Media AS Sentil Gibran-Jokowi dalam Pemilu Indonesia: Demokrasi atau Dinasti?

Kamis, 11 Januari 2024 - 14:35 WIB
loading...
A A A
"Jelas bahwa Jokowi sedang membangun dinasti politik,” kata peneliti dari Universitas Atma Jaya Jakarta Yoes C Kenawas, yang dikutip dalam laporan tersebut.

"Tujuan Jokowi adalah mempersiapkan putranya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2029. Menjabat di bawah pimpinan Prabowo akan menjadi masa magang. Karena pada akhirnya yang dituju adalah presiden. Bukan wakil presiden.”

Sebagaimana diketahui, majunya Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo telah memicu kegaduhan publik karena melalui proses amandemen Undang-Undang Pemilu oleh Mahkamah Konstitusi (MK), di mana Ketua MK saat itu adalah paman Gibran; Anwar Usman.

Anwar Usman akhirnya dicopot sebagai Ketua MK setelah Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menyimpulkan ada pelanggaran etik dalam keputusan MK yang meloloskan Gibran.

Jokowi sempat merespons beragam kritik dengan berkelakar di acara Golkar; "Akhir-akhir ini disuguhi terlalu banyak drama, terlalu banyak drama Korea, terlalu banyak sinetron.”

Kendati demikian, para analis menduga Jokowi-lah yang mendalangi “drama” tersebut dengan tujuan memperluas pengaruhnya setelah lengser.

“Ini bukan drama. Ini adalah rekayasa yang direncanakan,” kata dosen Universitas Indonesia Titi Anggraini.

“Dia ingin memberi kesan tidak terikat karena itu gaya politiknya, tetapi dialah yang paling mendukung itu,” imbuh Dosen di Murdoch University, Perth Ian Wilson, menguatkan analisis Titi.
(mas)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0976 seconds (0.1#10.140)