3 Jet Tempur Canggih Buatan AS yang Digunakan Israel Mengebom Brutal Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Angkatan Udara Israel telah melakukan pengeboman udara nyaris tanpa henti di Gaza dalam perangnya melawan Hamas. Pengeboman dari udara itu sangat bergantung pada jet tempur canggih buatan Amerika Serikat (AS) yang membentuk armada tempurnya.
Angkatan Udara Israel (IAF) menerbangkan jet tempur F-15, F-16, dan jet tempur siluman F-35 yang telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kampanye pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing dan menyebabkan sebagian besar penderitaan manusia, yaitu lebih dari 22.400 warga Palestina tewas dan 57.600 orang terluka.
AS telah memberi Israel, sekutu dekatnya di Timur Tengah, lebih banyak dukungan dan bantuan militer dibandingkan negara asing mana pun sejak Perang Dunia II.
Ada dukungan bipartisan untuk mengirimkan bantuan tambahan ke Israel, dan pemerintahan Presiden Joe Biden dengan cepat mengirimkan dukungan militer setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun, para anggota Parlemen Amerika tidak sepakat mengenai jumlah bantuan yang harus dikirim, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran atas korban jiwa, cedera, dan pengungsian warga sipil Palestina sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, yang sebagian besar dilakukan dengan senjata dan amunisi yang disediakan oleh AS.
Pada bulan November 2023, Kongres Amerika menyetujui rancangan undang-undang untuk mengirimkan bantuan darurat senilai USD14,3 miliar ke Israel, di luar dukungan militer yang diberikan tak lama setelah serangan 7 Oktober, termasuk amunisi, kapal induk, dan jet tempur.
Selain kampanye pengeboman udara destruktifnya di Gaza, militer Israel juga melakukan baku tembak dengan militan Hizbullah di Lebanon. Jet-jet tempur Israel menargetkan tempat persembunyian Hizbullah di Lebanon selatan, mengeklaim bahwa hal itu sebagai respons terhadap warga sipil Israel yang terluka oleh serangan rudal anti-tank.
IDF juga melancarkan serangan ke wilayah yang mereka sebut sebagai "sel teroris yang ditempatkan di wilayah sipil di Lebanon yang bermaksud melepaskan tembakan ke wilayah Israel".
Angkatan Udara Israel (IAF) menerbangkan jet tempur F-15, F-16, dan jet tempur siluman F-35 yang telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kampanye pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing dan menyebabkan sebagian besar penderitaan manusia, yaitu lebih dari 22.400 warga Palestina tewas dan 57.600 orang terluka.
AS telah memberi Israel, sekutu dekatnya di Timur Tengah, lebih banyak dukungan dan bantuan militer dibandingkan negara asing mana pun sejak Perang Dunia II.
Ada dukungan bipartisan untuk mengirimkan bantuan tambahan ke Israel, dan pemerintahan Presiden Joe Biden dengan cepat mengirimkan dukungan militer setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun, para anggota Parlemen Amerika tidak sepakat mengenai jumlah bantuan yang harus dikirim, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran atas korban jiwa, cedera, dan pengungsian warga sipil Palestina sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, yang sebagian besar dilakukan dengan senjata dan amunisi yang disediakan oleh AS.
Pada bulan November 2023, Kongres Amerika menyetujui rancangan undang-undang untuk mengirimkan bantuan darurat senilai USD14,3 miliar ke Israel, di luar dukungan militer yang diberikan tak lama setelah serangan 7 Oktober, termasuk amunisi, kapal induk, dan jet tempur.
Selain kampanye pengeboman udara destruktifnya di Gaza, militer Israel juga melakukan baku tembak dengan militan Hizbullah di Lebanon. Jet-jet tempur Israel menargetkan tempat persembunyian Hizbullah di Lebanon selatan, mengeklaim bahwa hal itu sebagai respons terhadap warga sipil Israel yang terluka oleh serangan rudal anti-tank.
IDF juga melancarkan serangan ke wilayah yang mereka sebut sebagai "sel teroris yang ditempatkan di wilayah sipil di Lebanon yang bermaksud melepaskan tembakan ke wilayah Israel".