Misteri Malaysia Airlines MH370 Lenyap Bersama 239 Orang, Eks Pilot Duga Disengaja
loading...
A
A
A
SYDNEY - Sudah hampir 10 tahun Malaysia Airlines Penerbangan MH370 lenyap misterius bersama 239 orang di dalamnya.
Sekarang, mantan pilot Qantas Mike Glynn menjelaskan bagaimana tragedi itu kemungkinan disengaja.
Pesawat tersebut menghilang tanpa jejak di atas Laut China Selatan dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing pada 8 Maret 2014.
Dilaporkan bahwa pesawat tersebut hilang dari layar radar pengawasan sekitar 40 menit setelah penerbangan.
Satu minggu setelah pesawat dinyatakan hilang, Perdana Menteri Malaysia saat itu, Najib Razak, mengatakan ada "kepastian yang tinggi" bahwa komunikasi dengan kokpit MH370 sengaja dihentikan.
Selama bertahun-tahun, puluhan teori telah dibuat, termasuk bahwa penghilangan penerbangan tersebut merupakan bagian dari pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh kapten pilot Zaharie Ahmad Shah (53). Namun teori tersebut tidak pernah dikonfirmasi oleh pejabat Malaysia.
Kini, mantan pilot Qantas yang juga kapten pelatihan RAAF Mike Glynn, menjelaskan betapa sederhananya jika seseorang di kokpit mengubah nasib lebih dari 200 penumpang di dalam pesawat pada hari itu.
Dia mengatakan ada banyak kemungkinan seseorang di dalam kokpit dengan sengaja menyebabkan hilangnya pesawat tersebut.
"Orang tersebut dapat memastikan pintunya terkunci, sehingga tidak seorang pun dapat masuk. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh siapa pun," katanya.
Sekarang, mantan pilot Qantas Mike Glynn menjelaskan bagaimana tragedi itu kemungkinan disengaja.
Pesawat tersebut menghilang tanpa jejak di atas Laut China Selatan dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing pada 8 Maret 2014.
Dilaporkan bahwa pesawat tersebut hilang dari layar radar pengawasan sekitar 40 menit setelah penerbangan.
Satu minggu setelah pesawat dinyatakan hilang, Perdana Menteri Malaysia saat itu, Najib Razak, mengatakan ada "kepastian yang tinggi" bahwa komunikasi dengan kokpit MH370 sengaja dihentikan.
Selama bertahun-tahun, puluhan teori telah dibuat, termasuk bahwa penghilangan penerbangan tersebut merupakan bagian dari pembunuhan-bunuh diri yang dilakukan oleh kapten pilot Zaharie Ahmad Shah (53). Namun teori tersebut tidak pernah dikonfirmasi oleh pejabat Malaysia.
Kini, mantan pilot Qantas yang juga kapten pelatihan RAAF Mike Glynn, menjelaskan betapa sederhananya jika seseorang di kokpit mengubah nasib lebih dari 200 penumpang di dalam pesawat pada hari itu.
Dia mengatakan ada banyak kemungkinan seseorang di dalam kokpit dengan sengaja menyebabkan hilangnya pesawat tersebut.
"Orang tersebut dapat memastikan pintunya terkunci, sehingga tidak seorang pun dapat masuk. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh siapa pun," katanya.