sipil dan kata-kata terakhir Kapten Zaharie yang kini terkenal terdengar: “Good night, Malaysia 370.”
Radar militer kemudian menunjukkan bahwa pesawat tersebut tidak menghilang di Laut China Selatan seperti yang diperkirakan sebelumnya, melainkan berbelok tajam ke kiri melintasi Semenanjung Malaysia dan berbelok ke kanan menuju Selat Malaka, sambil melewati perbatasan internasional.
Abbott mengatakan jelas baginya bahwa seseorang telah bertanggung jawab atas pesawat itu dan hilangnya pesawat penumpang tersebut bukanlah sebuah kecelakaan.
“Pesawat tidak melakukan hal seperti yang dilakukan pesawat itu, kecuali ada orang yang mengendalikannya,” katanya, yang dilansir news.com.au, Kamis (22/2/2024).
Abbott mengatakan dalam waktu kira-kira satu minggu menjadi jelas bahwa hilangnya pesawat tersebut adalah ulah pilot Malaysia Airlines.
“Pemahaman saya yang sangat jelas dari para petinggi pemerintahan Malaysia adalah bahwa sejak awal, mereka mengira ini adalah pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh pilot,” katanya.
“Saya tidak akan mengatakan siapa mengatakan apa kepada siapa tetapi izinkan saya menegaskan kembali—saya ingin memperjelasnya—hal ini dipahami di tingkat tertinggi, bahwa ini hampir pasti merupakan pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh pilot, pembunuhan massal-bunuh diri oleh pilotnya," papar Abbott.
Pada saat itu, Mantan Kepala Pertahanan Sir Angus Houston didatangkan untuk membantu mengoordinasikan pencarian pesawat MH370 di perairan di bawah perbatasan Australia Barat.
Namun Sir Houston mengatakan baik Perdana Menteri Malaysia Najib Razak maupun Tony Abbott tidak mengungkapkan keyakinan mereka bahwa hilangnya pesawat tersebut adalah akibat dari rencana pembunuhan massal-bunuh diri.
Pada tahun 2020, Jeanette Maguire, saudara perempuan penumpang hilang Cathy Lawton, mengatakan kepada pembawa acara Peter Stefanovic bahwa dia tidak dapat menyalahkan pilot tersebut, meskipun banyak teori yang menunjukkan bahwa dia bersalah.
“Saya tidak bisa menyalahkan sampai saya mengetahui kebenarannya,” katanya.
“Meskipun banyak bukti yang mendukung teori bahwa itu adalah pilotnya, saya tidak dapat melakukannya," ujarnya.
Hampir sepuluh tahun kemudian, Maguire mengatakan dia masih memegang prinsip yang sama.
“Saya tetap tidak bisa menyalahkan seseorang kecuali saya punya buktinya. Itu tidak ada dalam DNA saya,” katanya.
“Hanya dengan mengetahui apa yang telah kita lalui, keluarganya akan mengalami hal yang sama, dan terlebih lagi, mereka harus hidup dengan rasa bersalah," imbuh dia.
Malaysia Airlines MH370 lenyap misterius bersama 239 orang di dalamnya saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China, pada 8 Maret 2014.
Abbott mengatakan dia sebenarnya sudah mengungkap hal itu sekitar satu minggu setelah hilangnya pesawat MH370. Dia blakblakan bahwa 238 penumpang dan awak pesawat telah menjadi korban rencana pembunuhan-bunuh diri.
Penerbangan yang membawa penumpang dari 14 negara berbeda, termasuk Indonesia, tidak pernah sampai ke Beijing.
Teori yang dikemukakan para pakar dalam film dokumenter Sky News "MH370: 10 Years On" menunjukkan hilangnya Boeing 777 itu bukanlah kecelakaan tragis, melainkan penjatuhan yang disengaja dan diatur oleh pilotnya sendiri; Kapten Zaharie Ahmad Shah.
Dalam waktu 40 menit dari penerbangan rutin yang seharusnya, MH370 menyeberang dari Malaysia ke wilayah udara Vietnam.
Pada saat itulah pesawat penumpang hilang dari radar sipil dan kata-kata terakhir Kapten Zaharie yang kini terkenal terdengar: “Good night, Malaysia 370.”
Radar militer kemudian menunjukkan bahwa pesawat tersebut tidak menghilang di Laut China Selatan seperti yang diperkirakan sebelumnya, melainkan berbelok tajam ke kiri melintasi Semenanjung Malaysia dan berbelok ke kanan menuju Selat Malaka, sambil melewati perbatasan internasional.
Abbott mengatakan jelas baginya bahwa seseorang telah bertanggung jawab atas pesawat itu dan hilangnya pesawat penumpang tersebut bukanlah sebuah kecelakaan.
“Pesawat tidak melakukan hal seperti yang dilakukan pesawat itu, kecuali ada orang yang mengendalikannya,” katanya, yang dilansir news.com.au, Kamis (22/2/2024).
Abbott mengatakan dalam waktu kira-kira satu minggu menjadi jelas bahwa hilangnya pesawat tersebut adalah ulah pilot Malaysia Airlines.
“Pemahaman saya yang sangat jelas dari para petinggi pemerintahan Malaysia adalah bahwa sejak awal, mereka mengira ini adalah pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh pilot,” katanya.
“Saya tidak akan mengatakan siapa mengatakan apa kepada siapa tetapi izinkan saya menegaskan kembali—saya ingin memperjelasnya—hal ini dipahami di tingkat tertinggi, bahwa ini hampir pasti merupakan pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh pilot, pembunuhan massal-bunuh diri oleh pilotnya," papar Abbott.
Pada saat itu, Mantan Kepala Pertahanan Sir Angus Houston didatangkan untuk membantu mengoordinasikan pencarian pesawat MH370 di perairan di bawah perbatasan Australia Barat.
Namun Sir Houston mengatakan baik Perdana Menteri Malaysia Najib Razak maupun Tony Abbott tidak mengungkapkan keyakinan mereka bahwa hilangnya pesawat tersebut adalah akibat dari rencana pembunuhan massal-bunuh diri.
Pada tahun 2020, Jeanette Maguire, saudara perempuan penumpang hilang Cathy Lawton, mengatakan kepada pembawa acara Peter Stefanovic bahwa dia tidak dapat menyalahkan pilot tersebut, meskipun banyak teori yang menunjukkan bahwa dia bersalah.
“Saya tidak bisa menyalahkan sampai saya mengetahui kebenarannya,” katanya.
“Meskipun banyak bukti yang mendukung teori bahwa itu adalah pilotnya, saya tidak dapat melakukannya," ujarnya.
Hampir sepuluh tahun kemudian, Maguire mengatakan dia masih memegang prinsip yang sama.
“Saya tetap tidak bisa menyalahkan seseorang kecuali saya punya buktinya. Itu tidak ada dalam DNA saya,” katanya.
“Hanya dengan mengetahui apa yang telah kita lalui, keluarganya akan mengalami hal yang sama, dan terlebih lagi, mereka harus hidup dengan rasa bersalah," imbuh dia.
(mas)