Amar Abu Jalalah, Komandan Angkatan Laut Hamas yang Tewas Dibunuh Israel Jelang Gencatan Senjata
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Amar Abu Jalalah jadi sosok agen senior Hamas yang meninggal atas serangan Israel tepat sebelum gencatan senjata berlangsung antara kedua belah pihak.
Dilansir dari Sky News (25/11/2023), pada hari pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, terdapat 24 sandera yang ditahan di Gaza telah dibebaskan. Sebagai imbalan-nya, 39 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel telah dibebaskan, kata seorang pejabat Qatar.
Gencatan senjata ini terjadi setelah lebih dari 14.800 orang tewas di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang, menurut Al Jazeera.
Namun sebelum gencatan senjata terjadi, rupanya Israel telah melakukan beberapa serangan yang diklaim berhasil membunuh sosok Komandan Angkatan Laut Hamas, Amar Abu Jalalah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan seorang komandan angkatan laut Hamas tewas pada Kamis (23/11/2023) dalam serangan udara di Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan.
"Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF,” bunyi pernyataan IDF.
IDF juga menyebutkan jika anggota Angkatan Laut Hamas lainnya juga tewas dalam serangan tersebut.
Israel yakin mereka berhasil menumpas pejabat senior militer Hamas, yang dibicarakan oleh seorang pejabat senior IDF dengan wartawan.
Penilaian Israel menunjukkan sayap militer Hamas terdiri dari 24 batalyon, 10 di antaranya telah “terluka secara signifikan” oleh serangan Israel sejak 7 Oktober, kata pejabat itu.
Pejabat IDF tersebut juga menyebutkan jika Beberapa batalyon di utara Gaza kehilangan lebih dari empat komandannya, yang berarti hilangnya lebih dari separuh komando senior batalyon tersebut.
Hal ini akan mempersulit pimpinan militer Hamas untuk mengeluarkan perintah melakukan serangan balik, karena semakin tidak ada orang yang bisa mengarahkan operasi.
Meski Israel mengklaim dirinya telah berhasil membunuh beberapa petinggi Hamas, namun update serangan Negeri Yahudi pada 23 November kemarin terbilang cukup membabi buta.
Dilansir dari Sky News (25/11/2023), pada hari pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, terdapat 24 sandera yang ditahan di Gaza telah dibebaskan. Sebagai imbalan-nya, 39 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel telah dibebaskan, kata seorang pejabat Qatar.
Gencatan senjata ini terjadi setelah lebih dari 14.800 orang tewas di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang, menurut Al Jazeera.
Namun sebelum gencatan senjata terjadi, rupanya Israel telah melakukan beberapa serangan yang diklaim berhasil membunuh sosok Komandan Angkatan Laut Hamas, Amar Abu Jalalah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan seorang komandan angkatan laut Hamas tewas pada Kamis (23/11/2023) dalam serangan udara di Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan.
"Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF,” bunyi pernyataan IDF.
IDF juga menyebutkan jika anggota Angkatan Laut Hamas lainnya juga tewas dalam serangan tersebut.
Israel yakin mereka berhasil menumpas pejabat senior militer Hamas, yang dibicarakan oleh seorang pejabat senior IDF dengan wartawan.
Penilaian Israel menunjukkan sayap militer Hamas terdiri dari 24 batalyon, 10 di antaranya telah “terluka secara signifikan” oleh serangan Israel sejak 7 Oktober, kata pejabat itu.
Pejabat IDF tersebut juga menyebutkan jika Beberapa batalyon di utara Gaza kehilangan lebih dari empat komandannya, yang berarti hilangnya lebih dari separuh komando senior batalyon tersebut.
Hal ini akan mempersulit pimpinan militer Hamas untuk mengeluarkan perintah melakukan serangan balik, karena semakin tidak ada orang yang bisa mengarahkan operasi.
Meski Israel mengklaim dirinya telah berhasil membunuh beberapa petinggi Hamas, namun update serangan Negeri Yahudi pada 23 November kemarin terbilang cukup membabi buta.
(ian)