Termakan Hasutan Israel, 9 Negara Ini Stop Danai UNRWA

Minggu, 28 Januari 2024 - 12:15 WIB
loading...
Termakan Hasutan Israel, 9 Negara Ini Stop Danai UNRWA
Sembilan negara hentikan pendanaan untuk UNRWA setelah Israel menuduh beberapa staf badan tersebut terlibat serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Sembilan negara telah memutuskan untuk menghentikan pendanaan untuk badan PBB yang menangani pengungsi Palestina.

Itu terjadi setelah Israel menghasut penghentian pendanaan tersebut. Hasutan itu berdasarkan tuduhan bahwa beberapa staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) terlibat serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Sembilan negara yang menghentikan pendanaan untuk UNRWA adalah Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, Jerman, Italia, Belanda, Swiss dan Finlandia.

“Warga Palestina di Gaza tidak membutuhkan hukuman kolektif tambahan ini,” kecam Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA.



"Ini menodai kita semua," lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Minggu (28/1/2024).

Sebelumnya, UNRWA mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan terkait tuduhan Israel bahwa beberapa karyawannya terlibat serangan Hamas pada 7 Oktober.

UNRWA juga telah memutuskan hubungan dengan para karyawan yang bersangkutan.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyerukan lebih banyak penangguhan donor untuk UNRWA.

Menurutnya, UNRWA harus diganti setelah perang di Gaza mereda. Dia menuduh UNRWA memiliki hubungan dengan kelompok militan Islam di Gaza.

“Dalam pembangunan kembali Gaza, @UNRWA harus diganti dengan lembaga-lembaga yang berdedikasi pada perdamaian dan pembangunan sejati,” tulis dia di X.

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq, ketika ditanya tentang pernyataan Katz, mengatakan: "Kami tidak menanggapi retorika. UNRWA secara keseluruhan memiliki catatan yang kuat, yang telah berulang kali kami tekankan."

Lazzarini mengatakan keputusan sembilan negara tersebut mengancam kerja kemanusiaan UNRWA di seluruh wilayah, terutama di Gaza.

“Sangat mengejutkan melihat penangguhan dana untuk badan tersebut sebagai reaksi terhadap tuduhan terhadap sekelompok kecil staf, terutama mengingat tindakan segera yang diambil UNRWA dengan mengakhiri kontrak mereka dan meminta penyelidikan independen yang transparan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik apa yang digambarkannya sebagai kampanye Israel melawan UNRWA.

Sedangkan Hamas mengutuk pemutusan kontrak beberapa karyawan UNRWA. "[Hanya] berdasarkan informasi yang diperoleh dari Zionis," kata kelompok tersebut.

UNRWA didirikan untuk membantu pengungsi perang tahun 1948 saat berdirinya Israel dan memberikan layanan pendidikan, kesehatan dan bantuan kepada warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Badan bantuan tersebut membantu sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza dan telah memainkan peran bantuan yang sangat penting selama perang yang dilancarkan Israel untuk melenyapkan Hamas setelah serangan 7 Oktober.

Saat mengumumkan penyelidikan terkait tuduhan Israel, Lazzarini mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak beberapa anggota staf untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan.

Lazzarini tidak mengungkapkan jumlah karyawan yang dituduh Israel terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, maupun sifat keterlibatan mereka.

Namun dia mengatakan bahwa setiap pegawai UNRWA yang terlibat dalam "aksi teror” akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana.

Selama berminggu-minggu pengeboman Israel di wilayah Palestina, UNRWA telah berulang kali mengatakan bahwa kapasitasnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Gaza berada di ambang kehancuran.

Hussein al-Sheikh, kepala badan politik payung Palestina, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan bahwa pemotongan dukungan kepada badan tersebut membawa risiko yang besar.

“Kami menyerukan kepada negara-negara yang mengumumkan penghentian dukungan mereka terhadap UNRWA untuk segera membatalkan keputusan mereka,” tulis dia di X.

Kementerian Luar Negeri di Jerman, yang merupakan donor utama UNRWA, menyambut baik penyelidikan UNRWA dan mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan tuduhan yang diajukan terhadap para pegawai lembaga tersebut.

“Kami berharap Lazzarini menjelaskan kepada seluruh staf UNRWA bahwa segala bentuk kebencian dan kekerasan sama sekali tidak dapat diterima dan tidak akan ditoleransi,” katanya di X.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1613 seconds (0.1#10.140)