Suara dari Bawah Puing Gaza: Teriak, Pingsan, Sadar, Teriak, Pingsan Lagi
loading...
A
A
A
“Putri saya Maria tetap berada di bawah reruntuhan selama 24 jam. Saya pikir saya telah kehilangan seluruh keluarga saya, namun putra saya Mohammed dan Ahmed berada di luar rumah beberapa saat sebelum pemboman, membeli beberapa kebutuhan. Pengeboman terjadi beberapa meter dari mereka. Putra saya yang berusia 20 tahun, Mohammed, sedang tidur di rumah sakit bersama pamannya yang terluka,” ujar dia.
Dia menambahkan, “Saat putri saya yang berusia dua tahun, Maria, berada bersama kami di rumah, dia mengalami semua tahapan pengeboman. Tim penyelamat berhasil mengeluarkannya dari bawah reruntuhan setelah 24 jam.”
“Maria dan sepupunya tetap berada di bawah reruntuhan selama sekitar 24 jam, dan mereka sangat menderita. Mereka akan terbangun, berteriak ketakutan yang luar biasa, kehilangan kesadaran, sadar kembali, berteriak lagi, dan kemudian kehilangan kesadaran lagi. Hal ini terus berlanjut hingga tim pertahanan sipil mampu menjangkau mereka. Mereka berhasil diselamatkan dan keduanya mengalami luka parah,” ungkap dia.
Dia memaparkan, “Putri saya Maria selamat dari pemboman tersebut namun dia telah kehilangan ibu, 11 saudara kandung, dan kerabatnya. Maria akan menjalani sisa hidupnya sebagai yatim piatu tanpa ibu dan orang-orang terkasihnya. Kejahatan ini akan tetap menjadi saksi atas kejahatan pendudukan yang terus berlanjut sejak pendudukan Palestina 75 tahun lalu.”
“Insya Allah kami akan segera memerdekakan Palestina,” pungkas dia.
Dia menambahkan, “Saat putri saya yang berusia dua tahun, Maria, berada bersama kami di rumah, dia mengalami semua tahapan pengeboman. Tim penyelamat berhasil mengeluarkannya dari bawah reruntuhan setelah 24 jam.”
“Maria dan sepupunya tetap berada di bawah reruntuhan selama sekitar 24 jam, dan mereka sangat menderita. Mereka akan terbangun, berteriak ketakutan yang luar biasa, kehilangan kesadaran, sadar kembali, berteriak lagi, dan kemudian kehilangan kesadaran lagi. Hal ini terus berlanjut hingga tim pertahanan sipil mampu menjangkau mereka. Mereka berhasil diselamatkan dan keduanya mengalami luka parah,” ungkap dia.
Dia memaparkan, “Putri saya Maria selamat dari pemboman tersebut namun dia telah kehilangan ibu, 11 saudara kandung, dan kerabatnya. Maria akan menjalani sisa hidupnya sebagai yatim piatu tanpa ibu dan orang-orang terkasihnya. Kejahatan ini akan tetap menjadi saksi atas kejahatan pendudukan yang terus berlanjut sejak pendudukan Palestina 75 tahun lalu.”
“Insya Allah kami akan segera memerdekakan Palestina,” pungkas dia.
(sya)