4 Rencana Busuk Para Pejabat Israel untuk Jalur Gaza

Selasa, 30 Januari 2024 - 18:34 WIB
loading...
4 Rencana Busuk Para Pejabat Israel untuk Jalur Gaza
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menghadiri konvensi yang menyerukan Israel untuk membangun kembali permukiman di Jalur Gaza, di Yerusalem, 28 Januari 2024. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Ribuan orang mulai dari menteri, rabbi, tokoh masyarakat dan anggota parlemen Israel menghadiri konferensi pada Minggu (28/1/2024) di Yerusalem.

Mereka menyerukan permukiman Israel kembali di Gaza dan membuat pernyataan yang secara luas dianggap sebagai genosida.

Acara yang bertajuk “Konferensi untuk Kemenangan Israel, Permukiman Membawa Keamanan: Kembali ke Jalur Gaza dan Samaria Utara,” berpusat pada pembangunan kembali permukiman Israel di Gaza, dan menyerukan agar warga Palestina diusir dari wilayah tersebut.



Para peserta memaparkan rincian usulan permukiman di masa depan, peta, tahapan persiapan, dan meminta para pengambil keputusan mendukung rencana permukiman kembali.

Konferensi ini diadakan hanya beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan keputusan mengenai kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel, yang bukti-buktinya didengarkan pada awal bulan ini.

ICJ memberi Israel enam perintah mengenai pengepungan dan pemboman Gaza. Salah satunya adalah Israel "harus mengambil tindakan sesuai kewenangannya untuk mencegah dan menghukum hasutan langsung dan publik untuk melakukan genosida terhadap anggota kelompok Palestina di Jalur Gaza."

Pengadilan juga mengutip serangkaian pernyataan yang dibuat para pemimpin Israel sebagai bukti hasutan dan bahasa yang tidak manusiawi terhadap warga Palestina, termasuk komentar yang dibuat Presiden Israel Isaac Herzog.

Rencana Busuk Israel


Acara "kemenangan Israel" tersebut dihadiri 11 menteri kabinet dan 15 anggota koalisi parlemen.
Berikut adalah beberapa pernyataan yang disampaikan dalam konferensi tersebut, yang dapat melanggar perintah ICJ.

1. Mendorong Warga Palestina Pergi dari Gaza


Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir menyerukan agar warga Palestina “secara sukarela didorong untuk meninggalkan” Jalur Gaza.

Menanggapi seruan para peserta konferensi agar warga Palestina dipindahkan dari Gaza, Ben Gvir menanggapinya dengan mengatakan, “Anda benar, dorongan sukarela, biarkan mereka pergi dari sini.”

“Kita harus kembali ke Gush Katif dan Samaria utara… jika tidak ingin hal ini terjadi lagi untuk ketujuh atau kesepuluh kalinya, kita harus kembali ke rumah dan mengontrol wilayah tersebut, mendorong imigrasi, dan hukuman mati bagi teroris,” ujar Ben Gvir.

Gush Katif adalah satu blok yang terdiri dari 17 permukiman Israel di Gaza selatan. Pada konferensi tersebut, Ben Gvir, bersama dengan para menteri lainnya, menandatangani petisi untuk “kemenangan dan pembaruan permukiman di Gaza” selama acara tersebut.

Dokumen tersebut mengatakan para penandatangan berjanji mereka akan “menumbuhkan permukiman Yahudi yang penuh kehidupan di Gaza”.

Setelah itu, para peserta terekam merayakan tindakan tersebut dengan mengibarkan bendera Israel dan bersorak.

Setelah pidato Ben Gvir, orang-orang terdengar meneriakkan "kematian bagi orang-orang Arab".

Beberapa pernyataan yang dibuat pada konferensi tersebut menimbulkan reaksi balik, dan beberapa menyatakan pernyataan tersebut dapat melanggar perintah ICJ.

Itay Epshtain, penasihat khusus Dewan Pengungsi Norwegia yang berbasis di Israel, berbagi video di mana Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich terlihat bergandengan tangan, menari bersama di konferensi tersebut.

Pengacara hak asasi manusia tersebut mengatakan gambar tersebut "akan menjadi bagian dari bukti kuat ketidakpatuhan" terhadap perintah ICJ baru-baru ini untuk mengambil semua tindakan sesuai kewenangannya untuk mencegah tindakan genosida dan menghukum tindakan penghasutan.

2. Menyerukan Kembalinya Para Pemukim Israel ke Gaza


Smotrich menggemakan pernyataan Ben Gvir, menyerukan pemukim Israel untuk pergi ke Gaza.

“Banyak anak-anak kami yang diusir dari Gaza harus kembali sebagai pejuang, kami perlu memastikan bahwa kami kembali sebagai pemukim,” ujar Smotrich.

Politisi Israel dan menteri pariwisata, Haim Katz, membuat pernyataan serupa pada konferensi tersebut.

“Hari ini, setelah 18 tahun, kita memiliki kesempatan untuk berdiri dan membangun serta memperluas tanah Israel,” ungkap dia.

Menteri Perumahan dan Konstruksi Israel Yitzhak Goldknopf menyebut kembalinya permukiman Yahudi di Gaza sebagai “koreksi ketidakadilan historis”.

“Saya akan mendukung hal ini sebagai Menteri Perumahan jika pemerintah memutuskan,” papar dia.

Dia mengklaim, “Tanah Israel sepenuhnya milik rakyat Israel. Menyerahkan tanah Negara Israel tidak hanya tidak mendatangkan keamanan, namun juga menyebabkan pertumpahan darah bagi orang-orang Yahudi.”

3. Jangan Beri Makanan pada Warga Palestina


Daniella Weiss, mantan wali kota pemukiman Kedumim di Tepi Barat yang diduduki, juga menyerukan agar warga Palestina dibuat kelaparan untuk memaksa mereka meninggalkan Gaza.

“Orang-orang Arab akan pindah… kami tidak memberi mereka makanan, kami tidak memberi apa pun kepada orang-orang Arab, mereka harus pergi. Dunia akan menerima mereka,” ujar dia kepada wartawan di konferensi tersebut.

4. Memulai Konflik


Selama konferensi tersebut, Ben Gvir menyerukan pendekatan ganda terkait Gaza, yang mencakup mendorong kepergian penduduk saat ini, serta secara bersamaan memfasilitasi dan mendorong masuknya pemukim Israel ke wilayah tersebut.

“Kami akan memulai konflik untuk mencegah ketidakpastian dan ketidakbertujuan lebih lanjut,” ungkap dia.

“Sangat penting untuk merebut kembali dan menegaskan kendali atas wilayah di selatan. Kita juga harus merancang solusi bagi masyarakat yang bermoral, koheren secara rasional, dan menguntungkan,” ujar dia.

Dia mengakhiri dengan mengatakan, “Mendorong emigrasi dari Gaza adalah suatu kebutuhan.”

Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karai, mengulangi komentar Ben Gvir yang mengatakan Israel mempunyai “kewajiban untuk bertindak demi kepentingan kita sendiri…bahkan jika perang ini mengubah migrasi sukarela menjadi situasi yang terpaksa, kita harus menyelesaikan Gaza dengan pasukan keamanan dan pemukim.”

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1508 seconds (0.1#10.140)