Penulis Kuwait: Saat Israel Didirikan, Tak Ada Negara Palestina

Kamis, 23 November 2017 - 16:42 WIB
Penulis Kuwait: Saat...
Penulis Kuwait: Saat Israel Didirikan, Tak Ada Negara Palestina
A A A
KUWAIT - Seorang penulis asal Kuwait dicemooh publik Arab gara-gara komentarnya yang memuji negara dan budaya Israel. Menurutnya, saat Israel didirikan tahun 1948, tidak ada negara di wilayah tersebut yang bernama Palestina.

Penulis bernama Abdullah Al-Hadlaq ini bahkan menyerukan negara-negara Arab bersekutu dengan Israel untuk melawan musuh-musuh bersama. Komentar kontroversial itu muncul saat wawancara dengan stasiun Arai TV, Kuwait.

Hadlaq mendesak negara-negara Arab mengakui negara Israel sebagai negara berdaulat, independen dan sah. Menurutnya, orang-orang Israel merupakan warga yang memiliki hak atas tanah mereka.

Wawancara itu berlangsung hari Minggu dan telah diterjemahkan oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI). ”Ada orang yang kembali ke tanah yang dijanjikan,” katanya mengacu pada keyakinan umat Yahudi bahwa negara Israel adalah tanah yang dijanjikan Tuhan.

Gara-gara komentar yang mendukung Isreael, Hadlaq dicemooh publik Arab sebagai orang bodoh, pengkhianat hingga agen Zionis. Hujatan bermunculan di Facebook ketika video wawancara itu diunggah di media sosial.

Dalam wawancara tersebut, Hadlaq mengungkapkan kekagumannya terhadap negara Yahudi dan nilai-nilainya. Dia menyerukan penolakan terhadap narasi bahwa wilayah yang jadi negara Israel itu merupakan tanah jarahan dari orang-orang Arab.

Penulis ini bahkan menganggap narasi seperti itu sebagai mentalitas yang sudah ketinggalan zaman.

”Ketika negara Israel didirikan pada tahun 1948, tidak ada negara yang bernama 'Palestina',” katanya.

”Suka atau tidak, Israel adalah negara berdaulat yang merdeka,” ujar Hadlaq. ”Kebanyakan negara yang cinta damai dan demokratis mengetahuinya. Kelompok negara yang tidak mengakui Israel adalah negara tirani dan penindas,” imbuh dia.

Tak cukup, Hadlaq juga mengutip ayat-ayat Alquran sebagai bukti bahwa orang Israel memiliki hak atas Tanah Suci. Menurutnya, dalam kitab suci Tuhan menjanjikan tanah atau negeri kepada umat Yahudi, sehigga warga Israel tidak menjarahnya dari orang-orang Arab.

”Sejarah bangsa Israel kuno, mendahului Islam. Oleh karena itu, umat Islam harus mengakui bahwa bangsa Israel memiliki hak atas tanah itu, dan bahwa mereka bukan menjarahnya,” katanya.

“Mengapa kita tidak hidup dalam koeksistensi damai dengan Israel dan bekerja sama dengannya?,” tanyanya dia sebagai seruan untuk negara-negara Arab bersekutu dengan Israel, seperti dikutip Times of Israel, Kamis (23/11/2017).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)