Khawatir Konflik Meluas, Rusia Protes ke AS dan Inggris atas Serangan ke Houthi di Yaman
loading...
A
A
A
GAZA - Rusia protes ke Amerika Serikat (AS) dan Inggris atas serangan militer ke basis militer Houthi di Yaman. Moskow beranggapan bahwa serangan tersebut meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan menunjukkan pengabaian terhadap hukum internasional.
Rusia juga menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (12/1/2023) untuk membahas masalah ini.
“Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain penyimpangan Anglo-Saxon terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Reuters.
Zakharova mengatakan serangan itu menunjukkan “pengabaian total terhadap hukum internasional” dan “memperburuk situasi di kawasan”.
Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan dari udara dan laut terhadap sasaran militer Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan gerakan tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah, perluasan regional yang dramatis dari perang Israel-Hamas di Gaza.
Juru bicara Houthi Yaman mengatakan tidak ada pembenaran atas serangan AS-Inggris dan mengatakan kelompok yang didukung Iran akan terus menargetkan kapal-kapal yang menuju Israel.
Sementara itu, PM Inggris Rishi Sunak mengungkapkan serangan terhadap Houthi di Yaman “perlu dan proporsional” untuk melindungi pelayaran global di Laut Merah.
Sunak mengatakan tindakan terhadap kelompok yang didukung Iran, yang ia tuduh mengancam kapal-kapal Inggris, adalah tindakan “membela diri”.
Sebagai tanggapan, para pejabat Houthi telah memperingatkan Inggris dan AS akan “membayar akibat yang besar”.
Sunak menuduh pemberontak Houthi mengancam kapal-kapal Inggris dan internasional serta menyebabkan gangguan besar pada jalur perdagangan.
“Meskipun ada peringatan berulang kali dari komunitas internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah, termasuk terhadap kapal perang Inggris dan AS pada minggu ini,” kata perdana menteri.
"Hal ini tidak bisa dibiarkan. Inggris akan selalu membela kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas."
Dia menambahkan bahwa Inggris telah "mengambil tindakan yang terbatas, perlu dan proporsional dalam membela diri, bersama dengan Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada dan Bahrain".
Tujuan dari tindakan tersebut adalah “untuk menurunkan kemampuan militer Houthi dan melindungi pelayaran global”, kata Sunak.
Sedangkan Presiden AS Joe Biden, dikutip kantor berita Reuters, mengatakan militer AS dan Inggris berhasil melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.
“Serangan yang ditargetkan ini merupakan pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Biden.
Dia menambahkan bahwa dia “tidak akan ragu” untuk memerintahkan tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan.
Rusia juga menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (12/1/2023) untuk membahas masalah ini.
“Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain penyimpangan Anglo-Saxon terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Reuters.
Zakharova mengatakan serangan itu menunjukkan “pengabaian total terhadap hukum internasional” dan “memperburuk situasi di kawasan”.
Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan dari udara dan laut terhadap sasaran militer Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan gerakan tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah, perluasan regional yang dramatis dari perang Israel-Hamas di Gaza.
Juru bicara Houthi Yaman mengatakan tidak ada pembenaran atas serangan AS-Inggris dan mengatakan kelompok yang didukung Iran akan terus menargetkan kapal-kapal yang menuju Israel.
Sementara itu, PM Inggris Rishi Sunak mengungkapkan serangan terhadap Houthi di Yaman “perlu dan proporsional” untuk melindungi pelayaran global di Laut Merah.
Sunak mengatakan tindakan terhadap kelompok yang didukung Iran, yang ia tuduh mengancam kapal-kapal Inggris, adalah tindakan “membela diri”.
Sebagai tanggapan, para pejabat Houthi telah memperingatkan Inggris dan AS akan “membayar akibat yang besar”.
Sunak menuduh pemberontak Houthi mengancam kapal-kapal Inggris dan internasional serta menyebabkan gangguan besar pada jalur perdagangan.
“Meskipun ada peringatan berulang kali dari komunitas internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah, termasuk terhadap kapal perang Inggris dan AS pada minggu ini,” kata perdana menteri.
"Hal ini tidak bisa dibiarkan. Inggris akan selalu membela kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas."
Dia menambahkan bahwa Inggris telah "mengambil tindakan yang terbatas, perlu dan proporsional dalam membela diri, bersama dengan Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada dan Bahrain".
Tujuan dari tindakan tersebut adalah “untuk menurunkan kemampuan militer Houthi dan melindungi pelayaran global”, kata Sunak.
Sedangkan Presiden AS Joe Biden, dikutip kantor berita Reuters, mengatakan militer AS dan Inggris berhasil melancarkan serangan terhadap sasaran Houthi dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.
“Serangan yang ditargetkan ini merupakan pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Biden.
Dia menambahkan bahwa dia “tidak akan ragu” untuk memerintahkan tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan.
(ahm)