Militer Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Adalah Orang yang Menanti Ajal

Rabu, 29 November 2023 - 17:50 WIB
loading...
A A A
Sinwar membentuk aparat keamanan internal kelompok itu pada tahun berikutnya, dan kemudian mengepalai unit intelijen yang bertugas mengusir dan menghukum tanpa ampun—terkadang membunuh—warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.

Menurut transkrip interogasi dengan petugas keamanan yang diterbitkan di media Israel, Sinwar mengaku telah mencekik seorang tersangka kolaborator dengan syal keffiyeh di pemakaman Khan Yunis.

Sebagai lulusan Universitas Islam di Gaza, dia belajar bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel, dan disebut memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Dia menjalani empat hukuman seumur hidup atas pembunuhan dua tentara Israel ketika dia menjadi orang paling senior dari 1.027 warga Palestina yang dibebaskan sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2011.

Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil kepemimpinan keseluruhan gerakan tersebut di Gaza.

Meskipun pendahulunya mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih memilih untuk menonjolkan masalah Palestina dengan cara yang lebih keras.

Pemerintah Hamas di Gaza mengatakan serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel sebagai respons terhadap serangan 7 Oktober telah menewaskan hampir 15.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Sinwar memimpikan satu negara Palestina yang menyatukan Jalur Gaza dan Tepi Barat—wilayah yang diduduki Israel dan dikendalikan oleh partai Fatah pimpinan Mahmoud Abbas—dan beribu kota di Yerusalem timur.

Menurut lembaga think tank Amerika Serikat (AS), Council on Foreign Relations, dia telah berjanji untuk menghukum siapa pun yang menghalangi rekonsiliasi dengan Fatah, gerakan politik saingan Hamas yang terlibat dalam pertikaian antar faksi setelah pemilu Palestina tahun 2006.

Upaya untuk mencapai kesepakatan masih sulit dicapai, namun pembebasan tahanan akibat perjanjian gencatan senjata dengan Israel telah membuat popularitas Hamas melonjak di Tepi Barat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)