Joe Biden Sebut Kamala Harris Sebagai Pejuang Tanpa Rasa Takut

Kamis, 13 Agustus 2020 - 07:10 WIB
loading...
Joe Biden Sebut Kamala Harris Sebagai Pejuang Tanpa Rasa Takut
Joe Biden dan Kamala Harris. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden , akhirnya memilih Kamala Harris sebagai calon wakil presiden (cawapres). Pilihan ini menjadi perhatian karena bukan sekadar sebagai simbol perangkulan kelompok kulit hitam, tapi sebagai langkah menyiapkan kandidat pemimpin AS ke depan.

Harris (55) merupakan keturunan Asia-Afrika-Amerika. Senator asal California yang pernah mengikuti pemilu pendahuluan Partai Demokrat bersama Biden itu memiliki pengalaman politik yang kuat. Biden memuji Harris sebagai. “Seorang pejuang tanpa takut dan salah satu pelayan publik terbaik di negara ini.”

Senator kulit hitam kedua dalam sejarah terpilih pada 2016 tersebut diarahkan membantu memobilisasi warga kulit hitam yang menjadi loyalis Partai Demokrat. Biden juga mengandalkan suara warga kulit hitam untuk mampu mengalahkan Trump. Pertarungan paling krusial terjadi di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Selain itu, negara bagian yang menjadi basis pertahanan Partai Republik seperti di Georgia dan Florida. (Baca: Trump Mengaku Sedikit Terkejut Biden Memilih Kamala Haris Jadi Cawapres)

Biden memberi "kehormatan tertinggi" kepada Harris sebagai pendamping karena sudah mengetahui perjuangan Harris , termasuk saat bekerja dengan almarhum putranya, Beau, ketika Harris menjabat sebagai jaksa agung California. "Saya menyaksikan mereka menghadapi bank-bank besar, mengangkat kaum buruh, serta melindungi perempuan dan anak-anak dari kekerasan," Biden melanjutkan, "saya sangat bangga ketika itu dan sekarang saya sangat bangga menjadikannya mitra dalam kampanye ini.”

Sebaliknya, Harris memuji Biden sebagai orang yang “mempersatukan rakyat AS ” karena dia menghabiskan hidupnya memperjuangkan kepentingan tersebut. "Saya merasa terhormat bergabung dengannya sebagai nomine partai untuk wakil presiden dan akan melakukan yang diperlukan untuk menjadikannya presiden kita,” ujarnya.

Harris yang pernah menjadi jaksa agung negara bagian di California dikenal memiliki gaya pertanyaan yang agresif saat menjadi anggota Senat. Saat debat pada pemilu pendahuluan dengan Biden, Harris pernah mengkritik kebijakan bus yang memisahkan antara anak kulit putih dan kulit hitam.

Joe Biden Sebut Kamala Harris Sebagai Pejuang Tanpa Rasa Takut


Dia juga merupakan sosok yang gencar menyerukan reformasi kepolisian di tengah protes antirasisme. Harris dijadwalkan melakukan debat terbuka dengan pasangan Trump, yaitu Mike Pence, yang saat ini masih menjabat sebagai wakil presiden pada 7 Oktober mendatang di Salt Lake City, Utah. Beberapa penasihat politik Biden mengungkapkan kepada Reuters juga mempertanyakan apakah Harris bisa menjadi mitra kerja yang bisa dipercaya karena dia memiliki ambisi politik?

Pilihan cawapres sebenarnya bertujuan untuk menambah kekuatan bagi Biden, 77, yang bisa jadi menjadi orang paling tua yang menjadi presiden jika terpilih. Usianya menimbulkan spekulasi bahwa dia hanya akan menjabat satu periode saja sehingga Harris menjadi calon presiden pada 2024.

Hanya ada dua perempuan lain yang pernah dinominasikan sebagai calon wakil presiden, yaitu Sarah Palin oleh Partai Republik pada 2008 dan Geraldine Ferraro oleh Partai Demokrat pada 1984. Namun, keduanya tidak ada yang lolos ke Gedung Putih. Perempuan kulit berwarna tak pernah ditunjuk untuk bersaing menuju Gedung Putih, baik oleh Partai Demokrat maupun Partai Republik. (Baca juga: Kemendikbud Luncurkan gerakan 1 Juta Masker)

Harris memilih hengkang dari persaingan bakal kandidat presiden pada Desember 2019 lalu. Dia sempat berselisih dengan Biden dalam debat internal Partai Demokrat, terutama perihal hubungan kerja sama Biden dengan sejumlah mantan senator yang memilih segregasi ras.

Lantas bagaimana latar belakang Harris? Dia lahir di Oakland, California, dari dua orang tua berlatar imigran. Ibunya kelahiran India dan ayahnya kelahiran Jamaika. Harris berkuliah di Universitas Howard, salah satu kampus ternama yang didirikan komunitas kulit hitam. Harris merasa masa-masa kuliah adalah salah satu periode paling membentuk dirinya dalam kehidupan.

Dia pernah mengatakan selalu nyaman dengan identitasnya dan menggambarkan diri sebagai "seorang Amerika". Pada 2019, Harris menyatakan kepada harian Washington Post bahwa politisi seharusnya tidak dikotak-kotakkan berdasarkan warna kulit atau latar belakangnya. "Poin saya, saya adalah saya. Saya merasa baik dengan diri saya. Mungkin Anda perlu menerka-nerka, namun saya merasa baik dengannya," ucap Harris.

Setelah berkuliah selama empat tahun di Universitas Howard, Harris mendapat gelar sarjana hukum di Universitas California, Hastings, dan memulai karier di Kantor Kejaksaan Distrik Alameda. Dia kemudian menjadi jaksa distrik untuk San Francisco pada 2003, sebelum terpilih sebagai perempuan pertama dan warga Afrika-Amerika pertama yang menjabat jaksa agung Negara Bagian California—negara bagian yang penduduknya paling banyak di AS.

Dalam dua masa jabatan sebagai jaksa agung Harris meraih reputasi sebagai salah satu bintang Partai Demokrat. Dia menggunakan momentum itu guna meraih jabatan senator junior yang mewakili California pada 2017. Saat itu Harris merupakan perempuan kulit hitam kedua yang terpilih.

Harris lantas mencoba untuk berkampanye sebagai bakal calon presiden dalam sebuah pawai di Oakland yang dihadiri 20.000 orang tahun lalu. Namun, Harris gagal menjelaskan secara gamblang kepada para pemilih mengapa dia harus dipilih. Jawabannya ketika ditanya soal kebijakan-kebijakan penting, seperti layanan kesehatan, juga tidak terlalu jelas. Dia juga dinilai tidak sanggup memanfaatkan keunggulannya sebagai jaksa saat berdebat menyerang Biden. (Baca juga: Postingan Menghujat Nabi Muhammad Picu Bentrokan di India, Tiga Tewas)

Pakar strategi Partai Demokrat, Karen Finney, menuturkan, langkah Biden menunjuk Harris yang merupakan perempuan kulit hitam itu menegaskan pentingnya kelompok ini sebagai tulang punggung Partai Demokrat. ”Biden ingin mewujudkan harapan perempuan kulit hitam menjadi pemimpin,’’ katanya.

Di sisi lain, dipilihnya Harris bukan hanya faktor representasi. Pasalnya, jika Biden memenangkan pemilu November lalu dia akan mengorientasikan Harris untuk berperan menangani berbagai isu, seperti pandemi virus corona, resesi yang memburuk sejak Great Depression, hingga rasisme sistematis dalam kebijakan.

Joe Biden Sebut Kamala Harris Sebagai Pejuang Tanpa Rasa Takut


“Sejarah menceritakan kepada kita bahwa presiden dan wakil presiden akan diuji dan dicoba dan saya bisa membayangkan periode waktu presiden dan wakil presiden yang akan diuji lebih daripada Januari 2021,” kata Michael Feldman, penasihat senior mantan wakil presiden Al Gore, dilansir The Atlantic.

Trump Pun Menyerang

Bagaimana reaksi Presiden Trump dengan langkah Biden tersebut? Sebagaimana biasa, dia menunjukkan respons agresif. Dia menyebut Harris merupakan orang yang menuturkan banyak kisah yang tidak benar. "Penampilan Harris dalam pemilihan internal sangat, sangat buruk. Sebagaimana Anda tahu, dia diharapkan tampil bagus, tapi malah hanya mendapat sekitar dua persen. Jadi, saya sedikit kaget dia (Biden) memilihnya (Harris)," ucapnya.

Trump juga menyebut Harris “sangat, sangat keji" dan "mengerikan" kepada Biden dalam debat pemilihan internal Partai Demokrat. "Dia bersikap sangat kurang ajar kepada Joe Biden dan sulit memilih seseorang yang sedemikian kurang ajar," ujarnya. (Lihat videonya: Jaksa Cantik Pinangkai jadi Tersangka, Diduga Terima Suap Rp7 Miliar)

Tak kalah jagoannya, tim kampanye Trump pun mengatakan pemilihan Harris sebagai cawapres adalah bukti Biden adalah figur yang kosong tapi dipenuhi agenda ekstrem para radikal kaum kiri.

Adapun mantan Presiden AS, Barack Obama, yang menjadikan Biden sebagai wapres selama delapan tahun, memuji bahwa Harris lebih dari siap untuk jabatan ini. Obama mengungkapkan, Harris menghabiskan kariernya membela konstitusi AS dan berjuang untuk kaum yang memerlukan keadilan. "Ini adalah hari yang baik untuk negara kita. Kini mari menangkan hal ini,” serunya.

Sejumlah pemimpin kulit hitam juga memberikan dukungan bagi Harris. Mereka menekankan tentang pemilihan Harris sebagai hal yang historis. “Untuk melihat perempuan kulit hitam yang dinominasikan pertama menjadi penegasan tentang keyakinan saya kepada Amerika sebagai tempat di mana setiap orang bisa sukses tanpa melihat dia berasal dan siapa mereka,” kata Val Demings, anggota DPR AS yang juga menjadi kandidat cawapres Biden. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1555 seconds (0.1#10.140)