Profil Alberto Fujimori, Mantan Presiden Peru yang Bebas Setelah 16 Tahun Mendekap di Penjara

Jum'at, 08 Desember 2023 - 14:55 WIB
loading...
Profil Alberto Fujimori, Mantan Presiden Peru yang Bebas Setelah 16 Tahun Mendekap di Penjara
Mantan presiden Peru, Alberto Fujimori, dibebaskan dari penjara setelah dihukum 16 tahun atas kasus korupsi dan pelanggaran HAM. Foto/NBC News
A A A
JAKARTA - Alberto Fujimori, seorang figur kontroversial yang memimpin Peru dari tahun 1990 hingga 2000, telah menjadi subjek perhatian dunia baik karena kebijakan ekonomi yang kuat maupun tindakan-tindakan otoriter yang dituduhkan kepadanya.

Setelah menghabiskan 16 tahun di penjara atas dakwaan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi, Fujimori menjadi pusat perhatian ketika ia dibebaskan dari penjara pada 6 Desember 2023.

Alberto Fujimori dipandang sebagai penyelamat Peru dari terorisme dan keruntuhan ekonomi oleh para pendukungnya, sementara di mata lawan-lawannya, ia merupakan sosok otoriter yang keras terhadap lembaga-lembaga demokrasi.

Profil Alberto Fujimori


Dilansir dari laman Britanica, Alberto Fujimori adalah mantan Presiden Peru yang lahir pada tanggal 28 Juli 1938 di Lima, Peru. Sosoknya adalah satu - satunya orang berdarah Asia Timur yang menjabat sebagai Presiden Peru.

Fujimori adalah putra dari imigran Jepang, Naochi dan Matsue Fujimori yang mengawali karir di bidang pertanian kala itu. Bersama kedua saudara perempuannya, Fujimori tumbuh besar di kota Lima.

Dikenal sebagai anak yang cerdas, Fujimori memperoleh gelar Sarjana Teknik Agronomi di Universitas Agraria Nasional Lima sebagai lulusan terbaik di tahun 1961.

Setelahnya Fujimori melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Wisconsin dan Universitas Strasbourg, Prancis.

Kemudian dirinya kembali ke Peru dan bergabung dengan fakultas di almamaternya dan menjabat sebagai rektor kampusnya pada periode 1984 - 1989.

Di tahun 1989, dirinya mulai tertarik untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Peru. Bersama rekan - rekannya, Fujimori mendirikan Cambio 90 (Change 90), partai yang mengusung dirinya sebagai calon presiden.

Hingga akhirnya di tahun 1990 Alberto Fujimori sukses mengalahkan Vargas Llosa dalam pemilihan putaran kedua dengan total suara 56,5 persen.

Dalam masa jabatannya yang masih dua minggu, Fujimori menerapkan kebijakan penghematan yang keras dengan kenaikan harga bensin 3.000 persen, yang disebut "Fuji Shock", berhasil mengurangi inflasi namun juga menyebabkan PHK serta kesulitan bagi masyarakat miskin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)