China Peringatkan AS Soal Taiwan: Jangan Bermain Api
loading...
A
A
A
Lee adalah sosok yang menjulang dalam sejarah Taiwan baru-baru ini. Dia menentang China dengan mendorong pulau itu diakui sebagai negara yang berdaulat.
Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, membenci Lee. Ketika berita kematiannya muncul, media pemerintah China menyebutnya "ayah baptis pemisahan diri Taiwan".
Baik Washington dan Taipei menggambarkan perjalanan Azar sebagai kesempatan untuk belajar dari keberhasilan pertempuran Taiwan melawan virus Corona. Pulau ini memiliki kurang dari 500 infeksi dan hanya tujuh kematian, dibandingkan dengan lebih dari 160.000 kematian di AS.(Baca: Dikritik Soal Penanganan Covid-19, China: AS Jauh Lebih Buruk )
Tetapi kunjungan itu juga menjadi kesempatan untuk mengacak-acak sikap Beijing pada saat Presiden AS Donald Trump mengambil sikap yang semakin keras terhadap China saat dia berusaha terpilih kembali pada November.
"Kami akan terus mendukung Taiwan sebagai teman dan mitra kami dalam masalah keamanan, ekonomi dan perawatan kesehatan," kata Azar kepada wartawan setelah mengunjungi pabrik masker, tak lama sebelum terbang kembali ke AS.
China tersinggung dengan pengakuan formal apa pun atas Taiwan.
Mereka menyerukan agar perjalanan Azar dibatalkan dan Taiwan menuduh Beijing mengirim jet tempur melewati perbatasan de facto pada hari Senin, hari ketika kepala kesehatan AS bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.(Baca: Rudal Taiwan Lacak dan Usir Jet-jet Tempur China )
Selama kunjungannya, Azar berulang kali membandingkan sistem demokrasi Taiwan yang terbuka dengan kepemimpinan China.(Baca: AS: China Harus Belajar Soal Keterbukaan Informasi Kepada Taiwan )
Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, membenci Lee. Ketika berita kematiannya muncul, media pemerintah China menyebutnya "ayah baptis pemisahan diri Taiwan".
Baik Washington dan Taipei menggambarkan perjalanan Azar sebagai kesempatan untuk belajar dari keberhasilan pertempuran Taiwan melawan virus Corona. Pulau ini memiliki kurang dari 500 infeksi dan hanya tujuh kematian, dibandingkan dengan lebih dari 160.000 kematian di AS.(Baca: Dikritik Soal Penanganan Covid-19, China: AS Jauh Lebih Buruk )
Tetapi kunjungan itu juga menjadi kesempatan untuk mengacak-acak sikap Beijing pada saat Presiden AS Donald Trump mengambil sikap yang semakin keras terhadap China saat dia berusaha terpilih kembali pada November.
"Kami akan terus mendukung Taiwan sebagai teman dan mitra kami dalam masalah keamanan, ekonomi dan perawatan kesehatan," kata Azar kepada wartawan setelah mengunjungi pabrik masker, tak lama sebelum terbang kembali ke AS.
China tersinggung dengan pengakuan formal apa pun atas Taiwan.
Mereka menyerukan agar perjalanan Azar dibatalkan dan Taiwan menuduh Beijing mengirim jet tempur melewati perbatasan de facto pada hari Senin, hari ketika kepala kesehatan AS bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen.(Baca: Rudal Taiwan Lacak dan Usir Jet-jet Tempur China )
Selama kunjungannya, Azar berulang kali membandingkan sistem demokrasi Taiwan yang terbuka dengan kepemimpinan China.(Baca: AS: China Harus Belajar Soal Keterbukaan Informasi Kepada Taiwan )
(ber)