Pilot United Airlines Puji Hamas: Perlawanan Pemberani atas Puluhan Tahun Pendudukan Israel
loading...
A
A
A
CHICAGO - Seorang pilot United Airlines, maskapai yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat (AS), menyatakan pujiannya terhadap Hamas di tengah perangnya dengan Israel di Gaza, Palestina.
Pilot tersebut bernama Ibrahim R. Mossallam. Pujiannya itu merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.
Di AS dan negara-negara Barat lainnya, Hamas dilabeli sebagai organisasi teroris. Maka memuji Hamas, seperti yang dilakukan Mosallam, mendapat respons negatif yang luar biasa.
Namun, pilot itu memiliki pandangan lain terhadap kelompok perlawanan Palestina tersebut.
“Ini adalah perlawanan dari orang-orang pemberani yang telah mengalami puluhan tahun pendudukan, penindasan, penghinaan, apartheid, dan pembunuhan langsung. Ini bukan serangan yang tidak beralasan, tapi respons terhadap serangan rezim Zionis beberapa tahun terakhir,” tulis Mossallam dalam sebuah posting di Facebook.
Pembelaan pilot tersebut pada penderitaan rakyat Palestina di Gaza juga disampaikan dalam postingan lain sebelumnya.
“Lebih banyak bom yang dijatuhkan di Gaza dalam 6 hari dibandingkan yang dijatuhkan AS pada bulan mana pun! Gunakan akal sehat Anda, mereka mencoba membersihkan/mengapus masyarakat secara etis. Ini semua adalah ideologi Zionis dan sangat disengaja dan [Presiden Joe] Biden mendukungnya!" tulis Mossallam.
Tangkapan layar dari posting sang pilot yang berisi pujian pada Hamas dan pembelaan terhadap rakyat Palestina telah dibagikan akun @StopAntisemites dengan maksud agar dia ditindak.
Pihak United Airlines pun merespons dengan "menghukum" Mosallam.
“Pilot ini telah dikeluarkan dari layanan, dengan bayaran, sementara kami menyelidiki masalah ini,” kata United Airlines melalui juru bicaranya kepada Newsweek, yang dilansir Kamis (23/11/2023).
Belum cukup, sikap keberpihakan Mossalam memicu kritik keras di media sosial.
Pengacara Jason Greenblatt, yang merupakan mantan utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah, menulis di media sosial X: "Bagi mereka yang terbang dengan United [saya membutuhkannya], kami memerlukan jawaban tentang bagaimana kami dapat merasa aman di dalam [pesawat] yang diterbangkan oleh seorang pilot yang mengatakan kekejaman yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober sebagai 'perlawanan dari orang-orang pemberani'. Sebarkan berita ini dan mintalah jawaban dari United."
Sejumlah pengguna media sosial lainnya menanggapi postingan Greenblatt dengan mengatakan mereka tidak merasa aman, sementara yang lain mengkritik United Airlines.
Pengguna media sosial X, Daniel S. Levi, menulis: "Sepertinya saya tidak merasa aman lagi terbang United dengan orang-orang seperti ini. Kami akan selalu memiliki American Airlines."
Mor Hogeg, pengguna X lainnya, berkomentar: "@United Saya telah terbang bersama Anda secara eksklusif selama 15 tahun terakhir. Saya anggota MileagePlus. Saya tidak akan pernah menaiki penerbangan United lainnya sampai pilot ini dipecat! Saya tidak merasa aman terbang bersama Anda lagi."
"Saya tidak akan menaiki penerbangan @United lagi sampai simpatisan jihad ini diberhentikan. Dan itu bukan Cancel Culture, itu Sanity Culture," imbuh Dave Rubin, seorang pengguna X.
Pilot tersebut bernama Ibrahim R. Mossallam. Pujiannya itu merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.
Di AS dan negara-negara Barat lainnya, Hamas dilabeli sebagai organisasi teroris. Maka memuji Hamas, seperti yang dilakukan Mosallam, mendapat respons negatif yang luar biasa.
Namun, pilot itu memiliki pandangan lain terhadap kelompok perlawanan Palestina tersebut.
“Ini adalah perlawanan dari orang-orang pemberani yang telah mengalami puluhan tahun pendudukan, penindasan, penghinaan, apartheid, dan pembunuhan langsung. Ini bukan serangan yang tidak beralasan, tapi respons terhadap serangan rezim Zionis beberapa tahun terakhir,” tulis Mossallam dalam sebuah posting di Facebook.
Pembelaan pilot tersebut pada penderitaan rakyat Palestina di Gaza juga disampaikan dalam postingan lain sebelumnya.
“Lebih banyak bom yang dijatuhkan di Gaza dalam 6 hari dibandingkan yang dijatuhkan AS pada bulan mana pun! Gunakan akal sehat Anda, mereka mencoba membersihkan/mengapus masyarakat secara etis. Ini semua adalah ideologi Zionis dan sangat disengaja dan [Presiden Joe] Biden mendukungnya!" tulis Mossallam.
Tangkapan layar dari posting sang pilot yang berisi pujian pada Hamas dan pembelaan terhadap rakyat Palestina telah dibagikan akun @StopAntisemites dengan maksud agar dia ditindak.
Pihak United Airlines pun merespons dengan "menghukum" Mosallam.
“Pilot ini telah dikeluarkan dari layanan, dengan bayaran, sementara kami menyelidiki masalah ini,” kata United Airlines melalui juru bicaranya kepada Newsweek, yang dilansir Kamis (23/11/2023).
Belum cukup, sikap keberpihakan Mossalam memicu kritik keras di media sosial.
Pengacara Jason Greenblatt, yang merupakan mantan utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah, menulis di media sosial X: "Bagi mereka yang terbang dengan United [saya membutuhkannya], kami memerlukan jawaban tentang bagaimana kami dapat merasa aman di dalam [pesawat] yang diterbangkan oleh seorang pilot yang mengatakan kekejaman yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober sebagai 'perlawanan dari orang-orang pemberani'. Sebarkan berita ini dan mintalah jawaban dari United."
Sejumlah pengguna media sosial lainnya menanggapi postingan Greenblatt dengan mengatakan mereka tidak merasa aman, sementara yang lain mengkritik United Airlines.
Pengguna media sosial X, Daniel S. Levi, menulis: "Sepertinya saya tidak merasa aman lagi terbang United dengan orang-orang seperti ini. Kami akan selalu memiliki American Airlines."
Mor Hogeg, pengguna X lainnya, berkomentar: "@United Saya telah terbang bersama Anda secara eksklusif selama 15 tahun terakhir. Saya anggota MileagePlus. Saya tidak akan pernah menaiki penerbangan United lainnya sampai pilot ini dipecat! Saya tidak merasa aman terbang bersama Anda lagi."
"Saya tidak akan menaiki penerbangan @United lagi sampai simpatisan jihad ini diberhentikan. Dan itu bukan Cancel Culture, itu Sanity Culture," imbuh Dave Rubin, seorang pengguna X.
(mas)