Sosok Yitzhak Rabin, Pemimpin Israel yang Tak Percaya Tuhan dan Bernasib Tragis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yitzhak Rabin adalah Perdana Menteri (PM) ke-25 Israel. Semasa hidup, pemimpin rezim Zionis blakblakan bahwa dirinya seorang ateis atau tidak percaya adanya Tuhan.
Rabin lahir pada 1922 dan meninggal pada 1995 dengan cara yang sangat tragis, yakni dibunuh seorang ekstremis Yahudi setelah membuat kesepakatan perdamaian dengan Palestina.
Dia merupakan salah satu pemimpin Israel yang paling berpengaruh dan kontroversial. Dia menjabat sebagai PM Israel sebanyak dua periode, dari 1974-1977 dan 1992-1995.
Rabin memiliki karier militer yang gemilang. Dia adalah jenderal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, memimpin Israel dalam Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur.
Rabin lahir di Yerusalem pada tahun 1922 dan bergabung dengan Palmach, kelompok paramiliter Yahudi, pada usia 17 tahun.
Dia berpartisipasi dalam Perang Kemerdekaan Israel dan dengan cepat naik pangkat menjadi perwira senior. Selama Perang Enam Hari 1967, dia memimpin pasukan Israel merebut Tepi Barat dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Rabin menjadi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel pada tahun 1967 dan menjabat hingga 1973.
Dia memiliki pandangan politik moderat, di mana Rabin mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dan menandatangani Kesepakatan Oslo, tonggak penting dalam proses perdamaian kedua pihak.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME pada tahun 1994, Rabin mengatakan, "Saya seorang ateis. Saya tidak percaya pada Tuhan. Saya percaya pada kekuatan manusia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik."
Rabin juga pernah mengatakan, "Saya percaya bahwa kita harus membangun masa depan kita sendiri. Kita tidak bisa mengandalkan Tuhan untuk melakukannya untuk kita."
Rabin lahir pada 1922 dan meninggal pada 1995 dengan cara yang sangat tragis, yakni dibunuh seorang ekstremis Yahudi setelah membuat kesepakatan perdamaian dengan Palestina.
Sosok Yitzhak Rabin
Dia merupakan salah satu pemimpin Israel yang paling berpengaruh dan kontroversial. Dia menjabat sebagai PM Israel sebanyak dua periode, dari 1974-1977 dan 1992-1995.
Rabin memiliki karier militer yang gemilang. Dia adalah jenderal dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, memimpin Israel dalam Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur.
Rabin lahir di Yerusalem pada tahun 1922 dan bergabung dengan Palmach, kelompok paramiliter Yahudi, pada usia 17 tahun.
Dia berpartisipasi dalam Perang Kemerdekaan Israel dan dengan cepat naik pangkat menjadi perwira senior. Selama Perang Enam Hari 1967, dia memimpin pasukan Israel merebut Tepi Barat dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Rabin menjadi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel pada tahun 1967 dan menjabat hingga 1973.
Dia memiliki pandangan politik moderat, di mana Rabin mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dan menandatangani Kesepakatan Oslo, tonggak penting dalam proses perdamaian kedua pihak.
Ateis di Negara Yahudi
Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME pada tahun 1994, Rabin mengatakan, "Saya seorang ateis. Saya tidak percaya pada Tuhan. Saya percaya pada kekuatan manusia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik."
Rabin juga pernah mengatakan, "Saya percaya bahwa kita harus membangun masa depan kita sendiri. Kita tidak bisa mengandalkan Tuhan untuk melakukannya untuk kita."