Rusia Siapkan Sistem Rudal S-500 dan Rudal Nuklir Sarmat untuk Tugas Tempur
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia sedang merampungkan pengerahan berbagai persenjataan canggih canggih untuk tugas tempur. Beberapa persenjataan itu di antaranya sistem pertahanan rudal S-500 dan rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 Sarmat yang bisa membawa hulu ledak nuklir.
Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko dalam pengumumannya pada 26 Januari mengatakan proses pengerahan berbagai persenjataan dijadwalkan rampung tahun ini.
Krivoruchko mengatakan bahwa prioritas utama dukungan teknis militer kepada Angkatan Bersenjata Rusia tahun ini adalah penyelesaian penempatan sistem rudal strategis Sarmat di dalam Pasukan Rudal Strategis.
RS-28 Sarmat, juga dikenal sebagai rudal Setan 2, adalah bagian dari serangkaian rudal canggih yang diperkenalkan oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018, bersama dengan rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
Sarmat, yang berbobot lebih dari 200 ton dan memiliki kemampuan untuk mengangkut banyak hulu ledak, dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan melakukan fase peningkatan awal yang singkat.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi jangka waktu yang tersedia bagi sistem pengawasan musuh untuk mengidentifikasi dan memantau rudal.
Secara terpisah, diungkapkan pada hari yang sama bahwa silo untuk tugas aktif rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat, bersama dengan ICBM Yars dan Avangard, kini telah disiapkan.
"Dalam rangka penyediaan infrastruktur kelompok kekuatan dan sarana pencegahan nuklir, semua kegiatan dilaksanakan tepat waktu. Infrastruktur disiapkan untuk tugas tempur di silo kompleks rudal strategis Yars, Avangard, dan Sarmat di wilayah Kaluga, Orenburg, dan Krasnoyarsk," papar Krivoruchko, seperti dikutip dari EurAsian Times, Minggu (28/1/2024).
Selain rudal balistik antarbenua Sarmat, dia juga menyoroti bahwa kedatangan pesawat pembawa rudal; Tu-160M, dan penempatan sistem rudal anti-pesawat S-500 di Angkatan Udara adalah tujuan utama pada tahun 2024.
“Pada tahun 2024, tugas pokok dalam rangka dukungan teknis militer terhadap pasukan adalah penyelesaian pekerjaan menempatkan sistem rudal strategis Sarmat dalam tugas tempur di Pasukan Rudal Strategis, kedatangan pesawat pembawa rudal strategis Tu-160M dan sistem rudal anti-pesawat S-500 di Angkatan Udara, kapal selam nuklir Knyaz Pozharsky dan kapal permukaan di Angkatan Laut,” kata Krivoruchko.
Sistem pertahanan rudal S-500, yang diyakini sebagai yang tercanggih di dunia, diklaim mampu menghancurkan rudal hipersonik musuh. Para ahli Rusia mengeklaim bahwa S-500 bahkan dapat menargetkan satelit di orbit rendah Bumi dan pesawat siluman generasi kelima, selain target utamanya berupa rudal jelajah dan balistik.
Pengumuman Krivoruchko muncul di tengah ketegangan antara Rusia dan NATO terkait perang Moskow di Ukraina. Beberapa negara NATO khawatir perang akan meluas ke negara-negara aliansi di Eropa dan menyerukan sekutu untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi perang.
NATO saat ini sedang menjalani salah satu latihan perang terbesar yang melibatkan sekitar 90.000 tentara dari semua negara anggota.
Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko dalam pengumumannya pada 26 Januari mengatakan proses pengerahan berbagai persenjataan dijadwalkan rampung tahun ini.
Krivoruchko mengatakan bahwa prioritas utama dukungan teknis militer kepada Angkatan Bersenjata Rusia tahun ini adalah penyelesaian penempatan sistem rudal strategis Sarmat di dalam Pasukan Rudal Strategis.
RS-28 Sarmat, juga dikenal sebagai rudal Setan 2, adalah bagian dari serangkaian rudal canggih yang diperkenalkan oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018, bersama dengan rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
Sarmat, yang berbobot lebih dari 200 ton dan memiliki kemampuan untuk mengangkut banyak hulu ledak, dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan melakukan fase peningkatan awal yang singkat.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi jangka waktu yang tersedia bagi sistem pengawasan musuh untuk mengidentifikasi dan memantau rudal.
Secara terpisah, diungkapkan pada hari yang sama bahwa silo untuk tugas aktif rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat, bersama dengan ICBM Yars dan Avangard, kini telah disiapkan.
"Dalam rangka penyediaan infrastruktur kelompok kekuatan dan sarana pencegahan nuklir, semua kegiatan dilaksanakan tepat waktu. Infrastruktur disiapkan untuk tugas tempur di silo kompleks rudal strategis Yars, Avangard, dan Sarmat di wilayah Kaluga, Orenburg, dan Krasnoyarsk," papar Krivoruchko, seperti dikutip dari EurAsian Times, Minggu (28/1/2024).
Selain rudal balistik antarbenua Sarmat, dia juga menyoroti bahwa kedatangan pesawat pembawa rudal; Tu-160M, dan penempatan sistem rudal anti-pesawat S-500 di Angkatan Udara adalah tujuan utama pada tahun 2024.
“Pada tahun 2024, tugas pokok dalam rangka dukungan teknis militer terhadap pasukan adalah penyelesaian pekerjaan menempatkan sistem rudal strategis Sarmat dalam tugas tempur di Pasukan Rudal Strategis, kedatangan pesawat pembawa rudal strategis Tu-160M dan sistem rudal anti-pesawat S-500 di Angkatan Udara, kapal selam nuklir Knyaz Pozharsky dan kapal permukaan di Angkatan Laut,” kata Krivoruchko.
Sistem pertahanan rudal S-500, yang diyakini sebagai yang tercanggih di dunia, diklaim mampu menghancurkan rudal hipersonik musuh. Para ahli Rusia mengeklaim bahwa S-500 bahkan dapat menargetkan satelit di orbit rendah Bumi dan pesawat siluman generasi kelima, selain target utamanya berupa rudal jelajah dan balistik.
Pengumuman Krivoruchko muncul di tengah ketegangan antara Rusia dan NATO terkait perang Moskow di Ukraina. Beberapa negara NATO khawatir perang akan meluas ke negara-negara aliansi di Eropa dan menyerukan sekutu untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi perang.
NATO saat ini sedang menjalani salah satu latihan perang terbesar yang melibatkan sekitar 90.000 tentara dari semua negara anggota.
(mas)