Putin Majukan Pengiriman S-400, Siap Bangun Reaktor Nuklir Turki

Rabu, 04 April 2018 - 05:43 WIB
Putin Majukan Pengiriman...
Putin Majukan Pengiriman S-400, Siap Bangun Reaktor Nuklir Turki
A A A
ANKARA - Rusia akan memajukan tanggal pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-400 untuk Turki. Keputusan itu diambil setelah Presiden Vladimir Putin bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan di Ankara, kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk memperluas kerja sama militer. Rusia juga setuju untuk membangun reaktor nuklir pertama di Turki.

Pada konferensi pers di Ankara, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan memajukan tanggal pengiriman sistem rudal pertahanan S-400 setelah kontrak pembelian ditandatangani antara kedua negara pada bulan Desember lalu. Kesepakatan ini telah membuat para sekutu Turki di NATO kesal, terutama Amerika Serikat (AS).

"Kami mempercepat produksi dan kami telah menyelesaikan harga, itu yang sangat penting," kata Putin. "Dalam hal memperpendek jadwal pengiriman, kami telah melakukan ini atas permintaan teman-teman dan mitra Turki kami," lanjut pemimpin Kremlin tersebut seperti dikutip Russia Today, Rabu (4/4/2018).

Meski demikian, Putin tidak menyebutkan kapan Ankara akan menerima sistem pertahanan udara paling canggih di Moskow itu. Menurutnya, tidak ada batasan politik atau strategis untuk berbagi teknologi yang pada akhirnya bisa melihat Turki untuk menghasilkan versi sendiri dari radar dan kompleks rudal tersebut.

Sementara itu, Erdogan menggaris bawahi momen penting selama kedua negara menjalin hubungan diplomatik."Jarak yang kami tempuh dalam hubungan kami dengan Rusia dalam 15 tahun terakhir sangat penting," katanya.

Rencananya, reaktor nuklir pertama Turki yang akan dibangun konsorsium bersama berlokasi di Akkuyu, di kawasan pantai selatan negara tersebut. Nilai proyek ini mencapai sekitar USD20 miliar.

"Kami tidak hanya memulai pembangunan pabrik nuklir pertama Turki, kami mendirikan sektor nuklir Turki," ujar Putin, yang menambahkan bahwa proyek tersebut telah dibicarakan selama tiga tahun terakhir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0704 seconds (0.1#10.140)