Donald Trump: Kekuatan Bom Nuklir Sekarang Ini 500 Kalinya Bom Hiroshima
loading...
A
A
A
Pada bulan Juni, The Bulletin of the Atomic Scientist, sebuah badan pengawas nuklir, memperingatkan bahwa dunia "berada di zona bahaya" jika menyangkut potensi perang nuklir.
Para ilmuwan menunjuk pada perang antara Rusia dan Ukraina. "Jam Kiamat" ditetapkan pada 90 detik menjelang tengah malam, yang merupakan angka tertinggi yang pernah ada, termasuk selama Perang Dingin.
“Dulu 10 tahun lalu, 5 tahun lalu, bahkan 3 tahun lalu, Anda tidak bisa menyebut kata 'nuklir'. Sekarang hal itu disebutkan di setiap pertemuan, setiap kali Anda berbicara, hal itu disebutkan,” kata Trump.
Pada bulan Oktober, Pentagon mengumumkan bahwa mereka sedang berupaya membuat bom nuklir baru untuk menggantikan persediaan bom nuklir Amerika yang sudah tua. B61-13, varian baru dari bom gravitasi B61, akan memiliki daya ledak yang serupa dengan varian B61-7, yaitu 360 kiloton.
Jika akurat, bom terbaru ini akan memiliki kekuatan ledakan 22 kali lipat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II.
Departemen Pertahanan AS memuji bom terbaru ini karena mampu memberi presiden lebih banyak pilihan untuk menyerang sasaran militer tertentu yang sulit dan memiliki wilayah yang luas.
Para ilmuwan menunjuk pada perang antara Rusia dan Ukraina. "Jam Kiamat" ditetapkan pada 90 detik menjelang tengah malam, yang merupakan angka tertinggi yang pernah ada, termasuk selama Perang Dingin.
“Dulu 10 tahun lalu, 5 tahun lalu, bahkan 3 tahun lalu, Anda tidak bisa menyebut kata 'nuklir'. Sekarang hal itu disebutkan di setiap pertemuan, setiap kali Anda berbicara, hal itu disebutkan,” kata Trump.
Pada bulan Oktober, Pentagon mengumumkan bahwa mereka sedang berupaya membuat bom nuklir baru untuk menggantikan persediaan bom nuklir Amerika yang sudah tua. B61-13, varian baru dari bom gravitasi B61, akan memiliki daya ledak yang serupa dengan varian B61-7, yaitu 360 kiloton.
Jika akurat, bom terbaru ini akan memiliki kekuatan ledakan 22 kali lipat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II.
Departemen Pertahanan AS memuji bom terbaru ini karena mampu memberi presiden lebih banyak pilihan untuk menyerang sasaran militer tertentu yang sulit dan memiliki wilayah yang luas.
(mas)