Menteri Sayap Kanan Israel Ancam Mundur Jika Perang di Gaza Berhenti
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel , Itamar Ben-Gvir, mengancam akan keluar dari koalisi pemerintahan jika perang Israel di Jalur Gaza berhenti.
“Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” tulisnya di X pada hari Selasa seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (30/11/2023).
Israel telah membombardir Jalur Gaza sejak 7 Oktober dan telah menewaskan sekitar 15.000 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Foto/Days of Palestine
Gencatan senjata sebagian besar telah dilaksanakan sejak Jumat 24 November, yang membuat Hamas dan Israel menukar puluhan tawanan dan tahanan, serta mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan terbatas ke Jalur Gaza.
Hanya partai sayap kanan Otzma Yehudit pimpinan Ben-Gvir yang menentang gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir.
Tidak jelas apakah keluarnya partai tersebut dari kabinet akan mengakibatkan runtuhnya koalisi yang berkuasa.
Selain Ben-Gvir sendiri, Otzma Yehudit memiliki dua menteri lain di kabinet Netanyahu yang beranggotakan 38 orang, termasuk Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu, yang awal bulan ini menyerukan serangan nuklir ke Gaza, dengan mengatakan bahwa itu adalah “sebuah pilihan.”
“Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” tulisnya di X pada hari Selasa seperti dikutip dari The New Arab, Kamis (30/11/2023).
Israel telah membombardir Jalur Gaza sejak 7 Oktober dan telah menewaskan sekitar 15.000 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Foto/Days of Palestine
Gencatan senjata sebagian besar telah dilaksanakan sejak Jumat 24 November, yang membuat Hamas dan Israel menukar puluhan tawanan dan tahanan, serta mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan terbatas ke Jalur Gaza.
Hanya partai sayap kanan Otzma Yehudit pimpinan Ben-Gvir yang menentang gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir.
Tidak jelas apakah keluarnya partai tersebut dari kabinet akan mengakibatkan runtuhnya koalisi yang berkuasa.
Selain Ben-Gvir sendiri, Otzma Yehudit memiliki dua menteri lain di kabinet Netanyahu yang beranggotakan 38 orang, termasuk Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu, yang awal bulan ini menyerukan serangan nuklir ke Gaza, dengan mengatakan bahwa itu adalah “sebuah pilihan.”