PM Jepang Ngebet Ingin Bertemu Kim Jong-un

Sabtu, 16 Juni 2018 - 20:36 WIB
PM Jepang Ngebet Ingin Bertemu Kim Jong-un
PM Jepang Ngebet Ingin Bertemu Kim Jong-un
A A A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menyerukan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk bersama-sama mengatasi rasa saling tidak percaya di antara mereka. Ia pun menegaskan upaya berkelanjutan untuk mengatur konferensi tingkat tinggi (KTT) Jepang-Korut.

Dalam wawancara televisi, Abe mengatakan pemerintahnya telah menghubungi pihak Korut melalui berbagai saluran dalam upaya untuk mengatur pertemuan dengan Jong-un.

Selama pembicaraan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pada hari Selasa lalu, Jong-un dilaporkan mengatakan ia terbuka untuk bertemu dengan Abe.

Jepang menginginkan pembicaraan itu untuk mendorong isu emotif warga yang diculik oleh Korut beberapa dekade lalu.

"Saya ingin maju selangkah dan menyelesaikan masalah (penculikan) setelah masing-masing dari kami melanggar ketidakpercayaan bersama kami," kata Abe.

"Saya memiliki rasa misi yang kuat untuk menyelesaikan masalah ini dengan tanggung jawab saya sendiri," tambahnya seperti dikutip dari AFP, Sabtu (16/6/2018).

Abe telah mengatakan secara terbuka bahwa dia akan bersedia bertemu Jong-un untuk menyelesaikan masalah penculikan.

Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono sedang mempertimbangkan pembicaraan dengan rekannya asal Korut di sela-sela pertemuan utusan ASEAN di Singapura yang dimulai pada akhir Juli, Yomiuri Shimbun melaporkan.

Selama wawancara, Abe menyatakan kesiapan untuk membiayai biaya denuklirisasi di Korut.

Dalam pernyataan bersama setelah pembicaraan hari Selasa dengan Trump, Jong-un menyetujui "denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea."

"Itu wajar bagi Jepang dan negara-negara lain yang akan mendapat manfaat dari berkurangnya kekhawatiran senjata nuklir untuk menanggung biaya," kata Abe.

Namun Abe memperingatkan bahwa Tokyo tidak memiliki rencana untuk memberikan bantuan keuangan kepada Pyongyang tanpa resolusi masalah penculikan.

Masalah warga Jepang yang diculik pada 1970-an dan 1980-an untuk membantu kereta api Pyongyang telah lama membayangi buruknya hubungan Tokyo dan Pyongyang yang sudah tegang.

Pemerintah Jepang secara resmi telah mendaftarkan 17 orang sebagai korban penculikan, tetapi diduga ada puluhan korban.

Jepang telah mempertahankan posisi garis keras terhadap Korut meskipun meningkatkan diplomasi dengan Pyongyang dalam beberapa bulan terakhir, sebuah kondisi yang sebagian besar telah ditinggalkan oleh Korea Selatan (Korsel), Cina dan Amerika Serikat yang telah mengadakan pembicaraan dengan Kim Jong-un.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4101 seconds (0.1#10.140)