PBB Pertanyakan Nasib Aktivis yang Ditangkap Otoritas Saudi
A
A
A
JENEWA - Dewan HAM PBB mempertanyakan nasib para aktivis hak-hak perempuan yang ditangkap oleh otoritas Arab Saudi. Para aktivis ini ditangkap menjelang pencabutan larangan mengemudi perempuan yang merupakan bagian dari program reformasi Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman.
Hampir selusin aktivis terkemuka, sebagian besar perempuan, yang selama bertahun-tahun mendesak reformasi di Saudi, ditangkap bulan ini. Penangkapan ini memunculkan pernyataan mengenai pendekatan Mohammed bin Salman mengenai reformasi di negara itu.
Badan PBB yang berbasis di Jenewa itu menyerukan kepada Saudi untuk segera memberikan informasi mengenai kondisi para aktivis tersebut. Dewan HAM juga mendesak Saudi untuk memastikan para aktivis itu akan menjalani proses hukum yang terbuka dan benar.
"Enam wanita dan tiga pria diketahui tetap dalam tahanan dan menghadapi tuduhan yang sangat serius. Keberadaan pasti mereka tidak diketahui dan sebagian besar dari mereka hanya diizinkan untuk melakukan satu panggilan telepon ke keluarga mereka sejak mereka ditangkap," kata juru bicara Dewan HAM PBB, Liz Throssell, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/5).
"Kami mendesak pihak berwenang Saudi untuk mengungkapkan lokasi mereka dan memastikan hak mereka untuk menjamin proses hukum. Jika, seperti yang terlihat, penahanan mereka terkait hanya dengan pekerjaan mereka sebagai pembela hak asasi manusia dan aktivis pada isu-isu perempuan, mereka harus segera dibebaskan," sambungnya.
Throssell kemudian menuturkan, para aktivis ini berhak atas hak atas perwakilan hukum, untuk mengetahui sifat dari tuduhan terhadap mereka, untuk memiliki akses ke keluarga mereka dan untuk dibawa ke pengadilan yang tidak memihak dalam jangka waktu yang wajar.
"Pihak berwenang Saudi harus juga memberikan informasi tentang pangeran Saudi, Nawaf Talal Rasheed, yang dilaporkan hilang sejak dideportasi dari Kuwait pada 12 Mei dan menjelaskan dia ditangkap atas dasar apa," tukasnya.
Hampir selusin aktivis terkemuka, sebagian besar perempuan, yang selama bertahun-tahun mendesak reformasi di Saudi, ditangkap bulan ini. Penangkapan ini memunculkan pernyataan mengenai pendekatan Mohammed bin Salman mengenai reformasi di negara itu.
Badan PBB yang berbasis di Jenewa itu menyerukan kepada Saudi untuk segera memberikan informasi mengenai kondisi para aktivis tersebut. Dewan HAM juga mendesak Saudi untuk memastikan para aktivis itu akan menjalani proses hukum yang terbuka dan benar.
"Enam wanita dan tiga pria diketahui tetap dalam tahanan dan menghadapi tuduhan yang sangat serius. Keberadaan pasti mereka tidak diketahui dan sebagian besar dari mereka hanya diizinkan untuk melakukan satu panggilan telepon ke keluarga mereka sejak mereka ditangkap," kata juru bicara Dewan HAM PBB, Liz Throssell, seperti dilansir Reuters pada Selasa (29/5).
"Kami mendesak pihak berwenang Saudi untuk mengungkapkan lokasi mereka dan memastikan hak mereka untuk menjamin proses hukum. Jika, seperti yang terlihat, penahanan mereka terkait hanya dengan pekerjaan mereka sebagai pembela hak asasi manusia dan aktivis pada isu-isu perempuan, mereka harus segera dibebaskan," sambungnya.
Throssell kemudian menuturkan, para aktivis ini berhak atas hak atas perwakilan hukum, untuk mengetahui sifat dari tuduhan terhadap mereka, untuk memiliki akses ke keluarga mereka dan untuk dibawa ke pengadilan yang tidak memihak dalam jangka waktu yang wajar.
"Pihak berwenang Saudi harus juga memberikan informasi tentang pangeran Saudi, Nawaf Talal Rasheed, yang dilaporkan hilang sejak dideportasi dari Kuwait pada 12 Mei dan menjelaskan dia ditangkap atas dasar apa," tukasnya.
(esn)