Hamas: Eskalasi Israel di Tepi Barat Perkuat Perlawanan Palestina
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Pejabat senior Hamas, Abdel Hakim Hanini, mengatakan kampanye penangkapan, penggerebekan di kota-kota dan desa-desa oleh pasukan Israel, serta penghancuran rumah dan properti di Tepi Barat memicu perlawanan yang mengakar.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa (21/11/2023), Hanini mengatakan rezim kolonial Israel melakukan kejahatan-kejahatan ini dan meningkatkan frekuensinya dalam upaya putus asa menghilangkan perlawanan dan mencabutnya.
Hanini merupakan mantan tahanan yang dibebaskan pada tahun 2011. Dia menegaskan, “Tepi Barat tidak akan dilanggar dan akan mempertahankan perjanjiannya dengan Gaza, Yerusalem, Masjid Al-Aqsa yang diberkati, dan dengan masyarakat kami yang ingin mengekang penjajahan."
Dia meminta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem untuk merespons dengan kemampuan apa pun yang mereka miliki dan untuk terus memobilisasi serta tetap waspada dalam menghadapi rencana dan serangan pemukim.
Sejak 7 Oktober, sebanyak 201 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak, telah dibunuh pasukan pendudukan Israel.
Delapan orang lainnya, termasuk satu anak-anak, telah dibunuh pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang dijajah, termasuk Yerusalem Timur.
Pasukan apartheid Israel juga telah melukai 2.814 warga Palestina, termasuk 355 anak-anak. Sebanyak 74 warga Palestina lainnya terluka oleh pemukim ilegal yang beraksi dalam perlindungan tentara rasis Zionis.
Sejak 7 Oktober, sebanyak 143 rumah tangga Palestina yang terdiri dari 1.014 orang, termasuk 388 anak-anak, telah mengungsi di tengah kekerasan yang dilakukan pemukim Zionis dan pembatasan akses.
Rumah tangga yang mengungsi berasal dari 15 komunitas penggembala atau Badui, menurut UN OCHA.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa (21/11/2023), Hanini mengatakan rezim kolonial Israel melakukan kejahatan-kejahatan ini dan meningkatkan frekuensinya dalam upaya putus asa menghilangkan perlawanan dan mencabutnya.
Hanini merupakan mantan tahanan yang dibebaskan pada tahun 2011. Dia menegaskan, “Tepi Barat tidak akan dilanggar dan akan mempertahankan perjanjiannya dengan Gaza, Yerusalem, Masjid Al-Aqsa yang diberkati, dan dengan masyarakat kami yang ingin mengekang penjajahan."
Dia meminta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem untuk merespons dengan kemampuan apa pun yang mereka miliki dan untuk terus memobilisasi serta tetap waspada dalam menghadapi rencana dan serangan pemukim.
Sejak 7 Oktober, sebanyak 201 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak, telah dibunuh pasukan pendudukan Israel.
Delapan orang lainnya, termasuk satu anak-anak, telah dibunuh pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang dijajah, termasuk Yerusalem Timur.
Pasukan apartheid Israel juga telah melukai 2.814 warga Palestina, termasuk 355 anak-anak. Sebanyak 74 warga Palestina lainnya terluka oleh pemukim ilegal yang beraksi dalam perlindungan tentara rasis Zionis.
Sejak 7 Oktober, sebanyak 143 rumah tangga Palestina yang terdiri dari 1.014 orang, termasuk 388 anak-anak, telah mengungsi di tengah kekerasan yang dilakukan pemukim Zionis dan pembatasan akses.
Rumah tangga yang mengungsi berasal dari 15 komunitas penggembala atau Badui, menurut UN OCHA.
(sya)