5 Fakta Menarik Abdul Malik al-Houthi, Pemimpin Houthi yang Misterius dan Penuh Teka-teki

Sabtu, 13 Januari 2024 - 15:19 WIB
loading...
A A A
Sejak dimulainya perang Yaman – yang secara luas dipandang sebagai konflik proksi antara Arab Saudi dan Iran – para pejabat asing yang berurusan dengan al-Houthi belum pernah bertemu dengannya secara langsung, kata sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Banyak orang yang ingin bertemu diminta untuk melakukan perjalanan ke markas Houthi di Sanaa, di mana konvoi keamanan Houthi akan membawa mereka ke rumah persembunyian dan melakukan pemeriksaan keamanan sebelum membawa mereka ke ruang atas di mana ia hanya akan muncul di layar.

4. Memperjuang Syiah Zyadi

Gerakan Houthi dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan Syiah Zaydi, sebuah sekte minoritas yang memerintah kerajaan 1.000 tahun di Yaman hingga tahun 1962 tetapi semakin merasa terancam oleh pemerintahan Ali Abdullah Saleh pada tahun 1990-2012.

Dukungan Iran terhadap Houthi, yang memaksa pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan didukung Arab Saudi mengasingkan diri pada tahun 2021, telah membantu Teheran memperluas jaringan proksi regionalnya, yang mencakup Hizbullah di Lebanon dan milisi di Irak dan Suriah.

Pakar Yaman mengatakan kelompok Houthi terutama termotivasi oleh agenda domestik meskipun mereka memiliki kesamaan politik dengan Iran dan Hizbullah. Kelompok Houthi menyangkal menjadi boneka Teheran dan mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi regional.

5. Eksis karena Didukung Iran

Iran memperjuangkan Houthi sebagai bagian dari “poros perlawanan” regionalnya – kelompok yang didukung Iran – dan gerakan tersebut telah mengadopsi unsur-unsur ideologi revolusioner Teheran.

Arab Saudi dan sekutunya menuduh Iran mempersenjatai dan melatih kelompok Houthi pernyataan yang dibantah oleh Teheran. Para analis mengatakan Houthi lebih independen dibandingkan Hizbullah Lebanon.

Houthi, seperti pihak lain dalam politik Yaman, beroperasi di wilayah aliansi yang terus berubah.

Pada akhir tahun 2017, mereka membunuh mantan presiden Saleh dalam penyergapan RPG pinggir jalan setelah dia berpindah pihak dan mendukung aliansi yang dipimpin Saudi. Mereka juga telah membentuk negara militer untuk memperketat cengkeraman mereka.

“Houthi juga mengandalkan aparat intelijen internal yang sangat brutal, menekan segala jenis perbedaan pendapat,” kata analis Carlino.

Dalam rekaman pidato dan khotbahnya, al-Houthi, yang menelusuri garis keturunannya hingga Nabi Muhammad, menegaskan bahwa gerakannya dikepung total karena agamanya.

“Kita harus fokus menjaga keaslian afiliasi dan identitas Islam kita,” katanya dalam salah satu pidatonya, mengecam 'perang lunak' untuk melemahkan moral Houthi. “Hari ini kita menghadapi perang yang paling berbahaya.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1244 seconds (0.1#10.140)