Rusia Bela Palestina: Holocaust Masa Lalu Tak Memberi Israel Impunitas
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengatakan Holocaust oleh Nazi terhadap orang-orang Yahudi di masa lalu tidak memberi Israel impunitasatas tindakannya diPalestina .
Menurut Moskow, rezim Zionis tidak bisa bertindak semaunya dalam mengambil kebijakan luar negeri, khususnya ketika menyangkut permusuhan di Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers tentang hasil diplomasi Moskow tahun 2023 pada hari Kamis.
Lavrov kembali menegaskan dukungannya terhadap pembentukan Negara Palestina. Menurutnya, kegagalan selama puluhan tahun untuk melakukan hal ini adalah salah satu alasan utama ketidakstabilan di Timur Tengah dan ketegangan antara Palestina dan Israel.
Menlu Lavrov mencatat bahwa Rusia mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Namun, setelah permusuhan dimulai, beberapa pejabat Israel bahkan menyebut penduduk Gaza sebagai “binatang” tanpa mendapat reaksi keras dari Barat.
“Bangsa Israel tidak bisa….sekarang melakukan apapun yang mereka inginkan karena mereka menderita selama Perang Dunia II. Ya, memang ada Holocaust, itu adalah kejahatan yang mengerikan, tetapi ada juga genosida terhadap semua orang di Uni Soviet,” ujarnya, seperti dikutip dari RT, Jumat (19/1/2024).
Lavrov menambahkan bahwa rakyat Soviet juga menderita karena mereka dimusnahkan di kamp konsentrasi Nazi yang sama dengan orang-orang Yahudi, dan kedua komunitas tersebut meninggal karena kelaparan secara berdampingan di Leningrad yang terkepung.
“Menurut logika ini, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Itu tidak akan berhasil jika kita ingin menegakkan hukum internasional secara sistematis,” imbuh dia.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1. 139 orang dan ratusan lainnya disandera. Invasi berikutnya oleh Israel di Gaza menewaskan lebih dari 24.000 warga Palestina dan hingga sekarang invasi masih terus berlanjut.
Rezim Zionis Israel berjanji tidak akan berhenti berperang sampai Hamas benar-benar dikalahkan dan semua sandera dipulangkan.
Rusia telah berulang kali meminta kedua belah pihak untuk menyetujui gencatan senjata sambil mendesak Israel untuk tidak melupakan hukum perang.
Sekadar diketahui, Holocaust oleh rezim Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler merenggut nyawa sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa. Sementara itu, Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta orang selama perang, termasuk banyak orang Yahudi, dan dua pertiga dari korban tersebut adalah warga sipil.
Menurut Moskow, rezim Zionis tidak bisa bertindak semaunya dalam mengambil kebijakan luar negeri, khususnya ketika menyangkut permusuhan di Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers tentang hasil diplomasi Moskow tahun 2023 pada hari Kamis.
Lavrov kembali menegaskan dukungannya terhadap pembentukan Negara Palestina. Menurutnya, kegagalan selama puluhan tahun untuk melakukan hal ini adalah salah satu alasan utama ketidakstabilan di Timur Tengah dan ketegangan antara Palestina dan Israel.
Menlu Lavrov mencatat bahwa Rusia mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Namun, setelah permusuhan dimulai, beberapa pejabat Israel bahkan menyebut penduduk Gaza sebagai “binatang” tanpa mendapat reaksi keras dari Barat.
“Bangsa Israel tidak bisa….sekarang melakukan apapun yang mereka inginkan karena mereka menderita selama Perang Dunia II. Ya, memang ada Holocaust, itu adalah kejahatan yang mengerikan, tetapi ada juga genosida terhadap semua orang di Uni Soviet,” ujarnya, seperti dikutip dari RT, Jumat (19/1/2024).
Lavrov menambahkan bahwa rakyat Soviet juga menderita karena mereka dimusnahkan di kamp konsentrasi Nazi yang sama dengan orang-orang Yahudi, dan kedua komunitas tersebut meninggal karena kelaparan secara berdampingan di Leningrad yang terkepung.
“Menurut logika ini, kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Itu tidak akan berhasil jika kita ingin menegakkan hukum internasional secara sistematis,” imbuh dia.
Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1. 139 orang dan ratusan lainnya disandera. Invasi berikutnya oleh Israel di Gaza menewaskan lebih dari 24.000 warga Palestina dan hingga sekarang invasi masih terus berlanjut.
Rezim Zionis Israel berjanji tidak akan berhenti berperang sampai Hamas benar-benar dikalahkan dan semua sandera dipulangkan.
Rusia telah berulang kali meminta kedua belah pihak untuk menyetujui gencatan senjata sambil mendesak Israel untuk tidak melupakan hukum perang.
Sekadar diketahui, Holocaust oleh rezim Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler merenggut nyawa sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa. Sementara itu, Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta orang selama perang, termasuk banyak orang Yahudi, dan dua pertiga dari korban tersebut adalah warga sipil.
(mas)