Bos Mossad Ancam Bunuh Seluruh Anggota Hamas yang Terlibat Serangan 7 Oktober

Kamis, 04 Januari 2024 - 17:08 WIB
loading...
Bos Mossad Ancam Bunuh Seluruh Anggota Hamas yang Terlibat Serangan 7 Oktober
Direktur Mossad David Barnea mengancam akan membunuh seluruh anggota Hamas yang terlibat serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Direktur Mossad David Barnea mengancam akan membunuh seluruh anggota Hamas yang terlibat dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Ancaman bos intelijen Israel untuk operasi asing itu disampaikan hari Rabu atau sehari setelah wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, dibunuh oleh serangan rudal Israel di Beirut, Lebanon.

Media Israel, Kan, menggambarkan komentar Barnea sebagai indikasi paling eksplisit atas tanggung jawab Zionis Israel atas pembunuhan al-Arouri.

Israel secara resmi tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan petinggi Hamas yang merupakan pendiri Brigade al-Qassam tersebut.



Namun demikian, seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa angkatan bersenjata negara Yahudi itu berada dalam siaga tinggi dan siap menghadapi skenario apa pun.

“Biarlah setiap ibu Arab tahu bahwa jika putranya ikut serta dalam pembantaian 7 Oktober, dia akan membayar dengan nyawanya atas perbuatannya,” kata Barnea di sela-sela pemakaman mantan kepala Mossad Zvi Zamir, seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (4/1/2024).

“Kita berada di tengah perang, dan Mossad saat ini, seperti 50 tahun yang lalu, berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban para pembunuh yang menyerbu pada 7 Oktober, termasuk perencana dan penghasut serangan tersebut.”

Hamas, gerakan perlawanan Palestina, meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel selatan di dekat Gaza.

Serangan itu, menurut pemerintah Zionis, telah menewaskan sekitar 1.139 tentara dan warga sipil Israel.

Namun, investigasi media Israel mengungkap bahwa banyak kematian itu justru akibat insiden “friendly-fire" oleh tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebuah fakta yang cenderung diabaikan oleh sebagian besar komentator dan pejabat Israel.

Operasi Badai al-Aqsa, menurut Hamas, merupakan respons terhadap serangan harian Israel terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka, khususnya Masjid al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Sekitar 240 warga Israel ditangkap sebagai tawanana dalam operasi tersebut, 110 di antaranya telah ditukar dengan ribuan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.

Lebih dari 22.000 orang tewas dalam serangan udara dan artileri Israel sejak 7 Oktober, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.

Bom-bom Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina yang diduduki. Ribuan warga Palestina lainnya terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka dan infrastruktur sipil lainnya.

Hampir seluruh penduduk di wilayah kantong yang berjumlah 2,3 juta jiwa ini telah diusir dari rumah mereka, berkali-kali, dan mereka dilanda bencana kemanusiaan yang ditandai dengan kekurangan makanan, air, dan pasokan medis.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)