Warga Jalur Gaza Ungkap Mengerikannya Serangan Israel

Selasa, 05 Desember 2023 - 15:36 WIB
loading...
Warga Jalur Gaza Ungkap Mengerikannya Serangan Israel
Warga Palestina di Jalur Gaza ungkap mengerikannya serangan udara yang dilakukan oleh Israel. Foto/Ilustrasi
A A A
JALUR GAZA - Pertempuran skala penuh kembali pecah di Jalur Gaza sejak Jumat lalu setelah negosiasi untuk memperpanjang gencatan senjata antara Hamas dengan Israel menemui kebuntuan.

Israel kembali memulai kampanye militer mereka di Jalur Gaza. Negara Zionis itu meluncurkan lebih banyak serangan udara ke Gaza utara di mana sayap bersenjata Hamas melaporkan adanya bentrokan dengan tank Israel.

Setidaknya, tiga tentara Israel tewas dalam bentrokan di Jalur Gaza utara. Ini menambah jumlah tentara Zionis yang tewas menjadi 75 orang.



Salvo roket kembali ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.

Di kota Rafah, Gaza Selatan, seorang warga Palestina bernama Abu Jahar al-Hajj mengatakn serangan udara di dekat rumahnya terasa seperti gempa bumi.

"Potongan beton mulai menimpa kami," ujarnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (5/12/2023).

Kondisi semakin memburuk pada Senin waktu setempat dengan semua layanan seluler dan telepon di seluruh Jalur Gaza terputus karena putusnya rute serat utama dari pihak Israel, kata perusahaan telekomunikasi Paltel.

Warga Gaza sudah kekurangan makanan, air, dan kebutuhan penting lainnya termasuk bahan bakar.

Berharap untuk melarikan diri dari pemboman, warga Palestina yang lain terus bergerak lebih jauh ke selatan, barang-barang mereka ditumpuk di gerobak keledai, kendaraan rusak dan bahkan unta, namun serangan udara Israel terus mengikuti mereka hingga ke perbatasan selatan.

Di pintu masuk rumah sakit Nasser di kota yang ramai, ambulans dan mobil pribadi mengantarkan para penyintas yang dalam keadaan linglung, berlumuran darah, dan tertutup debu.

“Masyarakat meminta nasihat mengenai di mana mencari keselamatan,” Thomas White, Direktur Gaza Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di media sosial.

“Tidak ada yang perlu kami sampaikan kepada mereka,” imbuhnya.

Tepi Barat yang diduduki Israel juga mengalami peningkatan kekerasan, dengan lebih dari 250 warga Palestina tewas di sana sejak perang dimulai, menurut pihak berwenang Palestina.



Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengatakan pada hari Senin bahwa dua orang lagi ditembak mati dalam serangan Israel di kota Qalqilya, dan orang ketiga di kamp pengungsi Qalandia, sementara dua orang tewas di dekat Hebron.

Sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), telah meminta negara Zionis itu membiarkan lebih banyak bahan bakar. Hal itu diungkapkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

AS mengintensifkan seruan untuk melindungi warga sipil Gaza, dan Miller menyuarakan pujian atas taktik Israel ketika kampanye mereka meluas di wilayah selatan.

“Kami telah melihat permintaan evakuasi yang lebih tepat sasaran dibandingkan kampanye sebelumnya di wilayah utara," katanya.

“Jadi ini merupakan perbaikan dari apa yang terjadi sebelumnya,” imbuhnya.

Israel mengatakan bahwa mereka tidak berusaha memaksa warga sipil Palestina untuk meninggalkan rumah mereka secara permanen.

“Kami telah meminta warga sipil untuk mengevakuasi medan perang dan kami telah menyediakan zona kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata juru bicara militer Jonathan Conricus, merujuk pada wilayah pesisir kecil di wilayah tersebut yang bernama Al-Mawasi.

Setiap usulan mengenai pengusiran warga Palestina sangat kontroversial di dunia Arab karena perang yang berujung pada berdirinya negara Israel 75 tahun lalu telah memicu eksodus atau pengungsian paksa 760.000 warga Palestina.

Di PBB pada hari Senin, perwakilan Israel dan Palestina saling bertukar tuduhan “genosida” atas perang tersebut, dan kedua belah pihak menuntut tanggapan internasional.

Karena kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas, tentara Israel mengatakan mereka telah melancarkan serangan artileri sebagai tanggapan terhadap tembakan lintas batas dari Lebanon dan jet tempurnya mengenai sasaran yang terkait dengan kelompok militan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)