Pangeran Arab Saudi: Kerajaan Akan Akui Negara Israel Jika....
loading...
A
A
A
DAVOS - Pangeran Faisal bin Farhan dari Kerajaan Arab Saudi mengatakan Riyadh akan mengakui Negara Israel jika kesepakatan komprehensif tercapai, yang mencakup berdirinya Negara Israel yang merdeka.
Pernyataan Pangeran Faisal, yang merupakan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, disampaikan di sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Komentar itu muncul ketika perang Israel melawan di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Kami setuju bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, namun hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina, melalui [pendirian] Negara Palestina,” kata Pangeran Faisal, seperti dikutip dari New Arab, Kamis (18/1/2024).
Ketika ditanya apakah Kerajaan Arab Saudi akan mengakui Negara Israel sebagai bagian dari perjanjian politik yang lebih luas tersebut, dia menjawab: “Tentu saja.”
Pangeran Faisal mengatakan menjaga perdamaian regional melalui pembentukan Negara Palestina adalah sesuatu yang telah dikerjakan Kerajaan Arab Saudi bersama pemerintah Amerika Serikat. "Dan ini lebih relevan dalam konteks Gaza," ujarnya.
Mendapatkan kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi akan menjadi hadiah utama bagi Israel setelah Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko, dan dapat mengubah geopolitik Timur Tengah.
Kerajaan ini, negara paling kuat di dunia Arab dan rumah bagi situs-situs paling suci dalam Islam, memiliki pengaruh keagamaan yang besar di seluruh dunia.
Setelah pecahnya perang Gaza pada bulan Oktober lalu, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS agar kerajaan tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel, kata dua sumber yang mengetahui pemikiran Riyadh, dalam penataan ulang prioritas diplomatiknya.
Kedua sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa akan ada penundaan dalam perundingan yang didukung AS mengenai normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel, yang dipandang sebagai langkah penting bagi kerajaan tersebut untuk mendapatkan imbalan nyata dari pakta pertahanan AS sebagai imbalannya.
Pernyataan Pangeran Faisal, yang merupakan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, disampaikan di sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Komentar itu muncul ketika perang Israel melawan di Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Baca Juga
“Kami setuju bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, namun hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina, melalui [pendirian] Negara Palestina,” kata Pangeran Faisal, seperti dikutip dari New Arab, Kamis (18/1/2024).
Ketika ditanya apakah Kerajaan Arab Saudi akan mengakui Negara Israel sebagai bagian dari perjanjian politik yang lebih luas tersebut, dia menjawab: “Tentu saja.”
Pangeran Faisal mengatakan menjaga perdamaian regional melalui pembentukan Negara Palestina adalah sesuatu yang telah dikerjakan Kerajaan Arab Saudi bersama pemerintah Amerika Serikat. "Dan ini lebih relevan dalam konteks Gaza," ujarnya.
Mendapatkan kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi akan menjadi hadiah utama bagi Israel setelah Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko, dan dapat mengubah geopolitik Timur Tengah.
Kerajaan ini, negara paling kuat di dunia Arab dan rumah bagi situs-situs paling suci dalam Islam, memiliki pengaruh keagamaan yang besar di seluruh dunia.
Setelah pecahnya perang Gaza pada bulan Oktober lalu, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS agar kerajaan tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel, kata dua sumber yang mengetahui pemikiran Riyadh, dalam penataan ulang prioritas diplomatiknya.
Kedua sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa akan ada penundaan dalam perundingan yang didukung AS mengenai normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel, yang dipandang sebagai langkah penting bagi kerajaan tersebut untuk mendapatkan imbalan nyata dari pakta pertahanan AS sebagai imbalannya.