Putin Dikawal 4 Jet Tempur Rusia dalam Lawatan ke Timur Tengah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin ke Timur Tengah dengan dikawal empat jet tempur Rusia pada Rabu (6/12/2023) untuk perjalanan yang jarang terjadi ke luar negeri.
Dia akan membahas minyak, Gaza dan Ukraina dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS), menurut laporan Reuters.
Pertemuan Putin dengan Pangeran Saudi yang dikenal sebagai MBS, terjadi setelah harga minyak turun meskipun ada janji dari OPEC+, yang merupakan kelompok Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia, untuk mengurangi produksi lebih lanjut.
Pesawat Putin dikawal jet tempur Sukhoi-35S yang ditunjukkan Kementerian Pertahanan Rusia terbang di samping pesawat Ilyushin-96 yang dinaikinya dari Rusia ke Uni Emirat Arab.
Di Abu Dhabi, Presiden Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan menyambut “sahabatnya” itu. Jet UEA menyambut pemimpin Rusia tersebut dengan terbang melintas dengan menaburkan warna bendera Rusia di langit.
“Hubungan kami, sebagian besar berkat posisi Anda, telah mencapai tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Putin kepadanya. “UEA adalah mitra dagang utama Rusia di dunia Arab.”
Delegasi Rusia terdiri dari para pejabat tinggi bidang minyak, ekonomi, urusan luar negeri, ruang angkasa, dan energi nuklir.
Putin mengatakan Rusia dan UEA bekerja sama sebagai bagian dari OPEC+, yang anggotanya memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, dan mereka akan membahas konflik Israel-Palestina dan Ukraina.
Setelah UEA, Putin dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk pertemuan tatap muka pertamanya dengan MBS sejak Oktober 2019.
Kunjungan terakhirnya ke wilayah tersebut adalah pada Juli 2022, ketika dia bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran.
Belum jelas apa yang ingin dibicarakan Putin, yang jarang meninggalkan Rusia sejak awal perang Ukraina.
Yang pasti pembicaraan itu secara khusus akan membahas minyak atau geopolitik dengan Putra Mahkota Saudi eksportir minyak mentah terbesar di dunia.
Perjalanan untuk bertemu MbS, hanya beberapa hari setelah pertemuan penting OPEC+ ditunda itu tampak terburu-buru. Salah satu sumber mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa MBS berencana mengunjungi Moskow.
Putin yang terakhir kali mengunjungi wilayah tersebut pada pertengahan tahun 2022, akan menjamu Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow pada Kamis.
Kremlin mengatakan, selain minyak, Putin dan MBS akan membicarakan perang antara Israel dan Hamas, situasi di Suriah dan Yaman, dan isu-isu seperti memastikan stabilitas di Teluk. Sementara seorang ajudannya mengatakan Ukraina juga akan dibahas.
Putin dan MBS yang bersama-sama mengendalikan seperlima produksi minyak dunia setiap hari, telah lama menjalin hubungan dekat, meski keduanya terkadang dikucilkan oleh Barat.
Pada KTT G20 tahun 2018, hanya dua bulan setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi, Putin dan MBS melakukan tos dan berjabat tangan sambil tersenyum.
MBS, 38 tahun, telah berusaha menegaskan kembali Arab Saudi sebagai kekuatan regional yang tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat, yang memasok sebagian besar senjatanya ke Riyadh.
Putin yang mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit dengan Barat.
Presiden Rusia telah menjalin hubungan dengan sekutu di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Asia, di tengah upaya Barat mengisolasi Moskow.
MBS maupun Putin (71) menginginkan dan membutuhkan harga minyak yang tinggi, yang merupakan sumber kehidupan perekonomian mereka.
Pertanyaan bagi keduanya adalah seberapa besar beban yang harus ditanggung masing-masing negara untuk menjaga harga tetap tinggi dan bagaimana memverifikasi beban tersebut.
OPEC+, bulan lalu, menunda pertemuannya beberapa hari karena ketidaksepakatan mengenai tingkat produksi.
Menteri Energi Saudi mengatakan OPEC+ juga menginginkan lebih banyak jaminan dari Moskow bahwa mereka akan menepati janjinya untuk mengurangi ekspor bahan bakar.
Hubungan antara Saudi dan Rusia di OPEC+ terkadang tidak mudah dan kesepakatan mengenai pengurangan produksi hampir gagal pada Maret 2020, karena pasar sudah terguncang oleh timbulnya pandemi COVID.
Namun keduanya berhasil memperbaiki hubungan mereka dalam beberapa pekan dan OPEC+ setuju untuk memangkas hampir 10% permintaan global.
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober, Putin menganggap konflik tersebut sebagai kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah. Rusia telah membina hubungan dengan sekutu Arab dan Iran, serta dengan kelompok pejuang Palestina.
Dia akan membahas minyak, Gaza dan Ukraina dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS), menurut laporan Reuters.
Pertemuan Putin dengan Pangeran Saudi yang dikenal sebagai MBS, terjadi setelah harga minyak turun meskipun ada janji dari OPEC+, yang merupakan kelompok Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia, untuk mengurangi produksi lebih lanjut.
Pesawat Putin dikawal jet tempur Sukhoi-35S yang ditunjukkan Kementerian Pertahanan Rusia terbang di samping pesawat Ilyushin-96 yang dinaikinya dari Rusia ke Uni Emirat Arab.
Di Abu Dhabi, Presiden Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan menyambut “sahabatnya” itu. Jet UEA menyambut pemimpin Rusia tersebut dengan terbang melintas dengan menaburkan warna bendera Rusia di langit.
“Hubungan kami, sebagian besar berkat posisi Anda, telah mencapai tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Putin kepadanya. “UEA adalah mitra dagang utama Rusia di dunia Arab.”
Baca Juga
Delegasi Rusia terdiri dari para pejabat tinggi bidang minyak, ekonomi, urusan luar negeri, ruang angkasa, dan energi nuklir.
Putin mengatakan Rusia dan UEA bekerja sama sebagai bagian dari OPEC+, yang anggotanya memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, dan mereka akan membahas konflik Israel-Palestina dan Ukraina.
Setelah UEA, Putin dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk pertemuan tatap muka pertamanya dengan MBS sejak Oktober 2019.
Kunjungan terakhirnya ke wilayah tersebut adalah pada Juli 2022, ketika dia bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran.
Belum jelas apa yang ingin dibicarakan Putin, yang jarang meninggalkan Rusia sejak awal perang Ukraina.
Yang pasti pembicaraan itu secara khusus akan membahas minyak atau geopolitik dengan Putra Mahkota Saudi eksportir minyak mentah terbesar di dunia.
Perjalanan untuk bertemu MbS, hanya beberapa hari setelah pertemuan penting OPEC+ ditunda itu tampak terburu-buru. Salah satu sumber mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa MBS berencana mengunjungi Moskow.
Putin yang terakhir kali mengunjungi wilayah tersebut pada pertengahan tahun 2022, akan menjamu Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow pada Kamis.
Putin dan MBS
Kremlin mengatakan, selain minyak, Putin dan MBS akan membicarakan perang antara Israel dan Hamas, situasi di Suriah dan Yaman, dan isu-isu seperti memastikan stabilitas di Teluk. Sementara seorang ajudannya mengatakan Ukraina juga akan dibahas.
Putin dan MBS yang bersama-sama mengendalikan seperlima produksi minyak dunia setiap hari, telah lama menjalin hubungan dekat, meski keduanya terkadang dikucilkan oleh Barat.
Pada KTT G20 tahun 2018, hanya dua bulan setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi, Putin dan MBS melakukan tos dan berjabat tangan sambil tersenyum.
MBS, 38 tahun, telah berusaha menegaskan kembali Arab Saudi sebagai kekuatan regional yang tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat, yang memasok sebagian besar senjatanya ke Riyadh.
Putin yang mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit dengan Barat.
Presiden Rusia telah menjalin hubungan dengan sekutu di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Asia, di tengah upaya Barat mengisolasi Moskow.
MBS maupun Putin (71) menginginkan dan membutuhkan harga minyak yang tinggi, yang merupakan sumber kehidupan perekonomian mereka.
Pertanyaan bagi keduanya adalah seberapa besar beban yang harus ditanggung masing-masing negara untuk menjaga harga tetap tinggi dan bagaimana memverifikasi beban tersebut.
OPEC+
OPEC+, bulan lalu, menunda pertemuannya beberapa hari karena ketidaksepakatan mengenai tingkat produksi.
Menteri Energi Saudi mengatakan OPEC+ juga menginginkan lebih banyak jaminan dari Moskow bahwa mereka akan menepati janjinya untuk mengurangi ekspor bahan bakar.
Hubungan antara Saudi dan Rusia di OPEC+ terkadang tidak mudah dan kesepakatan mengenai pengurangan produksi hampir gagal pada Maret 2020, karena pasar sudah terguncang oleh timbulnya pandemi COVID.
Namun keduanya berhasil memperbaiki hubungan mereka dalam beberapa pekan dan OPEC+ setuju untuk memangkas hampir 10% permintaan global.
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober, Putin menganggap konflik tersebut sebagai kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah. Rusia telah membina hubungan dengan sekutu Arab dan Iran, serta dengan kelompok pejuang Palestina.
(sya)