5 Konfrontasi Iran Vs AS di Timur Tengah
loading...
A
A
A
Kelompok ini memiliki basis utama di perbatasan Israel-Lebanon dan telah melakukan baku tembak dengan Israel sejak perang Gaza dimulai. Gerakan ini dekat dengan Hamas di Gaza.
Meskipun jumlah pasti persenjataan kelompok Islam Syiah ini tidak diketahui, para ahli memperkirakan mereka memiliki antara 150.000 dan 200.000 rudal, serta roket dan mortir. Ratusan rudal tersebut “memiliki presisi tinggi dan sangat destruktif,” menurut Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv.
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengklaim kelompoknya memiliki 100.000 pejuang, termasuk tentara aktif dan cadangan. Iran diyakini sebagai pemasok senjata utama Hizbullah.
Foto/Reuters
Teheran memiliki pengaruh signifikan terhadap beberapa milisi Syiah yang terkait erat dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Ini termasuk Kataib Hizbullah, Harakat al-Nujaba, dan Kata’ib Sayyid al-Shuhada.
Para ahli mengatakan bahwa beberapa kelompok, seperti Kataib Hizbullah, lebih bertanggung jawab kepada pihak berwenang di Teheran dibandingkan kepada pemerintah di Bagdad. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS yakin mereka memiliki anggota hingga 10.000 orang. Irak juga merupakan rumah bagi Organisasi Badr yang didirikan IRGC serta Asaib Ahl Al-Haq.
Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak sejak perang Gaza dimulai, yang dibalas oleh AS dengan serangan udara. Selama akhir pekan, personel AS terluka dalam serangan rudal balistik di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak. Tampaknya ini adalah kedua kalinya rudal balistik digunakan untuk menargetkan pasukan AS dan koalisi di negara tersebut sejak 7 Oktober.
Hingga tahun 2008, pada puncak perang Irak, AS memiliki 160.000 tentara di negara tersebut. Saat ini, sekitar 2.500 pasukan dikerahkan di beberapa pangkalan, termasuk Erbil AB, Al-Asad AB, dan JOC-I (Union III) berpangkalan di Baghdad.
Khawatir negaranya akan menjadi ajang perang regional, perdana menteri Irak bulan ini mengatakan bahwa Baghdad sedang mencari jalan keluar dari koalisi pimpinan AS. AS telah menekankan bahwa militernya hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah.
Suriah juga menjadi tuan rumah bagi Brigade Zainabiyoun dan Fatemiyoun, milisi Syiah yang terkait dengan IRGC yang diyakini merekrut pejuang Afghanistan dan Pakistan.
AS memiliki 800 pasukan di Suriah sebagai bagian dari misi berkelanjutan untuk mengalahkan ISIS. Sebagian besar pasukan AS ditempatkan di tempat yang oleh para pejabat militer disebut sebagai “Kawasan Keamanan Suriah Timur,” di mana AS mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang anti-rezim di timur laut negara tersebut. Ada juga kehadiran pasukan AS di tenggara Suriah, tempat AS mendukung Tentara Bebas Suriah, yang juga menentang rezim Suriah. Rezim menganggap AS sebagai penjajah.
Meskipun jumlah pasti persenjataan kelompok Islam Syiah ini tidak diketahui, para ahli memperkirakan mereka memiliki antara 150.000 dan 200.000 rudal, serta roket dan mortir. Ratusan rudal tersebut “memiliki presisi tinggi dan sangat destruktif,” menurut Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv.
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengklaim kelompoknya memiliki 100.000 pejuang, termasuk tentara aktif dan cadangan. Iran diyakini sebagai pemasok senjata utama Hizbullah.
3. Irak
Foto/Reuters
Teheran memiliki pengaruh signifikan terhadap beberapa milisi Syiah yang terkait erat dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Ini termasuk Kataib Hizbullah, Harakat al-Nujaba, dan Kata’ib Sayyid al-Shuhada.
Para ahli mengatakan bahwa beberapa kelompok, seperti Kataib Hizbullah, lebih bertanggung jawab kepada pihak berwenang di Teheran dibandingkan kepada pemerintah di Bagdad. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS yakin mereka memiliki anggota hingga 10.000 orang. Irak juga merupakan rumah bagi Organisasi Badr yang didirikan IRGC serta Asaib Ahl Al-Haq.
Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak sejak perang Gaza dimulai, yang dibalas oleh AS dengan serangan udara. Selama akhir pekan, personel AS terluka dalam serangan rudal balistik di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak. Tampaknya ini adalah kedua kalinya rudal balistik digunakan untuk menargetkan pasukan AS dan koalisi di negara tersebut sejak 7 Oktober.
Hingga tahun 2008, pada puncak perang Irak, AS memiliki 160.000 tentara di negara tersebut. Saat ini, sekitar 2.500 pasukan dikerahkan di beberapa pangkalan, termasuk Erbil AB, Al-Asad AB, dan JOC-I (Union III) berpangkalan di Baghdad.
Khawatir negaranya akan menjadi ajang perang regional, perdana menteri Irak bulan ini mengatakan bahwa Baghdad sedang mencari jalan keluar dari koalisi pimpinan AS. AS telah menekankan bahwa militernya hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah.
4. Suriah
Melansir CNN, Iran mempunyai kehadiran langsung di Suriah, di mana Pasukan Quds, unit elit IRGC yang menangani operasi luar negeri, dikerahkan setelah pemberontakan tahun 2011 untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Personilnya bertugas sebagai penasihat militer dan berjuang di garis depan untuk Assad, bersama milisi yang didukung Iran.Suriah juga menjadi tuan rumah bagi Brigade Zainabiyoun dan Fatemiyoun, milisi Syiah yang terkait dengan IRGC yang diyakini merekrut pejuang Afghanistan dan Pakistan.
AS memiliki 800 pasukan di Suriah sebagai bagian dari misi berkelanjutan untuk mengalahkan ISIS. Sebagian besar pasukan AS ditempatkan di tempat yang oleh para pejabat militer disebut sebagai “Kawasan Keamanan Suriah Timur,” di mana AS mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang anti-rezim di timur laut negara tersebut. Ada juga kehadiran pasukan AS di tenggara Suriah, tempat AS mendukung Tentara Bebas Suriah, yang juga menentang rezim Suriah. Rezim menganggap AS sebagai penjajah.