Menlu Lebanon: Perang dengan Beirut, Israel Akan Kalah

Sabtu, 18 November 2017 - 16:22 WIB
Menlu Lebanon: Perang dengan Beirut, Israel Akan Kalah
Menlu Lebanon: Perang dengan Beirut, Israel Akan Kalah
A A A
MOSKOW - Lebanon memiliki kemampuan untuk melawan ancaman apapun. Meski begitu, Lebanon hanya menginginkan perdamaian dan stabilitas wilayah.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Lebanon, Gebran Bassil. Ia pun memperingatkan bahwa negara agresor potensial akan mengalami konsekuensi, yang bisa sampai ke Eropa.

"Negara Timur Tengah selalu memilih untuk mempertahankan kebijakan yang konstruktif dan baik dengan tetangganya dan negara-negara lain di dunia Arab, namun hal ini tidak mencegah tindakan bermusuhan terhadap Lebanon," kata Bassil seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (18/11/2017).

Ia merujuk pada krisis yang dipicu oleh pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri yang tidak terduga dari Arab Saudi. Menurutnya kasus ini adalah contoh bagus untuk menunjukkan bahwa hampir semua orang dapat memulai perang dengan Lebanon.

"Kami siap untuk bertindak jika terjadi perkembangan seperti itu, namun kami berusaha melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah hal ini terjadi dan untuk menjalin hubungan baik dengan Arab Saudi," ujar Bassil, menambahkan bahwa Beirut akan bertahan dengan damai dan pendekatan diplomatik kecuali jika dipaksa untuk membela diri.

Sementara Lebanon menentang adanya campur tangan dalam urusan dalam negerinya, namun tidak menyetujui adanya serangan oleh warganya terhadap Arab Saudi.

Namun, menurut Basil, situasi saat ini tampaknya melibatkan lebih banyak pemain setelah menyebut Israel dan Amerika Serikat (AS) pada khususnya.

"Kita seharusnya tidak memprovokasi Israel ke dalam perang hanya karena kemungkinan akan kehilangannya. Kita harus menahan Israel untuk memulai perang dengan tepat karena Lebanon pasti akan memenangkannya," tegasnya.

"Setiap negara dapat mengambil tindakan terhadap Hizbullah seperti yang dilakukan AS, meskipun pemimpin Hizbullah telah berulang kali mengatakan: 'Jika Anda ingin melawan kita, Anda dapat melawan kita, namun tinggalkan Lebanon. Kita tidak ingin Lebanon menderita karena kita'," tutur Basil.

"Kami pikir jika mereka menargetkan kami, mereka akan menghukum semua orang di Lebanon, dan mereka yang berani melakukan ini juga akan menghadapi konsekuensi. Akan ada konsekuensi bagi seluruh wilayah, untuk Eropa," sambungnya.

Selama kunjungan resminya ke Moskow pada hari Jumat, Bassil mengatakan bahwa saat ini ada kampanye anti-Lebanon di Timur Tengah.

"Beberapa negara mencoba menggunakan kekuatan tertentu untuk menyingkirkan pemimpin Lebanon," klaimnya, tanpa menentukan yang mana.

Bassil mengatakan bahwa apa yang seluruh dunia saksikan saat ini di wilayah ini adalah upaya lain untuk menciptakan sarang kekacauan dan ketidakstabilan, yang pada gilirannya menyebabkan terorisme.

"Bahkan jika Lebanon adalah pemenang yang mungkin dalam sebuah perang, itu tidak berarti ia ingin berperang," ujarnya, namun mengatakan bahwa ia merasa tidak mungkin konflik akan berubah menjadi konflik yang panas.

"Saya ragu bahwa itu akan terjadi karena partai yang memulai perang semacam itu harus menghadapi konsekuensi," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4324 seconds (0.1#10.140)