Siapa Alejandro Mayorkas? Menteri Keamanan Dalam Negeri AS yang Dimakzulkan DPR
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Joe Biden sangat percaya dengan Alejandro Mayorkas yang diberi wewenang sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri AS. Mayorkas yang memiliki akar migran Hispanik justru dimakzulkan oleh DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik.
Foto/Reuters
Mayorkas telah mencapai beberapa pencapaian bersejarah. Pada tahun 1998, dia menjadi pengacara AS termuda. Dia adalah orang Amerika keturunan Kuba dengan peringkat tertinggi di bawah Obama.
Dan dia membantu menegosiasikan nota kesepahaman keamanan dalam negeri pertama antara AS dan Kuba, tempat dia dilahirkan.
Foto/Reuters
“Ketika saya masih sangat muda, Amerika Serikat memberi saya dan keluarga tempat perlindungan,” katanya.
“Sekarang, saya telah dinominasikan untuk menjadi Menteri DHS dan mengawasi perlindungan seluruh warga Amerika dan mereka yang melarikan diri dari penganiayaan demi mencari kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka cintai.”
Foto/Reuters
Mayorkas, yang ibunya adalah penyintas Holocaust, datang ke Amerika Serikat pada tahun 1960 ketika orang tuanya melarikan diri dari Revolusi Kuba. Keluarga itu menetap di California Selatan. Ia lulus dari University of California di Berkeley dan menerima gelar sarjana hukum dari Loyola Law School.
“Merupakan suatu kehormatan untuk dicalonkan dan dipercaya oleh Presiden terpilih untuk menjabat,” ujarnya dalam tweet lanjutan. “Memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri bukanlah tugas yang mudah, namun saya akan berusaha memulihkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga kita, dan melindungi keamanan kita di sini, di dalam negeri.”
Foto/Reuters
Mayorkas menjalankan badan kewarganegaraan di DHS dari tahun 2008 hingga 2013, mengembangkan program untuk melindungi orang-orang yang dibawa ke AS secara ilegal saat masih di bawah umur dari deportasi, sebuah program yang ingin diakhiri oleh Trump.
Setelah itu, sebagai orang kedua di DHS hingga tahun 2016, ia memimpin respons DHS terhadap wabah Zika dan Ebola.
Foto/Reuters
Siapa Alejandro Mayorkas? Menteri Keamanan Dalam Negeri AS yang Dimakzulkan DPR
1. Pernah Menjadi Pengacara Termuda dalam Sejarah AS
Foto/Reuters
Mayorkas telah mencapai beberapa pencapaian bersejarah. Pada tahun 1998, dia menjadi pengacara AS termuda. Dia adalah orang Amerika keturunan Kuba dengan peringkat tertinggi di bawah Obama.
Dan dia membantu menegosiasikan nota kesepahaman keamanan dalam negeri pertama antara AS dan Kuba, tempat dia dilahirkan.
2. Sangat Berterima Kasih kepada AS
Foto/Reuters
“Ketika saya masih sangat muda, Amerika Serikat memberi saya dan keluarga tempat perlindungan,” katanya.
“Sekarang, saya telah dinominasikan untuk menjadi Menteri DHS dan mengawasi perlindungan seluruh warga Amerika dan mereka yang melarikan diri dari penganiayaan demi mencari kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka cintai.”
3. Ibunya Adalah Penyintas Holocaust
Foto/Reuters
Mayorkas, yang ibunya adalah penyintas Holocaust, datang ke Amerika Serikat pada tahun 1960 ketika orang tuanya melarikan diri dari Revolusi Kuba. Keluarga itu menetap di California Selatan. Ia lulus dari University of California di Berkeley dan menerima gelar sarjana hukum dari Loyola Law School.
“Merupakan suatu kehormatan untuk dicalonkan dan dipercaya oleh Presiden terpilih untuk menjabat,” ujarnya dalam tweet lanjutan. “Memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri bukanlah tugas yang mudah, namun saya akan berusaha memulihkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga kita, dan melindungi keamanan kita di sini, di dalam negeri.”
4. Ingin Selalu Melindungi Anak yang Dibawa Orang yang Pergi ke AS secara Ilegal
Foto/Reuters
Mayorkas menjalankan badan kewarganegaraan di DHS dari tahun 2008 hingga 2013, mengembangkan program untuk melindungi orang-orang yang dibawa ke AS secara ilegal saat masih di bawah umur dari deportasi, sebuah program yang ingin diakhiri oleh Trump.
Setelah itu, sebagai orang kedua di DHS hingga tahun 2016, ia memimpin respons DHS terhadap wabah Zika dan Ebola.
5. Memiliki Pengalaman dalam Kejahatan Transnasional
Foto/Reuters