Banyak Rudal AS Cs Ditangkis 4 Sistem Pertahanan Suriah
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim empat sistem pertahanan Suriah berhasil menangkis atau menembak jatuh rudal-rudal jelajah yang ditembakkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis.
Serangan washington dan sekutunya hari ini (14/4/2018) terjadi sebelum Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) bekerja menyelidiki dugaan serangan kimia di Douma, Suriah. Serbuan tersebut membuyarkan OPCW untuk memperoleh data independen terkait kasus senjata kimia di Douma.
"Sistem pertahanan udara Suriah telah melakukan pertempuran anti-udara," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Suriah, lanjut pernyataan itu, menangkis serangan Barat melalui kompleks pertahanan udara yang dibuat di Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.
"Sistem pertahanan udara S-125, sistem pertahanan udara S-200, Buk dan Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Russia Today.
Di pangkalan udara Dumeir, sistem pertahanan udara Suriah menangkis sekitar 12 rudal jelajah AS dan sekutunya.
Sebelumnya, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan sekitar 100 rudal jelajah Tomahawk digunakan AS dan sekutunya untuk menyerang beberapa target di Suriah. AS sendiri juga mengaktifkan pesawat pembom B-1.
Sedangkan media pemerintah Suriah melaporkan lebih dari 20 rudal jelajah musuh ditembak jatuh di sekitar Damaskus dengan sistem pertahanan udara pasukan Presiden Bashar al-Assad.
"Tidak ada rudal jelajah AS dan sekutu-sekutunya yang menembus zona pertahanan udara Suriah yang jadi tanggung jawab Rusia, yang meliputi zona Tartus (fasilitas angkatan laut) dan Khmeimim (pangkalan udara yang terletak di provinsi Latakia)," imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.
Kedua zona yang dilindungi militer Moskow itu diamankan oleh sistem anti-rudal S-400, S-300, serta sistem rudal air-to-air Pantsir-S1.
Serangan washington dan sekutunya hari ini (14/4/2018) terjadi sebelum Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) bekerja menyelidiki dugaan serangan kimia di Douma, Suriah. Serbuan tersebut membuyarkan OPCW untuk memperoleh data independen terkait kasus senjata kimia di Douma.
"Sistem pertahanan udara Suriah telah melakukan pertempuran anti-udara," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Suriah, lanjut pernyataan itu, menangkis serangan Barat melalui kompleks pertahanan udara yang dibuat di Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.
"Sistem pertahanan udara S-125, sistem pertahanan udara S-200, Buk dan Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Russia Today.
Di pangkalan udara Dumeir, sistem pertahanan udara Suriah menangkis sekitar 12 rudal jelajah AS dan sekutunya.
Sebelumnya, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan sekitar 100 rudal jelajah Tomahawk digunakan AS dan sekutunya untuk menyerang beberapa target di Suriah. AS sendiri juga mengaktifkan pesawat pembom B-1.
Sedangkan media pemerintah Suriah melaporkan lebih dari 20 rudal jelajah musuh ditembak jatuh di sekitar Damaskus dengan sistem pertahanan udara pasukan Presiden Bashar al-Assad.
"Tidak ada rudal jelajah AS dan sekutu-sekutunya yang menembus zona pertahanan udara Suriah yang jadi tanggung jawab Rusia, yang meliputi zona Tartus (fasilitas angkatan laut) dan Khmeimim (pangkalan udara yang terletak di provinsi Latakia)," imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.
Kedua zona yang dilindungi militer Moskow itu diamankan oleh sistem anti-rudal S-400, S-300, serta sistem rudal air-to-air Pantsir-S1.
(mas)