Kisah Filipina Terancam Pecah Akibat Mantan Presiden Ikut Campur Urusan Anaknya yang Jadi Wapres

Jum'at, 16 Februari 2024 - 16:01 WIB
loading...
Kisah Filipina Terancam...
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden saat ini Ferdinand Marcos Jr. Foto/REUTERS
A A A
MANILA - Filipina tengah dihadapkan pada isu kurang sedap dalam pemerintahannya. Hal ini berkaitan dengan isu pecahnya koalisi antara keluarga Rodrigo Duterte dan Presiden Ferdinand Marcos.

Sebagai informasi, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memenangkan pemilu pada 2022 lalu. Waktu itu, dia memenangkan pemilihan bersama Sara Duterte yang diketahui sebagai anak dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Namun, saat ini koalisi dua keluarga politisi berpengaruh di Filipina itu menunjukkan keretakan. Situasi semakin memanas ketika Rodrigo Duterte sesumbar soal seruan kemerdekaan Mindanao dari Filipina.

Filipina Terancam Pecah Akibat Cawe-cawe Mantan Presiden


Mengutip laporan Reuters, Jumat (16/2/2024), ada beberapa faktor yang menjadikan koalisi keluarga Duterte dengan Marcos retak. Salah satunya berkaitan dengan perbedaan pendapat soal amandemen konstitusi.

Di satu sisi, Presiden Marcos Jr menginginkan penghapusan pembatasan konstitusional yang membatasi investasi asing.

Namun, Rodrigo Duterte menganggap Marcos memanfaatkan perubahan konstitusi untuk memperlama kekuasaannya.

Sebelum itu, Rodrigo Duterte juga meradang ketika Marcos Jr memangkas anggaran rahasia Wakil Presiden Sara Duterte. Padahal, di sisi lain dana diskresi Marcos Jr sama sekali tidak tersentuh.

Menanggapi ketegangan antara ‘bos’ dan ayahnya, Sara Duterte selaku Wakil Presiden Filipina sebenarnya sudah berusaha tetap netral.

Ia bahkan tetap menegaskan dukungannya untuk Marcos Jr sebagai Presiden Filipina di tengah serangan-serangan signifikan dari sang ayah untuk pemerintahan.

Salah satu puncak ketegangan antara kedua tokoh berpengaruh di Filipina tersebut terjadi setelah Rodrigo Duterte menyerukan kemerdekaan kampung halamannya, yakni Mindanao.

Menanggapi pernyataan tersebut, penasihat keamanan nasional Eduardo Ano mengatakan tidak akan tinggal diam ketika melihat upaya seseorang atau kelompok yang berniat memisahkan diri dari negara.



Lebih jauh, ia menyebut pemerintah tak akan ragu untuk menumpas segala upaya yang dapat memecah kesatuan negara.

Melihat ke belakang, kekerasan dan konflik memang sudah melanda Mindanao selama beberapa dekade terakhir.

Dalam hal ini, pemerintah sering berhadapan dengan kelompok pejuang yang berniat memisahkan diri seperti Front Pembebasan Islam Moro (MILF).

Lebih jauh, penasihat proses perdamaian pemerintah, Carlito Galvez Jr, meminta seluruh masyarakat Filipina agar menjauh dari segala seruan atau upaya yang dapat mengganggu stabilitas negara.

Selain itu, panglima angkatan bersenjata Filipina, Romeo Brawner, juga mengatakan kepada para anak buahnya agar tetap bersatu dan setia pada konstitusi.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)