Genting! UNRWA di Ambang Kehancuran di Gaza
loading...
A
A
A
“Saya belum pernah menulis surat seperti itu, memperkirakan akan terbunuhnya staf saya dan runtuhnya mandat yang harus saya penuhi,” papar dia.
Dia kemudian menyerukan, “Diakhirinya kehancuran Gaza dan rakyatnya.”
UNRWA didirikan pada 1949 berdasarkan mandat PBB untuk melayani pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem. Lembaga ini mendukung sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina.
Selama bertahun-tahun, Israel telah melobi agar UNRWA ditutup karena ini merupakan satu-satunya badan PBB yang mempunyai mandat khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi Palestina.
Jika lembaga tersebut tidak ada lagi, menurut Israel, maka masalah pengungsi tidak akan ada lagi, dan hak sah bagi pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka tidak diperlukan lagi.
Israel telah menolak hak warga Palestina untuk kembali tersebut sejak akhir tahun 1940-an, meskipun keanggotaan rezim Zionis di PBB dibuat dengan syarat pengungsi Palestina diizinkan kembali ke rumah dan tanah mereka.
UNRWA hampir seluruhnya bergantung pada sumbangan sukarela dari negara-negara anggota PBB, sehingga sangat rentan terhadap kelompok lobi pro-Israel yang berpengaruh di berbagai negara.
Badan ini menghadapi kesulitan keuangan yang parah ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih berkuasa karena pemerintahannya menghentikan donasi sama sekali pada 2018. Meskipun sebagian dari dana ini kemudian dikembalikan, namun gagal mengisi kesenjangan pendanaan.
Uni Emirat Arab (UEA) kemudian mengurangi pendanaannya secara tajam pada badan tersebut pada 2020.
Sami Mshasha mengatakan UEA menyumbangkan USD51,8 juta kepada UNRWA pada tahun 2018 dan juga pada tahun 2019, namun pada tahun 2020 UEA hanya memberikan USD1 juta kepada UNRWA.
Dia kemudian menyerukan, “Diakhirinya kehancuran Gaza dan rakyatnya.”
UNRWA didirikan pada 1949 berdasarkan mandat PBB untuk melayani pengungsi Palestina di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem. Lembaga ini mendukung sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina.
Selama bertahun-tahun, Israel telah melobi agar UNRWA ditutup karena ini merupakan satu-satunya badan PBB yang mempunyai mandat khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi Palestina.
Jika lembaga tersebut tidak ada lagi, menurut Israel, maka masalah pengungsi tidak akan ada lagi, dan hak sah bagi pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka tidak diperlukan lagi.
Israel telah menolak hak warga Palestina untuk kembali tersebut sejak akhir tahun 1940-an, meskipun keanggotaan rezim Zionis di PBB dibuat dengan syarat pengungsi Palestina diizinkan kembali ke rumah dan tanah mereka.
UNRWA hampir seluruhnya bergantung pada sumbangan sukarela dari negara-negara anggota PBB, sehingga sangat rentan terhadap kelompok lobi pro-Israel yang berpengaruh di berbagai negara.
Badan ini menghadapi kesulitan keuangan yang parah ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih berkuasa karena pemerintahannya menghentikan donasi sama sekali pada 2018. Meskipun sebagian dari dana ini kemudian dikembalikan, namun gagal mengisi kesenjangan pendanaan.
Uni Emirat Arab (UEA) kemudian mengurangi pendanaannya secara tajam pada badan tersebut pada 2020.
Sami Mshasha mengatakan UEA menyumbangkan USD51,8 juta kepada UNRWA pada tahun 2018 dan juga pada tahun 2019, namun pada tahun 2020 UEA hanya memberikan USD1 juta kepada UNRWA.