Mantan Kepala Intelijen Saudi Sebut Perang Gaza Jadi Titik Balik untuk Solusi Adil bagi Palestina
loading...
A
A
A
Ia juga menyoroti kemunafikan dan standar ganda di beberapa negara yang mengklaim sebagai “penjaga tatanan internasional berbasis aturan, demokrasi, hak asasi manusia, dan hukum internasional.”
Pangeran Turki, yang pernah menjadi diplomat utama Saudi di AS dan Inggris, mengatakan solusi konflik memerlukan pendekatan kolektif.
“Kita semua telah gagal dalam menyelesaikan masalah ini dan tanggung jawab ada pada kita semua untuk menemukan solusinya,” katanya. Dia menambahkan bahwa dunia lebih sadar akan penderitaan rakyat Palestina dan kekejaman pendudukan Israel yang terus berlanjut. .
Mantan duta besar Saudi itu juta mengatakan bahwa tidak ada kekurangan ide dan inisiatif untuk perdamaian tetapi “semuanya berhenti di pihak Israel karena dukungan yang tak tergoyahkan dari AS dan Eropa, oleh karena itu semua inisiatif menjadi sia-sia.”
Dia mengatakan “ilusi Israel, Amerika dan Eropa” untuk memperbaiki kehidupan Palestina di bawah pendudukan dan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab bukanlah alternatif dari apa yang dibutuhkan oleh perdamaian nyata.
Pangeran Turki mendukung seruan Bahrain untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional, di bawah kepemimpinan efektif AS, yang bertujuan untuk menemukan proses perdamaian yang kredibel.
Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002 masih dibahas dan menawarkan solusi jangka panjang bagi Palestina dan Israel, katanya. Inisiatif ini “menjadikan Israel sebuah negara yang integral dan normal di kawasan ini dan yang terpenting adalah membawa keadilan bagi rakyat Palestina dengan negara mereka sendiri.”
Pangeran Turki berharap nasib para tahanan Palestina juga dipertimbangkan dalam setiap negosiasi antara kedua pihak. “Bagaimana dengan nasib mereka? Apakah mereka juga akan dimasukkan dalam quid pro quo ini? Saya harap mereka akan dipertimbangkan dalam hal itu," tanyanya.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Pangeran Turki, yang pernah menjadi diplomat utama Saudi di AS dan Inggris, mengatakan solusi konflik memerlukan pendekatan kolektif.
“Kita semua telah gagal dalam menyelesaikan masalah ini dan tanggung jawab ada pada kita semua untuk menemukan solusinya,” katanya. Dia menambahkan bahwa dunia lebih sadar akan penderitaan rakyat Palestina dan kekejaman pendudukan Israel yang terus berlanjut. .
Mantan duta besar Saudi itu juta mengatakan bahwa tidak ada kekurangan ide dan inisiatif untuk perdamaian tetapi “semuanya berhenti di pihak Israel karena dukungan yang tak tergoyahkan dari AS dan Eropa, oleh karena itu semua inisiatif menjadi sia-sia.”
Dia mengatakan “ilusi Israel, Amerika dan Eropa” untuk memperbaiki kehidupan Palestina di bawah pendudukan dan menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab bukanlah alternatif dari apa yang dibutuhkan oleh perdamaian nyata.
Pangeran Turki mendukung seruan Bahrain untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional, di bawah kepemimpinan efektif AS, yang bertujuan untuk menemukan proses perdamaian yang kredibel.
Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002 masih dibahas dan menawarkan solusi jangka panjang bagi Palestina dan Israel, katanya. Inisiatif ini “menjadikan Israel sebuah negara yang integral dan normal di kawasan ini dan yang terpenting adalah membawa keadilan bagi rakyat Palestina dengan negara mereka sendiri.”
Pangeran Turki berharap nasib para tahanan Palestina juga dipertimbangkan dalam setiap negosiasi antara kedua pihak. “Bagaimana dengan nasib mereka? Apakah mereka juga akan dimasukkan dalam quid pro quo ini? Saya harap mereka akan dipertimbangkan dalam hal itu," tanyanya.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(ahm)