Thermo Fisher Berhenti Jual Peralatan DNA di Tibet Terkait Dugaan Pelanggaran HAM

Senin, 08 Januari 2024 - 17:18 WIB
loading...
A A A
Para pegiat mengatakan pengambilan sampel DNA di Tibet juga harus diteliti dengan cermat. Warga Tibet dipantau "terus-menerus”, kata Tenzin Rabga Tashi, aktivis Free Tibet, sebuah LSM yang berbasis di London. Dia mengatakan peralatan tersebut akan meningkatkan kemampuan pemerintah China untuk mengawasi penduduk lokal.

Menanggapi keputusan Thermo Fisher pada Kamis lalu, Global Times—sebuah tabloid media pemerintah China—melaporkan narasi bahwa pemerintah China mengumpulkan data DNA di Xizang (Tibet) untuk pengawasan muncul begitu saja. “Mengumpulkan data DNA di China telah menjadi pendekatan efektif bagi badan keamanan publik untuk melacak anak-anak yang hilang dan memerangi perdagangan manusia,” tulis Global Times.

Thermo Fisher mengatakan penjualannya di Tibet konsisten dengan penyelidikan forensik rutin di wilayah sebesar itu, dan bahwa teknologi identifikasi manusianya digunakan untuk aplikasi forensik yang penting, mulai dari melacak penjahat, hingga menghentikan perdagangan manusia dan membebaskan tersangka yang dijerat secara tidak adil. Mereka tidak merinci alasan penghentian penjualan ke Tibet.

Joshua Brockwell, direktur komunikasi investasi untuk Azzad Asset Management, mengatakan: "Sebagai investor yang berhati nurani, Azzad senang bahwa seruan kami kepada Thermo Fisher untuk membuat pilihan yang tepat dan membantu mengakhiri penindasan biometrik sebagai alat pengawasan otoriter China telah diperhatikan."

Modernisasi China


Yves Moreau, seorang profesor teknik di Universitas Leuven di Belgia, yang berfokus pada analisis DNA, mengatakan: "Penganiayaan terhadap orang Tibet dan penguasaan dataran tinggi Tibet bergantung pada sistem otoritarianisme digital berteknologi tinggi. Database DNA adalah sebuah bagian dari arsitektur pengawasan total. Dengan menjual produknya kepada keamanan publik Tibet, Thermo Fisher membantu dan bersekongkol dalam pelanggaran tersebut."

Bisnis Thermo Fisher di China mendapat sorotan khusus karena kepala eksekutif perusahaan, Marc Casper, juga mengetuai Dewan Bisnis AS-China. Pada November lalu, dia mengadakan jamuan makan malam senilai USD40.000 per meja untuk menyambut Presiden China Xi Jinping di San Francisco.

Saat makan malam, Casper mengatakan bahwa perusahaan seperti Thermo Fisher "telah berada di garis depan modernisasi China" dan mengutip fakta bahwa "sebagian besar" karyawan perusahaan tersebut berada di AS dan China.

“Peran Casper di dewan tersebut menghancurkan segala ketidaktahuan yang diklaim (Thermo Fisher), terutama setelah perusahaan tersebut menarik diri dari wilayah Uighur di tahun 2019," kata John Jones, kepala kampanye Free Tibet.

Pada 2022, Thermo Fisher menghasilkan pendapatan sebesar USD3,8 miliar di China, naik dari USD3,4 miliar pada tahun sebelumnya. China adalah pasar terbesar Thermo Fisher di luar AS.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Wanita Ini Gugat Lab...
Wanita Ini Gugat Lab DNA karena Hasil yang Keliru Membuatnya Terlanjur Aborsi
3 Anggota Keluarga Donald...
3 Anggota Keluarga Donald Trump yang Mendapat Untung Besar dari Kripto
Aneh tapi Nyata, Kepala...
Aneh tapi Nyata, Kepala Wanita Ini Terputus di Bagian Dalam tapi Berhasil Disambungkan Kembali
Remaja 17 Tahun AS Ini...
Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump
Imbas Kebijakan Donald...
Imbas Kebijakan Donald Trump, Orang Eropa Enggan Berlibur ke AS
Saat Rayakan Paskah...
Saat Rayakan Paskah Yahudi, Rumah Gubernur Pennsylvania Justru Dibakar Warga
China Paksa Warga yang...
China Paksa Warga yang Memiliki Berat Badan di Bawah 50 Kg untuk Tetap Di rumah, Ada Apa Gerangan?
China Segera Buka Jembatan...
China Segera Buka Jembatan Tertinggi di Dunia, Tingginya Hampir 2 Kali Menara Eiffel
Dermawan! Arab Saudi...
Dermawan! Arab Saudi Akan Bayar Semua Utang Suriah ke Bank Dunia, Berapa Jumlahnya?
Rekomendasi
Nova Arianto Minta Maaf...
Nova Arianto Minta Maaf Timnas Indonesia U-17 Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17
Brand Lokal untuk Pengguna...
Brand Lokal untuk Pengguna iPhone, Apply Hadirkan Aksesori Bergaransi 3 Tahun
TNI-Polri Raih Peringkat...
TNI-Polri Raih Peringkat 5 Pasukan yang Berkontribusi Jaga Perdamaian Dunia dari PBB
Berita Terkini
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
1 jam yang lalu
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
1 jam yang lalu
1.525 Tentara Korps...
1.525 Tentara Korps Lapis Baja Israel, Termasuk Para Jenderal, Tuntut Diakhirinya Perang Gaza
2 jam yang lalu
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
3 jam yang lalu
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
8 jam yang lalu
Negara Ini Kembali Larang...
Negara Ini Kembali Larang Rakyatnya Kunjungi Israel, Marah atas Pembantaian di Gaza
8 jam yang lalu
Infografis
Jual Beras Bulog di...
Jual Beras Bulog di Atas Rp9.400 per Kg Bakal Dipidana
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved