Sedang Berseteru Hebat, Iran dan AS Gunakan Arab Saudi untuk Bertukar Pesan
loading...
A
A
A
Sumber tersebut mengatakan Teheran telah memperingatkan AS mengenai konsekuensi potensial jika perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, membawa ketegangan regional ke tingkat yang tidak terkendali.
Hal ini termasuk kekalahan Israel dalam perang regional yang lebih luas dan peningkatan tekanan keamanan terhadap militer AS.
Sumber pertama mengatakan Arab Saudi telah digunakan sebagai saluran ketika ketegangan meningkat menyusul pembunuhan Israel terhadap komandan senior dari “Poros Perlawanan”, kelompok negara dan kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Setelah Israel membunuh Razi Mousavi, seorang jenderal di pasukan elite Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada tanggal 25 Desember, delegasi Saudi mengunjungi Teheran dengan pesan dari Washington yang mengatakan bahwa AS ingin membendung konflik di Gaza.
Menurut sumber pertama, AS menyarankan konsesi potensial dari Israel. Salah satunya adalah AS tidak akan memberikan dukungan kepada pejabat sayap kanan Israel, yang mendominasi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Hal ini, kata sumber itu, bergantung pada upaya Iran untuk tidak menggagalkan upaya membangun hubungan penuh antara Israel dan Arab Saudi, sebuah proses yang terhenti oleh pecahnya perang Gaza.
Pada 8 Januari, Hossein Akbari, duta besar Iran untuk Suriah, mengatakan bahwa Iran telah menerima pesan dari "salah satu negara Teluk Persia".
Menurut Akbari, negara tersebut mengirimkan delegasi ke Iran dengan pesan dari Amerika, menawarkan rencana untuk menyelesaikan konflik di seluruh wilayah, bukan hanya menangani perang Gaza.
MEE, dalam laporannya, menduga kuat bahwa negara Teluk yang dimaksud itu adalah Arab Saudi.
Orang dalam Iran lainnya mengatakan kepada MEE bahwa Washington menggunakan saluran Saudi untuk memberi tahu Teheran bahwa mereka akan menyerang kelompok Houthi Yaman, yang telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah untuk mengganggu pasokan dan perdagangan Israel.
Hal ini termasuk kekalahan Israel dalam perang regional yang lebih luas dan peningkatan tekanan keamanan terhadap militer AS.
AS Menawarkan Konsesi
Sumber pertama mengatakan Arab Saudi telah digunakan sebagai saluran ketika ketegangan meningkat menyusul pembunuhan Israel terhadap komandan senior dari “Poros Perlawanan”, kelompok negara dan kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Setelah Israel membunuh Razi Mousavi, seorang jenderal di pasukan elite Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, pada tanggal 25 Desember, delegasi Saudi mengunjungi Teheran dengan pesan dari Washington yang mengatakan bahwa AS ingin membendung konflik di Gaza.
Menurut sumber pertama, AS menyarankan konsesi potensial dari Israel. Salah satunya adalah AS tidak akan memberikan dukungan kepada pejabat sayap kanan Israel, yang mendominasi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Hal ini, kata sumber itu, bergantung pada upaya Iran untuk tidak menggagalkan upaya membangun hubungan penuh antara Israel dan Arab Saudi, sebuah proses yang terhenti oleh pecahnya perang Gaza.
Pada 8 Januari, Hossein Akbari, duta besar Iran untuk Suriah, mengatakan bahwa Iran telah menerima pesan dari "salah satu negara Teluk Persia".
Menurut Akbari, negara tersebut mengirimkan delegasi ke Iran dengan pesan dari Amerika, menawarkan rencana untuk menyelesaikan konflik di seluruh wilayah, bukan hanya menangani perang Gaza.
MEE, dalam laporannya, menduga kuat bahwa negara Teluk yang dimaksud itu adalah Arab Saudi.
Orang dalam Iran lainnya mengatakan kepada MEE bahwa Washington menggunakan saluran Saudi untuk memberi tahu Teheran bahwa mereka akan menyerang kelompok Houthi Yaman, yang telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah untuk mengganggu pasokan dan perdagangan Israel.