Bos Mossad Ancam Bunuh Seluruh Anggota Hamas yang Terlibat Serangan 7 Oktober
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Direktur Mossad David Barnea mengancam akan membunuh seluruh anggota Hamas yang terlibat dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Ancaman bos intelijen Israel untuk operasi asing itu disampaikan hari Rabu atau sehari setelah wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, dibunuh oleh serangan rudal Israel di Beirut, Lebanon.
Media Israel, Kan, menggambarkan komentar Barnea sebagai indikasi paling eksplisit atas tanggung jawab Zionis Israel atas pembunuhan al-Arouri.
Israel secara resmi tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan petinggi Hamas yang merupakan pendiri Brigade al-Qassam tersebut.
Namun demikian, seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa angkatan bersenjata negara Yahudi itu berada dalam siaga tinggi dan siap menghadapi skenario apa pun.
“Biarlah setiap ibu Arab tahu bahwa jika putranya ikut serta dalam pembantaian 7 Oktober, dia akan membayar dengan nyawanya atas perbuatannya,” kata Barnea di sela-sela pemakaman mantan kepala Mossad Zvi Zamir, seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (4/1/2024).
“Kita berada di tengah perang, dan Mossad saat ini, seperti 50 tahun yang lalu, berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban para pembunuh yang menyerbu pada 7 Oktober, termasuk perencana dan penghasut serangan tersebut.”
Hamas, gerakan perlawanan Palestina, meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel selatan di dekat Gaza.
Serangan itu, menurut pemerintah Zionis, telah menewaskan sekitar 1.139 tentara dan warga sipil Israel.
Namun, investigasi media Israel mengungkap bahwa banyak kematian itu justru akibat insiden “friendly-fire" oleh tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebuah fakta yang cenderung diabaikan oleh sebagian besar komentator dan pejabat Israel.
Ancaman bos intelijen Israel untuk operasi asing itu disampaikan hari Rabu atau sehari setelah wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, dibunuh oleh serangan rudal Israel di Beirut, Lebanon.
Media Israel, Kan, menggambarkan komentar Barnea sebagai indikasi paling eksplisit atas tanggung jawab Zionis Israel atas pembunuhan al-Arouri.
Israel secara resmi tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan petinggi Hamas yang merupakan pendiri Brigade al-Qassam tersebut.
Namun demikian, seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa angkatan bersenjata negara Yahudi itu berada dalam siaga tinggi dan siap menghadapi skenario apa pun.
“Biarlah setiap ibu Arab tahu bahwa jika putranya ikut serta dalam pembantaian 7 Oktober, dia akan membayar dengan nyawanya atas perbuatannya,” kata Barnea di sela-sela pemakaman mantan kepala Mossad Zvi Zamir, seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (4/1/2024).
“Kita berada di tengah perang, dan Mossad saat ini, seperti 50 tahun yang lalu, berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban para pembunuh yang menyerbu pada 7 Oktober, termasuk perencana dan penghasut serangan tersebut.”
Hamas, gerakan perlawanan Palestina, meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel selatan di dekat Gaza.
Serangan itu, menurut pemerintah Zionis, telah menewaskan sekitar 1.139 tentara dan warga sipil Israel.
Namun, investigasi media Israel mengungkap bahwa banyak kematian itu justru akibat insiden “friendly-fire" oleh tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebuah fakta yang cenderung diabaikan oleh sebagian besar komentator dan pejabat Israel.