Iran Tegaskan Israel akan Tenggelamkan AS dalam Rawa Perang di Timur Tengah
loading...
A
A
A
BEIRUT - Pemerintah Israel akan menenggelamkan Amerika Serikat dalam “rawa perang” di Timur Tengah saat Israel sejauh ini gagal mencapai tujuan operasi militernya di Jalur Gaza meskipun empat bulan bermusuhan dengan Hamas.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan hal itu pada Jumat (9/2/2024).
“Setelah empat bulan perang, jelas bahwa Tel Aviv belum mencapai tujuan apa pun. Dukungan lebih lanjut untuk (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu oleh Amerika Serikat tidak akan menghasilkan apa-apa selain kegagalan yang jelas. Rezim Israel adalah membuat AS tenggelam dalam rawa perang di Timur Tengah,” ungkap Amirabdollahian setibanya di Beirut, dilansir kantor berita Tasnim.
Hamas telah mengusulkan rencana normalisasi politik konflik Palestina-Israel, menurut menteri luar negeri Iran.
Dia juga mendesak, “AS tidak mendukung Israel dalam kejahatannya terhadap Jalur Gaza.”
Jumat ini, Amirabdollahian melakukan kunjungan resmi ke Lebanon untuk membahas situasi di Timur Tengah, terutama mengenai pertempuran Palestina-Israel.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Laporan media Israel kemudian mengungkap pasukan Zionis banyak membunuh warganya sendiri saat serangan Hamas.
Israel kemudian melancarkan serangan genosida di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai jeda kemanusiaan sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Jeda kemanusiaan telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Israel terus melanjutkan genosida di Gaza meski mendapat perintah dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mencegah terjadinya genosida.
Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan hal itu pada Jumat (9/2/2024).
“Setelah empat bulan perang, jelas bahwa Tel Aviv belum mencapai tujuan apa pun. Dukungan lebih lanjut untuk (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu oleh Amerika Serikat tidak akan menghasilkan apa-apa selain kegagalan yang jelas. Rezim Israel adalah membuat AS tenggelam dalam rawa perang di Timur Tengah,” ungkap Amirabdollahian setibanya di Beirut, dilansir kantor berita Tasnim.
Hamas telah mengusulkan rencana normalisasi politik konflik Palestina-Israel, menurut menteri luar negeri Iran.
Dia juga mendesak, “AS tidak mendukung Israel dalam kejahatannya terhadap Jalur Gaza.”
Jumat ini, Amirabdollahian melakukan kunjungan resmi ke Lebanon untuk membahas situasi di Timur Tengah, terutama mengenai pertempuran Palestina-Israel.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Laporan media Israel kemudian mengungkap pasukan Zionis banyak membunuh warganya sendiri saat serangan Hamas.
Israel kemudian melancarkan serangan genosida di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai jeda kemanusiaan sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Jeda kemanusiaan telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Israel terus melanjutkan genosida di Gaza meski mendapat perintah dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mencegah terjadinya genosida.
Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina.
(sya)