7 Fakta Rodrigo Duterte, Mantan Presiden Filipina yang Perangi Narkoba
loading...
A
A
A
3. Pernah Menjabat Wali Kota Selama 22 Tahun
Duterte terpilih sebagai wali kota Davao pada tahun 1988. Setelah itu, dia kembali terpilih untuk jabatan yang sama selama dua dekade berikutnya.
Karena batasan masa jabatan, dia dilarang mencalonkan diri kembali pada tahun 1998, namun dia berhasil mencalonkan diri mewakili Davao di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina.
4. Terkenal sebagai Wali Kota yang Memerangi Kejahatan
Menurut BBC, Duterte membangun reputasinya dalam memerangi beberapa masalah terbesar Filipina, seperti kejahatan, militansi, dan korupsi selama dirinya menjabat sebagai wali kota Davao selama 22 tahun.
Human Rights Watch menggambarkannya sebagai wali kota pasukan kematian, karena telah ada lebih dari 1.000 orang terbunuh tanpa proses hukum di kota yang dipimpinnya.
5. Terpilih Menjadi Presiden Tahun 2016
Rekam jejak di Davao membuatnya mendapat dukungan nasional ketika mencalonkan diri sebagai presiden. Ketika kampanye, dia mengungkapkan: "Jika saya berhasil masuk ke istana presiden, saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan tidak berbuat apa-apa, sebaiknya kalian keluar. Karena saya akan membunuh kalian.”
Duterte juga mengungkapkan jika dia akan membunuh anak-anaknya sendiri jika mereka menggunakan narkoba. Ketika anak dan menantunya dituduh terlibat penyelundupan narkoba, dia berjanji akan mundur jika memang bersalah.
6. Mendapat Julukan Duterte Harry
Duterte secara terbuka mendorong warga dan polisi untuk menembak dan membunuh tersangka pengedar dan pengguna narkoba. Hal tersebut membuatnya mendapat julukan Duterte Harry, mengacu pada tokoh fiksi Amerika Serikat ; Dirty Harry. Karakter tersebut selalu mengambil tindakan demi menegakkan keadilan tanpa mempedulikan hukum.
Kebijakan Duterte ini membuat banyak terjadi pembunuhan di wilayah Filipina. Meski begitu, warga Filipina justru memuji tindakan Duterte karena merupakan sikap yang berani.
7. Membunuh Banyak Orang karena Narkoba
Perkiraan jumlah korban tewas dalam perang Duterte terhadap narkoba berbeda-beda, tergantung siapa yang menghitungnya. Angka resmi, per November 2021, menyebutkan jumlahnya lebih dari 6.200 jiwa.
Namun Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) negara tersebut mengatakan pada tahun 2018 bahwa jumlah korban jiwa bisa mencapai 27.000 orang. Meski begitu, Duterte bersikeras tidak akan menyesali perbuatannya dalam menegakkan hukuman brutal tersebut.