Arab Saudi Kecam Serangan Drone Tewaskan 3 Tentara AS di Yordania, Sebut Aksi Teroris
loading...
A
A
A
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi mengecam serangan drone terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang menewaskan tiga tentara dan melukai 34 lainnya pada Minggu malam.
Melalui Kementerian Luar Negeri-nya, kerajaan mengatakan serangan tersebut merupakan aksi teroris.
“Kementerian memperbarui dukungan teguh kerajaan terhadap upaya internasional yang semakin intensif untuk menghilangkan terorisme dan ekstremisme dalam segala bentuk dan manifestasinya serta mengeringkan sumber pendanaannya,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (30/1/2024).
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung bagi milisi Islam Syiah, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka tidak gentar dengan ancaman respons dari Amerika.
Kelompok milisi pro-Iran itu menjanjikan lebih banyak eskalasi jika AS terus mendukung Israel dalam invasi brutalnya di Gaza, Palestina.
Kelompok milisi tersebut menjadi salah satu dari banyak kelompok yang menentang pengeboman Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina. Invasi ini dimulai sejak 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel yang tewaskan 1.139 orang.
“Semua kepentingan AS di kawasan ini adalah target yang sah dan kami tidak peduli dengan ancaman AS untuk meresponsnya,” kata seorang pejabat senior kelompok milisi tersebut kepada Washington Post.
Iran telah membantah terlibat dalam serangan drone terhadap pangkalan militer AS di Yordania yang dekat dengan perbatasan Suriah.
“Seperti yang telah kami nyatakan dengan jelas sebelumnya, kelompok perlawanan di kawasan ini merespons kejahatan perang dan genosida,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merujuk pada invasi Israel di Gaza.
"Mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran. Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyatnya," lanjut Kanaani.
Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran.
Biden menjanjikan respons keras atas kematian tiga tentara Amerika. “Kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab pada waktu dan cara yang kami pilih,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Melalui Kementerian Luar Negeri-nya, kerajaan mengatakan serangan tersebut merupakan aksi teroris.
“Kementerian memperbarui dukungan teguh kerajaan terhadap upaya internasional yang semakin intensif untuk menghilangkan terorisme dan ekstremisme dalam segala bentuk dan manifestasinya serta mengeringkan sumber pendanaannya,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (30/1/2024).
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung bagi milisi Islam Syiah, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka tidak gentar dengan ancaman respons dari Amerika.
Kelompok milisi pro-Iran itu menjanjikan lebih banyak eskalasi jika AS terus mendukung Israel dalam invasi brutalnya di Gaza, Palestina.
Kelompok milisi tersebut menjadi salah satu dari banyak kelompok yang menentang pengeboman Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 26.000 warga Palestina. Invasi ini dimulai sejak 7 Oktober setelah serangan Hamas ke Israel yang tewaskan 1.139 orang.
“Semua kepentingan AS di kawasan ini adalah target yang sah dan kami tidak peduli dengan ancaman AS untuk meresponsnya,” kata seorang pejabat senior kelompok milisi tersebut kepada Washington Post.
Iran telah membantah terlibat dalam serangan drone terhadap pangkalan militer AS di Yordania yang dekat dengan perbatasan Suriah.
“Seperti yang telah kami nyatakan dengan jelas sebelumnya, kelompok perlawanan di kawasan ini merespons kejahatan perang dan genosida,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merujuk pada invasi Israel di Gaza.
"Mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran. Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyatnya," lanjut Kanaani.
Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran.
Biden menjanjikan respons keras atas kematian tiga tentara Amerika. “Kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab pada waktu dan cara yang kami pilih,” katanya dalam sebuah pernyataan.
(mas)