Drone Pembunuh Buatan India akan Dipakai Israel di Gaza
loading...
A
A
A
ICJ mengeluarkan keputusan awal pada tanggal 26 Januari, menegaskan risiko yang “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza, dan India masih menolak mendukung penyelidikan tersebut.
Penulis dan aktivis India terkemuka, Achin Vanaik, mengatakan kepada MEE bahwa posisi India seharusnya tidak mengejutkan.
“Saat ini, tanggapan resmi India terhadap keputusan sementara ICJ terbaru adalah pemerintah India telah mencatat keputusan tersebut, sementara India menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap tuduhan Israel bahwa ada anggota Hamas di Unrwa yang diberhentikan sebelum dilakukan penyelidikan apa pun," ujar Vanaik.
Jurnalis independen dan penulis The Palestine Laboratory Antony Loewenstein mengatakan kepada MEE bahwa prospek Israel menggunakan senjata buatan India di Gaza adalah “mengagetkan namun tidak mengejutkan”, mengingat membaiknya hubungan antara India dan Israel selama dekade terakhir.
“Aliansi antara India-Israel ini hanya mendapat sedikit perhatian internasional, namun penting bagi kita untuk mengkajinya lebih lanjut karena Israel pada dasarnya dibantu dalam genosida di Gaza oleh negara yang disebut-sebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia itu,” papar dia.
“Saya pikir kita harus melihat lebih dekat hubungan pertahanan antara kedua negara. Saya juga berpikir penting untuk menyebutkan nama dan mempermalukan para pejabat dan perusahaan India yang membuat drone ini,” ujar Loewenstein, yang berbasis di Yerusalem Timur antara tahun 2016 dan 2020.
Di bawah kepemimpinan Modi, India semakin dekat dengan Israel. New Delhi adalah pembeli senjata Israel terbesar, dengan jumlah lebih dari USD1 miliar per tahun.
Antara tahun 2015-2019, pembelian senjata Israel oleh India meningkat sebesar 175%.
Namun perusahaan-perusahaan India dan Israel juga sudah mulai memproduksi senjata di pabrik-pabrik di seluruh India.
Rangkaian senjata yang diproduksi bersama oleh kedua negara termasuk senapan serbu Tavor X95, senapan sniper Galil, senapan mesin ringan Negev, serta drone Hermes 900 dengan daya tahan tinggi dan ketinggian sedang.
Standar Ganda India
Penulis dan aktivis India terkemuka, Achin Vanaik, mengatakan kepada MEE bahwa posisi India seharusnya tidak mengejutkan.
“Saat ini, tanggapan resmi India terhadap keputusan sementara ICJ terbaru adalah pemerintah India telah mencatat keputusan tersebut, sementara India menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap tuduhan Israel bahwa ada anggota Hamas di Unrwa yang diberhentikan sebelum dilakukan penyelidikan apa pun," ujar Vanaik.
Jurnalis independen dan penulis The Palestine Laboratory Antony Loewenstein mengatakan kepada MEE bahwa prospek Israel menggunakan senjata buatan India di Gaza adalah “mengagetkan namun tidak mengejutkan”, mengingat membaiknya hubungan antara India dan Israel selama dekade terakhir.
“Aliansi antara India-Israel ini hanya mendapat sedikit perhatian internasional, namun penting bagi kita untuk mengkajinya lebih lanjut karena Israel pada dasarnya dibantu dalam genosida di Gaza oleh negara yang disebut-sebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia itu,” papar dia.
“Saya pikir kita harus melihat lebih dekat hubungan pertahanan antara kedua negara. Saya juga berpikir penting untuk menyebutkan nama dan mempermalukan para pejabat dan perusahaan India yang membuat drone ini,” ujar Loewenstein, yang berbasis di Yerusalem Timur antara tahun 2016 dan 2020.
Di bawah kepemimpinan Modi, India semakin dekat dengan Israel. New Delhi adalah pembeli senjata Israel terbesar, dengan jumlah lebih dari USD1 miliar per tahun.
Antara tahun 2015-2019, pembelian senjata Israel oleh India meningkat sebesar 175%.
Namun perusahaan-perusahaan India dan Israel juga sudah mulai memproduksi senjata di pabrik-pabrik di seluruh India.
Rangkaian senjata yang diproduksi bersama oleh kedua negara termasuk senapan serbu Tavor X95, senapan sniper Galil, senapan mesin ringan Negev, serta drone Hermes 900 dengan daya tahan tinggi dan ketinggian sedang.