Saat Vaksin Jadi Senjata pada Persaingan Antar Negara Superpower

Kamis, 13 Agustus 2020 - 10:13 WIB
loading...
Saat Vaksin Jadi Senjata...
Langkah Moskow menyepakati penggunaan vaksin corona itu seperti perlombaan antariksa pada era Perang Dingin. Foto/dok
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadikan Rusia sebagai negara pertama yang menyepakati penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) hanya kurang dari dua bulan setelah pengujian terhadap manusi. Langkah Moskow itu seperti perlombaan antariksa pada era Perang Dingin.

Vaksin yang disebut dengan "Sputnik V", satelit pertama yang diluncurkan Uni Soviet, sebelumnya belum selesai menjalani uji klinis tahap akhir. Keputusan Moskow menyepakati vaksin tersebut menjadi perhatian bagi para pakar.

Apalagi hanya 10% uji klinis yang sukses, banyak ilmuwan khawatir Moskow menjadikan gengsi nasional dibandingkan faktor keselamatan. Mereka mempertanyakan kerja pengembangan vaksin buatan Rusia ini dan menduga para penelitinya telah mengabaikan tahapan-tahapan tertentu.

Namun, Putin dan para pejabat Rusia lainnya menyatakan vaksin tersebut tergolong aman. “Saya mengetahui vaksin itu bekerja secara efektif dan membentuk imunitas yang kuat. Saya katakan, itu melewati segala proses pemeriksaan,” kata Putin dalam rapat pemerintahan, dilansir Reuters. Dia juga menekankan bahwa vaksin melalui semua tahapan uji yang dibutuhkan. (Baca: Rusia Kebanjiran Pesanan Vaksin Covid-19)

Putin mengatakan, salah satu putrinya juga menjadi sukarelawan uji klini vaksin dan merasakan baik-baik saja setelah itu. Awalnya, putrinya mengalami peningkatan temperatur badan. "Setelah suntikan vaksin pertama, suhu tubuhnya mencapai 38 derajat, sehari kemudian 37,5 derajat, dan hanya itu. Setelah suntikan kedua, suhu tubuhnya naik sedikit, tapi kemudian kembali normal,” cerita Putin panjang lebar.

Saat Vaksin Jadi Senjata pada Persaingan Antar Negara Superpower


Namun setelah itu, semuanya baik-baik saja. “Menurut saya, dalam hal ini, dia (putri Putin) ikut bagian dalam eksperimen," ujarnya Putin. Sayangnya, Putin tak menyebutkan siapa di antara dua putrinya yang telah menerima vaksin .

Padahal, sangat jarang bagi Putin Putin untuk membicarakan dua putrinya di depan umum dan dikutip media. Kehidupan kedua putri Putin, Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova, sangat rahasia dan jarang terungkap publik dan tak banyak media yang memberitakannya.

Adalah konglomerasi bisnis Rusia, Sistema, mengungkapkan akan memproduksi massal vaksin itu pada akhir tahun ini. Vaksin itu dikembangkan Gamaleya Institute, Moskow. Kirill Dmitriev, kepada dana kekayaan kedaulatan Rusia, mengatakan Rusia sudah menerima permintaan satu miliar dosis vaksin tersebut.

“Vaksin itu juga akan diproduksi di Brasil,” katanya. Dia menambahkan, uji klinis juga akan segera dimulai di Uni Emirat Arab dan Filipina. Bahkan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah sepakat berpartisipasi untuk menjadi sukarelawan. (Baca juga: Duterte Mengaku Siap Menjadi Relawan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia)

Para pejabat pemerintahan menyatakan, vaksin itu akan diprioritaskan lebih dahulu untuk para paramedis, guru, dan sukarelawan pada akhir bulan ini atau awal September. Imunisasi massal akan dimulai pada Oktober. Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko mengatakan, vaksin telah terbukti sangat efektif dan aman. “ Vaksin itu sebagai langkah besar kemenangan umat manusia melawan Covid-19,” katanya.

Lebih dari 100 vaksin di seluruh dunia sedang dikembangkan, sebagian di antaranya sedang diujicobakan pada manusia dalam uji klinis. Meskipun pengembangan vaksin mengalami kemajuan pesat, sebagian besar ahli berpendapat vaksin tidak akan tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.

Pada bulan Juli, kelompok saintis Rusia mengumumkan uji coba tahap awal vaksin Covid-19 oleh Institut Gamaleya sudah rampung. Kalangan ilmuwan Rusia mengatakan percobaan tahap awal vaksin sudah selesai dan hasilnya sangat memuaskan. Vaksin buatan Rusia ini menggunakan galur-galur adenovirus, sebuah virus yang biasanya menyebabkan flu umum, untuk memicu respon imun tubuh. (Lihat videonya: Jaksa Cantik Pinangki Jadi Tersangka, Diduga Terima Suap rp7 Miliar)

Hal aneh adalah pemerintah Rusia memberikan nama vaksin dengan Sputnik-V, untuk menghormati satelit pertama dunia. Sputnik dalam bahasa Rusia bermakna satelit. Mereka mengaitkan penelitian vaksin ini serupa dengan persaingan pengembangan teknologi ruang angkasa Uni Soviet dan AS selama Perang Dingin.

Di tengah keraguan mengenai keamanan dan keselamatan vaksin, pekan lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman internasional dalam memproduksi vaksin Covid-19. WHO sudah sudah berbicara dengan otoritas Rusia mengenai peninjauan vaksin. Saat ini, vaksin Rusia tidak masuk ke dalam daftar dari enam vaksin yang telah mencapai fase tiga uji coba klinis. Pada tahap ini, uji coba dilakukan lebih luas pada manusia. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)