Kapal Selam Nuklir Dekati Pangkalan Militer AS Tanpa Terdeteksi

Jum'at, 16 Maret 2018 - 16:31 WIB
Kapal Selam Nuklir Dekati Pangkalan Militer AS Tanpa Terdeteksi
Kapal Selam Nuklir Dekati Pangkalan Militer AS Tanpa Terdeteksi
A A A
MOSKOW - Kapal selam bertenaga nuklir Rusia dilaporkan melakukan latihan di dekat pangkalan militer Amerika Serikat (AS). Kapal itu juga berhasil menghindari deteksi saat mencapai wilayah pantai AS.

Dokumenter stasiun televisi militer mengungkap kejadian itu. Penyiar resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal selama tersebut adalah Akula-class Shchuka-B.

Menurut seorang perwira kapal selam yang ditampilkan dalam dokumenter tersebut mengatakan, komando Angkatan Laut memerintahkan untuk mengambil posisi di sekitar pangkalan militer AS selama latihan.

"Misi ini telah selesai, kapal selam muncul di lokasi yang ditetapkan di laut dan kembali ke markas," komandan skuadron kapal selam, Sergey Starshinov, kepada Zvezda, yang dilansir Jumat (16/3/2018).

Tanggal dan lokasi misi rahasia tersebut belum diungkapkan, namun stasiun televisi tersebut melaporkan bahwa kapal selam bertenaga nuklir Rusia "mencapai garis pantai AS yang sangat luas".

Kapal selam Shchuka-B telah ditugaskan untuk Angkatan Laut Soviet pada tahun 1986. Kapal ini mampu meluncurkan rudal jelajah Kalibr atau Granat, melakukan serangan terhadap target bawah laut dengan torpedo 553mm, dan tetap terendam selama 100 hari.

Seperti banyak kapal selam nuklir Rusia, informasi status tentang penyebaran kapal Shchuka-B pada saat ini dan masa lalu jarang diungkap. Beberapa kapal selam Akula-class dioperasikan oleh Angkatan Laut Rusia dan telah dimodernisasi. Satu kapal selam Shchuka-B diketahui disewakan ke India dan memasuki layanan militer dengan nama INS Chakra.

Pada 2016, seorang pejabat senior Angkatan Laut AS mengeluhkan kemampuan sebuah cabang militer karena tidak dapat memastikan penempatan kapal selam Rusia pada tingkat yang tak terlihat sejak Perang Dingin.

"Kapal selam yang kami lihat jauh lebih sembunyi-sembunyi," kata Admiral Mark Ferguson, komandan Angkatan Laut AS di Eropa pada saat itu, kepada CNN.

"Orang-orang Rusia memiliki sistem senjata yang lebih canggih, sistem rudal yang dapat menyerang daratan pada rentang yang panjang dan kemampuan operasional mereka semakin baik karena jaraknya jauh dari perairan rumah (mereka)," ujar Ferguson.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4993 seconds (0.1#10.140)