4 Perlawanan Houthi atas Serangan AS dan Inggris ke Yaman
loading...
A
A
A
SANAA - Serangan baru-baru ini terhadap kelompok Houthi Yaman sepertinya tidak akan mengakhiri ancaman yang mereka timbulkan terhadap pelayaran internasional. Itu dikarenakan kelompok didukung Iran telah bertahan selama bertahun-tahun dari pemboman udara besar-besaran yang dilakukan negara-negara Teluk.
Pasukan AS dan Inggris menargetkan hampir 30 lokasi dengan lebih dari 150 amunisi dalam semalam, menyerang infrastruktur drone, rudal dan radar yang digunakan pemberontak untuk berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir.
Amerika Serikat masih memiliki opsi militer tambahan dan para pejabat tinggi telah memperingatkan tindakan lebih lanjut jika serangan terus berlanjut, namun perluasan kampanye udara di Yaman juga berisiko meningkatkan eskalasi dengan Iran, yang ingin dihindari oleh Washington.
Letnan Jenderal AS Douglas Sims mengatakan pada Jumat (12/1/2024) bahwa Houthi telah menembakkan rudal balistik anti-kapal sebagai tanggapan atas serangan tersebut, dan mengindikasikan bahwa ia mengantisipasi dampak yang lebih luas.
“Retorika Houthi cukup kuat dan cukup tinggi. Saya perkirakan mereka akan mencoba melakukan semacam pembalasan,” katanya, dilansir CNA.
Foto/Reuters
Jon Alterman, direktur Program Timur Tengah di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan menurutnya serangan baru-baru ini akan “mengurangi tetapi tidak mengakhiri ancaman Houthi terhadap pelayaran”.
“Tantangannya adalah membuat kelompok Houthi menyimpulkan bahwa lebih banyak serangan akan merugikan kepentingan mereka. Masih jauh dari jelas bahwa mereka sudah mencapai kesimpulan tersebut,” katanya.
Washington masih memiliki opsi lebih lanjut jika serangan terus berlanjut, termasuk terus menyerang kelompok Houthi serta menargetkan lokasi di mana para pelatih atau pakar Iran berada, kata Alterman.
Foto/Reuters
Mark Schwartz, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan saat ini menjadi rekan senior di RAND, juga memperkirakan serangan Houthi terhadap kapal akan terus berlanjut.
Pasukan AS dan Inggris menargetkan hampir 30 lokasi dengan lebih dari 150 amunisi dalam semalam, menyerang infrastruktur drone, rudal dan radar yang digunakan pemberontak untuk berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dalam beberapa pekan terakhir.
Amerika Serikat masih memiliki opsi militer tambahan dan para pejabat tinggi telah memperingatkan tindakan lebih lanjut jika serangan terus berlanjut, namun perluasan kampanye udara di Yaman juga berisiko meningkatkan eskalasi dengan Iran, yang ingin dihindari oleh Washington.
Letnan Jenderal AS Douglas Sims mengatakan pada Jumat (12/1/2024) bahwa Houthi telah menembakkan rudal balistik anti-kapal sebagai tanggapan atas serangan tersebut, dan mengindikasikan bahwa ia mengantisipasi dampak yang lebih luas.
“Retorika Houthi cukup kuat dan cukup tinggi. Saya perkirakan mereka akan mencoba melakukan semacam pembalasan,” katanya, dilansir CNA.
5 Penyebab Serangan AS dan Inggris ke Yaman Tidak Akan Melemahkan Perjuangan Houthi
1. Houthi Akan Tetap Mengganggu Pelayaran di Laut Merah
Foto/Reuters
Jon Alterman, direktur Program Timur Tengah di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan menurutnya serangan baru-baru ini akan “mengurangi tetapi tidak mengakhiri ancaman Houthi terhadap pelayaran”.
“Tantangannya adalah membuat kelompok Houthi menyimpulkan bahwa lebih banyak serangan akan merugikan kepentingan mereka. Masih jauh dari jelas bahwa mereka sudah mencapai kesimpulan tersebut,” katanya.
Washington masih memiliki opsi lebih lanjut jika serangan terus berlanjut, termasuk terus menyerang kelompok Houthi serta menargetkan lokasi di mana para pelatih atau pakar Iran berada, kata Alterman.
2. Houthi Akan Menarget Kapal Militer
Foto/Reuters
Mark Schwartz, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan saat ini menjadi rekan senior di RAND, juga memperkirakan serangan Houthi terhadap kapal akan terus berlanjut.