Emir Qatar Sebut Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza, Geram Dunia Bungkam
loading...
A
A
A
DOHA - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menuduh komunitas internasional “berpaling dari” rakyat Palestina di tengah pemboman Israel di Jalur Gaza sambil menyerukan gencatan senjata permanen di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Dalam pidato pembukaannya di KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Doha, Emir Qatar tersebut menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Ia juga mencatat bahwa “kejahatan” pasukan Israel membantu memperdalam sentimen ketidakadilan dan tidak adanya legitimasi internasional.
“Merupakan aib bagi komunitas internasional jika membiarkan kejahatan keji ini berlanjut selama lebih dari dua bulan – di mana pembunuhan sistematis dan disengaja terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak, terus berlanjut,” katanya.
“Mengapa komunitas internasional mengabaikan anak-anak Palestina dan mengadopsi standar ganda?” tanyanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/12/2023).
Gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan Hamas, yang gagal diperpanjang pada hari Jumat, ditengahi oleh Qatar dan mediator lainnya untuk memungkinkan pembebasan tawanan yang diambil oleh Hamas pada bulan Oktober, dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, seringkali tanpa dakwaan.
Sheikh Tamim mengatakan, meski negaranya masih berupaya memperbarui gencatan senjata, hal itu bukanlah alternatif dari gencatan senjata permanen.
“Kami akan terus melakukan upaya dengan pemain regional dan global lainnya untuk mewujudkan gencatan senjata permanen dan menghentikan semua agresi terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.
Emir Qatar menambahkan bahwa perjuangan di Palestina bukanlah perjuangan agama, juga bukan perang melawan teror.
“Ini adalah perjuangan nasional antara pendudukan Israel dan rakyat Palestina yang terguncang akibat pendudukan ini,” ujarnya.
Dalam pidato pembukaannya di KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Doha, Emir Qatar tersebut menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Ia juga mencatat bahwa “kejahatan” pasukan Israel membantu memperdalam sentimen ketidakadilan dan tidak adanya legitimasi internasional.
“Merupakan aib bagi komunitas internasional jika membiarkan kejahatan keji ini berlanjut selama lebih dari dua bulan – di mana pembunuhan sistematis dan disengaja terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak, terus berlanjut,” katanya.
“Mengapa komunitas internasional mengabaikan anak-anak Palestina dan mengadopsi standar ganda?” tanyanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (5/12/2023).
Gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan Hamas, yang gagal diperpanjang pada hari Jumat, ditengahi oleh Qatar dan mediator lainnya untuk memungkinkan pembebasan tawanan yang diambil oleh Hamas pada bulan Oktober, dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, seringkali tanpa dakwaan.
Sheikh Tamim mengatakan, meski negaranya masih berupaya memperbarui gencatan senjata, hal itu bukanlah alternatif dari gencatan senjata permanen.
“Kami akan terus melakukan upaya dengan pemain regional dan global lainnya untuk mewujudkan gencatan senjata permanen dan menghentikan semua agresi terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.
Emir Qatar menambahkan bahwa perjuangan di Palestina bukanlah perjuangan agama, juga bukan perang melawan teror.
“Ini adalah perjuangan nasional antara pendudukan Israel dan rakyat Palestina yang terguncang akibat pendudukan ini,” ujarnya.