Inggris Nyaris Kehilangan Kapal Selam Bersenjata Nuklir di Atlantik
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris hampir kehilangan salah satu dari empat kapal selam nuklir kelas Vanguard, karena peralatan utama kapal berusia puluhan tahun itu tidak berfungsi.
The Sun melaporkan hal itu pada Minggu (19/11/2023). “Bencana hampir terjadi ketika kapal selam yang dipersenjatai dengan rudal nuklir Trident II sedang bersiap memulai misi patroli di Atlantik,” ungkap laporan tabloid tersebut, tanpa mengungkapkan tanggal kejadian.
Menurut sumber yang berbicara kepada The Sun, indikator kedalaman di kapal Royal Navy telah rusak. Hal ini membuat para komandan percaya kapal selam tersebut telah berhenti turun, padahal sebenarnya kapal tersebut terus melaju lebih dalam.
“Kapal dengan 140 awak kapal dilaporkan hampir mencapai zona bahaya, di mana kapal tersebut akan hancur karena tekanan air jika bukan karena para insinyur yang melihat masalah tersebut melalui alat pengukur kedua di bagian belakang kapal selam,” ungkap laporan tersebut.
“Bukan tugas para insinyur untuk mengontrol kedalaman kapal selam tetapi mereka melihat seberapa dalam kapal selam tersebut dan menyadari ada sesuatu yang salah,” papar sumber tersebut.
Sumber itu menambahkan, “Masalah tersebut teridentifikasi pada kedalaman yang kita ketahui (kapal selam) dapat beroperasi, meskipun jika itu terus berjalan, tidak ada gunanya memikirkannya.”
The Sun mencatat mereka tidak dapat menyebutkan nama kapal selam atau kedalaman tidak aman saat tenggelam karena alasan keamanan.
Menurut tabloid tersebut, “Jika kapal selam tersebut terus turun, bencana seperti itu juga akan memicu misi penyelamatan yang sangat buruk untuk menemukan kapal rahasia tersebut dan reaktor nuklirnya sebelum pihak Rusia tiba di lokasi kejadian.”
Seorang juru bicara Royal Navy mengatakan kepada The Telegraph bahwa, “Meskipun kami tidak mengomentari rincian spesifik mengenai operasi kapal selam, keselamatan personel kami selalu menjadi prioritas utama.”
The Sun melaporkan hal itu pada Minggu (19/11/2023). “Bencana hampir terjadi ketika kapal selam yang dipersenjatai dengan rudal nuklir Trident II sedang bersiap memulai misi patroli di Atlantik,” ungkap laporan tabloid tersebut, tanpa mengungkapkan tanggal kejadian.
Menurut sumber yang berbicara kepada The Sun, indikator kedalaman di kapal Royal Navy telah rusak. Hal ini membuat para komandan percaya kapal selam tersebut telah berhenti turun, padahal sebenarnya kapal tersebut terus melaju lebih dalam.
“Kapal dengan 140 awak kapal dilaporkan hampir mencapai zona bahaya, di mana kapal tersebut akan hancur karena tekanan air jika bukan karena para insinyur yang melihat masalah tersebut melalui alat pengukur kedua di bagian belakang kapal selam,” ungkap laporan tersebut.
“Bukan tugas para insinyur untuk mengontrol kedalaman kapal selam tetapi mereka melihat seberapa dalam kapal selam tersebut dan menyadari ada sesuatu yang salah,” papar sumber tersebut.
Sumber itu menambahkan, “Masalah tersebut teridentifikasi pada kedalaman yang kita ketahui (kapal selam) dapat beroperasi, meskipun jika itu terus berjalan, tidak ada gunanya memikirkannya.”
The Sun mencatat mereka tidak dapat menyebutkan nama kapal selam atau kedalaman tidak aman saat tenggelam karena alasan keamanan.
Menurut tabloid tersebut, “Jika kapal selam tersebut terus turun, bencana seperti itu juga akan memicu misi penyelamatan yang sangat buruk untuk menemukan kapal rahasia tersebut dan reaktor nuklirnya sebelum pihak Rusia tiba di lokasi kejadian.”
Seorang juru bicara Royal Navy mengatakan kepada The Telegraph bahwa, “Meskipun kami tidak mengomentari rincian spesifik mengenai operasi kapal selam, keselamatan personel kami selalu menjadi prioritas utama.”